Laila membuka pintu utama rumahnya Ia habis membeli makanan di minimarket, setelah memasukkan kunci diknop pintu. Ella segera masuk kedalam, Ella hanya tinggal berdua bersama ibunya, Ayahnya bekerja di luar kota. jadi Ella sudah terbiasa dirumah sendirian dikala ibunya belum pulang bekerja.
Rumah Ella ini juga menjadi basecamp. Nurul dan Anisa adalah tipe-tipe teman yang baru datang langsung ambil piring terus buka rice cooker.
Ella meraih tas ranselnya, kemudian membukanya Ia mendapati secarik kertas berwarna putih. "Apaan banget sumpah ni orang." monolognya.
Saat kejadian Kayla meneriaki Raffi tadi sepulang sekolah. Waffiq si ketua Basket. sebelum pergi, dia menaruh secarik kertas ke dalam tas ransel milik Ella. Ella sempat kaget, baru akan menegur Waffiq tetapi orangnya sudah pergi duluan. Vina dan Kayla tidak mengetahui hal itu karena Ella berada di belakang Vina saat itu.
'Montok amat, neng. Bisa kali. 0810987654321'
"Satu circle nggak ada yang bener. Eh, ada satu. Yang duluan pergi siapa namanya, ya?" Ella mengehela napas sambil melempar tubuhnya berbaring di sofa.
"Ganteng banget, pendiem juga. Kayaknya dia deh yang paling waras." monolog Ella lagi.
Ella tersentak ketika bahu nya di tepuk seseorang dari belakang. Ia sedang membersihkan ruangan kelas sendirian karena Ia telat datang saat piket. Ia juga hanya membereskan beberapa meja dan menyusun kursi ketempat-tempat semula.
Ella menoleh kebelakang, melihat siapa pelaku yang menepuk bahunya. Ketika melihat orang itu, Ella sontak memundurkan langkahnya.
"Kenapa?" tanya orang itu.
"Gue yang harusnya nanya lo, ngapain disini?"
Orang itu mengernyit. "Emang kenapa, nggak boleh gue dateng ke kelas lo?" tanya Waffiq. namun tak dihiraukan oleh Ella, Ia kembali menata-nata meja yang tidak tertata rapi.
Ella baru akan berjalan mengambil Sapu, tetapi tiba-tiba tangannya di tarik, "Kenapa nggak nge-chat gue semalam?"
"Harus banget?"
"Harus. Kan, gue udah kasih nomor gue ke lo."
Yap, orang itu tak lain dan tak bukan adalah Waffiq. Orang yang menyelipkan secarik kertas berisi kata kurang ajar dan nomor telepon disana.
"Buat apa gue nge-chat lo? Kita nggak kenal."
Waffiq berdiri dari duduknya, dengan jersey Basket khas SMK Ar-rahmah, dan peluh di keningnya. Ia menatap lekat Ella, membuat gadis itu memalingkan pandangannya karena tatapan Waffiq yang mengintimidasi.
"Raden Bagus Muhammad Muuwaffiq Alwy, ketua tim Basket Redumption." ucapnya sambil menjulurkan tangan.
"buset namanya panjang amat."
Ella awalnya diam saja, namun Ia berpikir jika dirinya terus seperti ini, maka Waffiq akan semakin lama disini. Jadi dengan berat hati Ella harus merespon ini agar Waffiq segera pergi.
Ella menjabat tangan Waffiq, "Laila, bisa dipanggil Ella."
"Temennya Vina, kan?"
Ella hanya mengangguk mendengar ucapan Waffiq.
"Udah kenal, kan sekarang? Berarti lo harus chat gue nanti."
Ella ingin melepas tangannya, namun Waffiq menahan tangan mereka. Membuat Ella panik dan menarik tangannya lebih kuat. Namun nihil, tangan mereka tak terlepas, Waffiq malah menggenggam tangan itu lebih erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Side
Genç Kurgu[END] Hanya kisah cinta seorang remaja, yang berunjung dengan dua pilihan.