20. Curiga

32 45 0
                                    

"Waffiq, sini dulu."

Waffiq yang sedang meneguk air putih di dapur itu langsung menuju ke ruang tamu saat Bunda nya memanggil. Disana ada Bunda nya serta Ayah nya yang menunggunya dengan muka serius.

"Kenapa, Bun?" Waffiq duduk di hadapan orang tuanya, masih dengan sebuah gelas di genggamannya.

"Gimana keputusanmu?" tanya Ayah Waffiq.

"Tunangan sama Saskia?

Nggak tau." Waffiq mengalihkan pandangannya kearah lain, Ia sangat malas membicarakan hal ini.

"Nggak tau gimana? Ayah udah kasih kamu waktu buat berpikir, kan?"

"Aku masih sekolah, Yah." Waffiq sedikit meninggikan suaranya.

"Udah tau masih sekolah, tapi malah ngelakuin hal kayak gitu. Pantas kamu?" suara Ayah Waffiq ikut meninggi.

"Aku udah bilang kalau bukan aku yang mau, Yah. Saskia yang mulai."

"Jangan nuduh yang nggak-nggak kamu, Waffiq. Saskia anak baik yang polos begitu kamu bilang mulai duluan?

Ngaku aja kalau memang kamu yang ngajak, Bunda sama Ayah nggak akan marah asal kamu terima pertunangan itu nanti." ujar Bundanya.

"Ayah sama Bunda lebih percaya Saskia di banding aku? Aku anak Ayah sama Bunda.

Saskia juga nggak hamil, buat apa, Bun?"

"Tapi kamu udah kurang ajar sama Saskia, Fiq! Bunda nggak pernah ajarin kamu buat kayak gitu, apalagi ke Saskia? Gila kamu, ya? Dari kecil kalian udah sama-sama loh, Fiq? Tega kamu?"

"Udah aku bilang bukan aku yang minta, Bun!" Waffiq membentak Bundanya, namun Ia langsung menunduk setelah itu.

"Udah berani kamu bentak Bunda mu?!" Ayah Waffiq menginterupsi.

"Tanggung jawab, cuma itu yang Ayah sama Bunda minta. Kamu laki-laki, harus berani tanggung jawab. Papa Saskia udah tau, Fiq. Kamu tau nggak seberapa malunya Ayah?

Kalian juga nggak akan tunangan sekarang, nanti kalau kalian udah sama-sama lulus, udah sama-sama dewasa. Kalau sekarang pikiran kalian memang masih sempit, lambat laun pasti semuanya di terima." ujar Ayahnya.

"Aku nggak suka sama Saskia, Yah. Ayah mau aku tunangan sama orang yang nggak aku cinta?"

"Cinta bakal datang sendirinya nanti, Fiq. Saskia anak baik-baik, pendidikannya bagus, moral nya bagus, cantik. Kurang apa dia buat kamu?" ucap Ayahnya lagi.

Waffiq berdiri dari duduknya, "Ayah sama Bunda nggak akan ngerti apa yang aku rasain. Kalian cuma percaya sama Saskia."

Setelah mengatakan itu, Waffiq pergi darisana menuju kamarnya. Ia mengabaikan panggilan Ayah dan Bundanya yang memanggilnya berkali-kali.











































"Azzam, lo kenapa sih? Diem mulu."

Ella yang merasa ada yang aneh dengan Azzam itu akhirnya buka suara. Sekarang sedang jam istirahat, dan mereka makan bersama di kantin. Ini sudah menjadi kebiasaan mereka beberapa minggu terakhir.

"Di ancam sama pacar cewek yang lo gombalin di parkiran semalem?" Desta ikut nimbrung.

"Tolol, ada Kayla malah di bongkar." Waffiq yang sedang di suapi nasi goreng oleh Ella berucap.

"Desta bohong." Azzam langsung memegang tangan Kayla yang sedang melahap makanannya itu.

"Yaudah, emang kenapa?" Kayla  menyingkirkan tangan Azzam.

Vina menatap kedua orang itu bergantian, "Makanya jadian." ujarnya.

"Kayak situ jadian aja." Azzam berucap sangat pelan, kalau Vina dengar Ia tidak akan makan siang hari ini dan berakhir ngos-ngosan karena di kejar Vina ke seluruh penjuru sekolah.

"Lo mikirin apaan?" Waffiq bertanya kembali.

"Nggak, lagi berteori aja." jawab Azzam.

"Teori apaan?" tanya Kayla lagi sambil meminum es teh nya.

"Eee... Mmm...

Pak Gamal. Iya, Pak Gamal sama Bu Feby maksud gue." Azzam menjawab dengan ragu.

"Perasaan Pak Gamal sama Bu Feby  udah jarang kelihatan bareng lagi habis gosip nyebar waktu itu." Vina berucap.

"Pak Gamal nyuruh anak PMR nggak, sih? Kemarin gue gosipin Pak Gamal sama Bu Feby bareng temen-temen OSIS gue didekat anak PMR, langsung di sinisin terus mereka bilang jangan ikut campur urusan orang." ujar Raffi.

"Emang iya, Raf?" Vina menatap Kayla.

"Nggak tau, suruhan nya anak PMR yang inti doang kali, gue kan bukan inti." jawab Kayla.

Sedangkan Azzam sudah mengelus dada karena Ia berhasil mengganti topik pembicaraan. Kenapa Ia diam daritadi?

Jawabannya, saat mereka ke kantin, Azzam yang kalah suit harus memesan makanan untuk mereka. Saat sedang menunggu sang penjual, mata Azzam  tak sengaja menatap dua orang yang janggal akhir-akhir ini menurutnya.

Yap, Saskia dan Satya. Couple goals tahun lalu yang membuat satu sekolah iri. Saskia yang cantik dan Satya yang tampan serta populer berpacaran adalah combo yang sangat menakjubkan kala itu.

Namun beberapa bulan setelahnya, desas-desus Satya selingkuh mulai bertebaran. Semuanya mulai beramsumsi tentang siapa selingkuhan itu, juga menaruh atensi dan rasa kasihan pada Saskia. Lalu mereka berdua di kabarkan putus, dan Satya berpacaran lagi dengan teman satu kelasnya.

Namun, beberapa minggu terakhir, Azzam menangkap sesuatu yang janggal. Acara menguping Azzam  waktu itu menjadi tanda tanya besar untuk dirinya sendiri.

Apa benar Saskia dan Satya balikan? Jika iya, kenapa tidak di publish? Tak lama setelah hari menguping itu juga, Satya dan pacarnya di kabarkan putus.

Azzam sang lambe turah sejati akhirnya mulai berteori, namun Ia tidak ingin memberitahu teman-temannya yang lain. Biarkan ini jadi topik hangat dan bahan konspirasi untuk dirinya saja. Nanti ada kala nya Azzam mengungkapkan ini, sekarang saatnya menunggu plotwist.

Tadi, Saskia dan Satya tampak ingin menghampiri kantin bersama. Namun ketika melihat kantin yang ramai tidak seperti biasanya, juga Saskia melihat ada Azzam disana yang juga sedang menatap mereka berdua. Maka dari itu kedua orang itu berputar balik dan tidak jadi menghampiri kantin.

"Tapi... Kalian tau nggak Pak Gamal ternyata udah punya tunangan?" Kayla  mengecilkan suaranya.

Kelima orang yang ada disana membelak, "Maksud lo?!"

Be Your Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang