"Najis, najis, najis!"
"Kenapa lo?"
Ella dan Vina menatap heran kearah Kayla yang masuk kedalam kelas sembari misuh-misuh. Jarang sekali mereka mendengar Kayla misuh-misuh seperti ini.
Kayla menarik sembarang kursi entah milik siapa, lalu duduk dihadapan Ella dan Vina. "Gue digodain sama itu siapa, Vin? Temen kak Aldi itu! Siapa namanya, sih?!"
"Siapa anjir?" bingung Vina.
"Ra, Rambutan, masa, Ra Ra. Itu lah pokoknya!"
"Raffi?" tanya Vina lagi.
"IYA DIA!"
"Buset, Kay." Ella menutup telinganya karena teriakan Kayla.
Sedangkan Vina malah tertawa terbahak-bahak, tidak menyangka korban Raffi sampai ke circle pertemanannya juga. "Kan, memang biasa gitu. Lo jangan ambil hati, lah."
"Bukan itu masalahnya!
Dia godain gue di gerbang masuk sial! Terus anak-anak yang lain pada bersorak pora. Kan bangsat orang-orang kayak gitu."
Kayla melempar tasnya dengan kasar ke kursi yang berada disamping kursi Ella, yang tak lain dan tak bukan adalah kursinya.
"Habis ini siap-siap ada rumor, Kay."
"Rumor apa? Orang dia biasa gitu kok, nggak pernah ada rumor apa-apa."
"Rumor pemenang olimpiade FiSIKA SMK Ar-rahmah digodain Arraffi sang buaya."
Vina tertawa karena ucapan Ella, begitupun Ella yang juga ikut tertawa namun memeluk Kayla setelahnya karena takut temannya itu marah padanya.
"Males gue sama lo pada! Malu nih gue anjir!" Kayla duduk di kursinya setelahnya kerena bell masuk telah berbunyi.
Ella terkekeh karena Kayla yang biasanya semangat disaat pelajaran Matematika mendadak diam karena bad mood dengan kejadian yang menimpanya.
Memang sebagian cewek-cewek di Arrahmah ini mempercayai sekte terkena sial sehabis di gombalin Raffi. Tidak semuanya, banyak juga yang bahkan mengemis untuk di gombal. Yang menganut sekte itu biasanya cewek-cewek pintar atau memang sudah muak dengan kelakuan Raffi si anak Basket itu.
"Duh, kaki gue nih nggak bisa di tahan buat cabut." bisik Vina pada Kayla.
"Cabut, yuk?"
"Laila mana mau."
Kayla akhirnya menoleh kearah Ella yang sedang mencoret-coret tak jelas buku tulis halaman belakangnya.
"Laila." bisik Kayla.
Laila yang biasa dipanggil Ella itu menoleh kearah Kayla dan hanya menatapnya saja menunggu ucapan Kayla selanjutnya.
"Cabut?
Please..."
"Yuk."
"Astaga? kesambet apaan lo?"
Seperti biasa, mereka melakukan strategi andalan. Vina yang pertama izin ke toilet, di susul oleh Kayla semenit setelahnya.
Bertemu di toilet dan berjalan bersama menuju kantin atau halaman belakang sekolah yang terdapat banyak tempat duduk disuguhi bunga-bunga dan pohon disekitarnya.
"Kalian nggak kapok apa di jemur dilapangan sama bu Feby." ucap Ella.
Kayla lantas menoleh kearah Vina. "Bener tuh Vin, gak usah aja." lirih Kayla.
"Bentar lagi juga istirahat kan." balas Ella.
Jam istirahat telah tiba.
Setelah membeli jajanan di kantin, mereka bertiga berjalan kearah lapangan sekolah. Menuju tempat duduk berbentuk lingkaran yang biasa mereka sebut sebagai basecamp jika di sekolah. Tempat duduk itu berada di bawah pohon, jadi mereka tidak terkena panas jika duduk disana. Itulah alasan mengapa Ella, Vina, dan Kayla memutuskan untuk duduk disana setiap istirahat atau jamkos.
Beberapa langkah menuju ke meja itu, langkah mereka bertiga terhenti ketika melihat ada tiga orang asing lainnya yang duduk disana. Kayla sudah naik pitam saat melihat hal itu, jika tidak ditahan Ella, mungkin Kayla sudah menuju kesana untuk melabrak orang yang duduk itu.
"Gimana? Ada orang."
"Halah! Usir aja!" bentak Kayla.
"Lo yang usir, Vin." Ella menyenggol Vina.
"Kok gue?"
"Anak Basket semua, kan itu? Itu yang dipinggir kiri kan ketuanya. Lo kan wakilnya, masa nggak berani?"
"Kayla aja."
"Berani nih gue ngusir."
Vina baru akan menahan Kayla, tetapi Kayla yang sudah tersurut emosi dengan cepat berlari menuju meja itu. Vina yang mendengar teriakan Kayla setelahnya menginjak kaki Ella.
"Jangan Kayla Astaga! Udah tau dia lagi emosi, panjang ntar urusannya."
Ella hanya menggaruk tengkuk nya, "Sorry Dorry, ayo susul Kayla!" ucap Ella lalu menarik Vina ke meja itu.
"BUAT GUE EMOSI TERUS LO!" teriak Kayla pada Raffi.
Kayla baru akan marah lagi, namun tiba-tiba mulutnya dibekap dari belakang, Ella pelakunya.
"Sorry, sorry. Kayla emosi gara-gara di gombalin Raffi tadi pagi, sekarang tempat duduk kami di ambil. Jadinya dia nge-reog deh."
Ella yang mendengar itu melepas tangannya pada mulut Kayla, lalu menyenggol Vina. "Kayla emosi aja jadi gitu, maaf maaf."
"Ngapain minta maaf? Emang-"
"Udah, ayo!"
Ella ingin menarik tangan Kayla, namun dihempas, membuat Ella pasrah akhirnya dan beralih ke belakang Vina.
"Pergi nggak lo berempat?! Gue mau duduk disini!"
"Emang punya lo nih kursi?!" balas Raffi tak kalah nge-gas.
"Bisa gue beli! Gue beli hari ini ke kepsek! Apa lo! Apa lo! Apa lo!" teriak Kayla mendorong bahu Raffi.
"Kay, udah..." Vina memeluk sebelah lengan Kayla karena di tatap tajam oleh Waffiq, si ketua ekskul Basket. Bisa-bisa Ia di marahi habis-habisan setelah ini.
"Pergi nggak lo semua!" teriak Kayla lagi.
Salah satu dari mereka yang duduk diujung kanan berdiri sambil menenteng botol kaleng soda di tangannya. Ia pergi darisana begitu saja tanpa mengucap apapun. Disusul Waffiq dan Desta setelah itu.
"Ambil tuh kursi! Ambil tuh!" teriak Raffi lalu buru-buru berlari darisana mengejar kedua temannya. Juga mengambil buku dan kotak pensil di meja itu dengan cepat. Takut diteriaki Kayla lagi.
Kayla tebak, mereka berempat pasti disuruh keluar karena tidak mengerjakan tugas, maka dari itu banyak buku-buku berserakan disini.
Kayla baru akan teriak lagi, namun tidak jadi karena elusan tangan Vina pada lengannya.
"Kay, nyawa gue habis ini melayang, Kay." pasrah Vina.
Mereka bertiga duduk disana, masih dengan Kayla yang mengatur nafasnya. "Gue emosi banget. Sorry, Vin. Nanti kalau dimarahin Desta, panggil gue aja. Kan gue yang marah-marah, bukan lo."
"Lo marah kan gara-gara kelakuannya Raffi,.Awas aja kalau si Waffiq marahin gue ntar, orang temennya yang salah."
Kayla menatap Ella, menyenggol lengan gadis itu karena diam saja daritadi. "Kok diem lo?" tanya Kayla yang membuat Vina juga menoleh kearah Ella.
Ella hanya menggelengkan kepalanya, "Ayo makan." ucapnya.
Start: 27 April
Publish: 3 oktober
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Side
Roman pour Adolescents[END] Hanya kisah cinta seorang remaja, yang berunjung dengan dua pilihan.