10. Bukan dia, tapi aku

48 48 0
                                    

waffiq temen basketnya vina

Dimana?

apa nya?

Dimana-mana hatiku senang

apasih

Ya lagian di tanya dimana malah jawab apanya

di belakang nonton kayla azzam pacaran

Mereka nggak pacaran

bener juga

Masih pelatihan anak baru Nanti kesana
Ditunggu ya, Laila

iya di tungguin ya, waffiq

Apasih, nggak jelas

elo yg nggak jelas

Setelah berkirim pesan singkat dengan Waffiq, Ella menutup ponselnya. Lalu lanjut memperhatikan Kayla dan Azzam yang sedang bermain skateboard. Lebih tepatnya Azzam yang bermain, Kayla yang merecoki.

Sekarang sudah jam tujuh malam. Rata-rata kegiatan ekskul sudah selesai semua. Kecuali Waffiq, tidak semua anak Basket. Buktinya Azzam ada disini. Mungkin anggota inti saja.

Ella terkejut ketika tiba-tiba ada eksistensi seseorang duduk di sebelahnya. Namun Ella dengan cepat bersikap normal dan tersenyum pada orang itu.

"Kak Aril," sapa nya.

"Aku ganggu, ya?" tanya Aril.

Ella menggelengkan kepalanya, "Nggak kok, Kak." jawab Ella.

"Gimana? Training camp nya seru, nggak?" tanya Aril berusaha membuka topik pembicaraan.

"Seru banget. Rasanya pengen tiap hari kayak gini."

"Emang nggak capek?"

"Capek, sih. Tapi lebih mending gini daripada belajar."

Aril terkekeh mendengar jawaban Ella. Tetapi jika di pikirkan kembali, ada benarnya juga.

"Ell, gue sama Azzam kesana, ya!" teriak Kayla yang hanya dibalas anggukan dan acungan jempol oleh Ella.

Setelah kepergian Kayla dan Azzam, keduanya hening. Tidak ada yang berani memulai bicara. Ella menghela napasnya, mencoba menghilangkan rasa gugup yang melanda.

"Kak, aku..."

"Aku nggak mau nanya itu, Laila." Aril berujar dengan sangat lembut sambil menatap netra Ella dengan tulus, Ia tau apa yang akan Ella katakan.

"Tapi Kakak pasti mau tau."

"Aku nggak mau tanya itu ke kamu sekarang. Aku terlalu terburu-buru dan kebawa suasana waktu itu. Aku nggak pikir panjang gimana nasib hubungan baik kita kedepannya kalau aku bilang tentang itu.

Aku minta maaf, Laila."

Ella menggelengkan kepalanya, "Kakak nggak salah. Wajar kalau Kakak pengen aku tau perasaan Kakak yang sebenarnya.

Tapi sekarang, Kak... Aku..."

"Ngapain lo?"

Ella dan Aril sama-sama menoleh kebelakang. Disana ada Waffiq dengan muka datarnya menatap keduanya dengan tatapan sengit.

Be Your Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang