16. Taman baru

41 46 3
                                    

"Aesthetic banget disini, kak."

Ella menghirup kuat-kuat aroma taman ini. Banyak sekali bunga bermekaran yang baru tumbuh memanjakan indra penciumannya. Aril hanya tersenyum melihat tingkah Ella.

"Serius, kak! Cantik banget bunga-bunganya." girang Ella berlarian sambil memotret bunga-bunga disana dengan ponselnya.

Senyum Aril semakin melebar. Ia mengeluarkan ponselnya dan ikut mengabadikan momen. memotret Ella maksudnya.

"Cantik ya, Bunga-bunganya. kak." ucap Ella.

Aril mengangguk. "Iya, cantik." jawabnya. namun netranya hanya fokus menatap sang Ella dihadapannya yang sedang fokus melihat hasil potret nya barusan.

Aril begitu merindukan gadis ini. barang melihatnya berjam-jam pun. rasa rindunya masih belum punah jua.

"Duduk disitu mau nggak?" tanya Aril sambil menunjuk bangku berwarna putih yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Ella mengangguk dan berlari duluan ke bangku itu. Aril terkekeh. lagi-lagi kelakuannya Ella mampu membuatnya gemas.

Mereka duduk berdampingan. suasana entah mengapa mendadak menjadi canggung. keduanya hanya sesekali bertatapan sambil melempar senyum.

"Habis ujian kakak lulus.ya?" tanya Ella memecah keheningan yang tercipta.

"Iya, nggak nyangka bakal secepat ini." balas Aril.

"Kakak lulus, Aku udah nggak bisa ketemu kakak lagi dong." Ella berucap sambil menekuk bibirnya.

Aril terkekeh melihatnya. "Iya, terus kamu jadi kakak kelas."

"Nggak enak kelas 12. Jadi makin banyak praktiknya."

"Gantian dong sama yang lain." jawab Aril masih dengan kekehannya.

Aril menghela napasnya berat. jujur sebenarnya. Ia juga ada tujuan tertentu mengajak Ella kemari. Namun Aril binggung. akankah ungkapannya menjadi sesuatu yang baik atau buruk.

"Aku kayaknya salah ngomong ini. tapi masih ada yang belum selesai di kita. Laila."

Ella yang mendengar itu menatap Aril bingung. "Maksudnya, kak?"

"Tentang aku yang suka kamu.

Kamu nggak lupa itu kan."

Ella tercekat untuk beberapa saat. Ia mengira Aril tidak akan membahas ini lagi setelah Ia mengonfirmasi hubungan asmaranya dengan Waffiq.

"Aku nggak bakal nembak kamu kok. Aku tau kamu udah jadi pacar Waffiq sekarang.

Tapi aku mau minta maaf karena kamu jadi punya beban waktu aku Confess tiba-tiba. padahal kamu lagi dekat sama Waffiq." ucap Aril. Ia tersenyum tipis.

Seharusnya aku yang minta maaf sama kakak. Nggak lama sehabis kakak Confess. Aku malah jadian sama Waffiq. Aku minta maaf ya, kak." Ella dengan tatapan sendunya saat mengatakan itu.

"Kamu nggak salah. perasaan memang kadang susah diatur. maafin aku yang terlanjur suka.

Hati kamu untuk siapa itu hak kamu. kamu yang atur. Aku harus terima kalau hati itu berunjung milih aku atau nggak.

Sama juga kayak hati aku. tapi bedanya. hati aku pergi ke orang yang nggak tepat. dan itu salah. Aku yang nggak bisa kontrol ke siapa perasaan ini datang.

Maaf ya, Laila."

Suasana mendadak semakin sendu, tatapan Ella yang sayu menginterupsi seberapa canggung nya keadaan ini. Ella memegang tangan Aril dengan lembut, Ia sangat merasa bersalah pada sosok di hadapannya ini.

Be Your Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang