🗓 5 months later...
Hidup berjalan seperti biasanya sekarang. Walau dengan kenangan buruk, namun bukan berarti itu menjadi penghalang kita untuk memperbaiki kehidupan.
Baik Ella maupun Waffiq, masih sama-sama menjalani hari-hari seperti biasa, melewati kelas 11 hingga saat ini mereka menduduki bangku kelas 12.
Memang tidak sebahagia yang di rencanakan saat bersama. Dimana banyak janji-janji yang mereka buat berdua untuk tiba nya hari ini.
Namun apa boleh buat? Semuanya sudah terjadi. Jika keadaan tidak bisa diubah, maka ubahlah pikiran kita terhadap keadaan tersebut.
"Udah tau Saskia pindah sekolah belum?"
Kayla yang baru saja sampai di kelas itu langsung terburu-buru menghampiri Ella dan Vina yang tengah berbincang ringan.
Dan kebetulan hanya Ella dan Vina saja yang sudah datang.
"Pindah? Nggak sekolah lagi kali maksud lo." celetuk Vina malas.
"Gila, lo update banget, Vin." ujar Kayla sembari ikut memakan cemilan yang berada di atas meja Ella.
"Tapi kok nggak kesebar ya gosipnya?Dia sering nggak masuk berminggu-minggu, terus sekarang keluar dari sekolah." Kayla bertanya kembali.
"Kasihan lah kalau kesebar." balas Ella.
"Waffiq masih bisa sekolah sampai tamat disini, dia nya nggak." Vina menghela napasnya.
"Yaudah lah, urusan keluarga mereka juga. Yang penting Laila Nurkhasanah bisa dapatin cowok yang lebih baik lagi." Kayla menangkup wajah Ella, di ikuti Vina yang juga merangkul gadis itu.
"Contohnya cowok bernama Syahril Sh... Sh apa namanya?" Vina berpikir keras.
Ella menghempas tangan Kayla yang menangkup pipinya, "Syahril Shidiq." jawab Ella.
"Cie... Kok tau?" ledek Kayla setelahnya.
"Emang naksir dia kayaknya, Kay." Nurul ikut meledek.
"Nggak, ya!" tolak Ella tak terima.
"Waffiq akhir-akhir ini jarang nge-Basket gue lihat, Vin?" Kayla mengalihkan pembicaraan. Ia hanya merasa bingung setiap menemani Azzam latihan, yang memimpin adalah Vina, bukan Waffiq.
"Lagi kacau banget tuh anak. Gue maklum aja, jadi dia pasti bingung banget." jawab Vina.
"Ya, nggak bisa gitu dong. Masa lepas tanggung jawab, nggak professional banget." Kayla mengela lagi.
"Kasihan, Kay. Lo kalau lihat dia pasti miris. Dia temen gue juga, bukan cuma sebatas wakil ketua. Jadi, apa salahnya gue bantu." ujar Vina lagi.
Kayla menganggukkan kepalanya saja, Ia menyandarkan bahu pada senderan kursi lalu menghela napas dan berkata, "Udah kelas dua belas aja kita. Tiga tahun bareng-bareng sama lo berdua muak juga ternyata." candanya.
"Jauh-jauh lo." Ella menatap sinis Kayla yang sudah tertawa di hadapannya.
"Gue mau sekelas sama Azzam." Kayla menekuk bibirnya sok sedih.
"Lo berdua mending buat kelas sendiri aja sana, isi nya lo sama Azzam doang." celetuk Vina.
"Emang bisa? Kalau bisa, gue buat sekarang."
Ella menggeleng-gelengkan kepalanya, "Azzam zombie, ya? Otak lo di makan sama dia dah kayaknya."
Seorang perempuan dengan perut yang tidak begitu besar berjalan pulang setelah membeli beberapa keperluan pangan dari supermarket.
Kandungannya sudah masuk usia 7 bulan, namun karena faktor hormon perut nya belum terlalu kelihatan jelas. Ia memakai masker takut-takut ada yang mengenali parasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Side
Teen Fiction[END] Hanya kisah cinta seorang remaja, yang berunjung dengan dua pilihan.