▸ 08

195 32 1
                                    

Jisung bersyukur, pindah ke Korea membawa keberuntungan untuknya. Lingkungan sekolah yang baik dan terus mendukung Jisung.

Beruntung juga Jisung berteman dengan Felix, pikirnya jika tak ada Felix, mungkin dirinya tak akan menjadi seorang trainee saat ini.

Tapi, kenapa harus bertemu Minho kembali? Lebih mengejutkan bocah gempal yang dia ganggu dulu adalah seorang CEO. Sungguh Jisung malu, dia sangat malu saat berhadapan dengan Minho, malu mengingat betapa kasarnya Jisung dulu. Dan kenapa nyalinya menciut ketika bertemu Minho, Jisung benci.

"Mama lagi masak apa?"

Tanya Jisung basa basi, sejujurnya dia ingin memberitahu bahwa Minho ada di sini

"Mama bikin sup, enak dimakan dingin-dingin gini"

Jisung mengangguk, mendudukkan bokongnya di kursi dapur. Ingin bercerita namun bibirnya masih kaku, jadi Jisung urungkan.

"Ma, mama inget Minho ngga? Tiba-tiba Jisung keinget, dia sekarang dimana ya"

"Inget dong, anak gemes yang dulu selalu ngintilin kamu"

Mama Han menyajikan semangkuk sup untuk putranya dan ikut duduk

"Mama ngga tau dek, tapi katanya Minho pindah lagi ke Jepang setelah kurang lebih setahun kita pindah kesini"

"Kayanya kalau sekarang kalian ketemu, pasti Minho lebih tinggi dari kamu, biasanya yang muda malah lebih bongsor. Liat kamu tuh, mama rasa ngga tumbuh-tumbuh"

Sial, apa yang dikatakan mamanya memang benar, sekarang tubuh Minho terlihat lebih kekar dan lebih tinggi dibanding Jisung. Padahal dulunya bocah itu hanya sebatas dadanya.

"Ih mama apaan si, Jisung udah gede tau"

Mama Han tertawa melihat Jisung merajuk, bibirnya mengerucut lucu. Wajah Jisung sedari dulu tak pernah berubah, selalu tampan dan menggemaskan di saat yang bersamaan.

~~••~~

"Sayang, aaa~"

"Aamm, mm selalu enakk"

Seungmin terkekeh gemas melihat tingkah Jisung, kekasihnya itu maniak cheesecake. Kue keju itu tak pernah absen setiap kemanapun keduanya berkencan.

Setelah mendengar kabar bahwa Jisung berhasil lolos audisi, besoknya Seungmin mengajak Jisung bermain menghabiskan waktu luangnya seharian untuk kekasih mungilnya.

"Ji sayang, kalau misal aku pergi lamaa banget, kamu tetep sama aku?"

Jisung mengangguk tanpa ragu

"Huum! Mau sama seungmin terus"

Jisung kembali lanjutkan menyantap cheesecake kesukaannya, dengan pipinya menggembung lucu.

Seungmin menatap Jisung sendu, ia berharap Jisung selalu bersamanya hingga maut memisahkan keduanya.

Minggu depan Seungmin akan pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan, ingin memberitahu Jisung, tapi dia tak mau merusak suasana. Pasti Jisung akan sedih nanti, dia ingin Jisungnya tersenyum senang seharian ini.

"Lagian aku juga uda biasa kokk, Ji ngerti Seungmin, jadi Ji bakal selalu nunggu Seungmin"

Hati Seungmin berdenyut nyeri, dirinya merasa sangat bersalah karena membuat kekasih manisnya sering kesepian.

Seungmin meraih tangan Jisung, mengecupnya lembut

"Maaf, aku udah gagal jadi pacar kamu. Aku resign aja apa ya biar sama kamu terus"

"Seungmin ngomong apasii, aku ngga suka ya, aku ngga mau jadi penghalang kamu buat sukses. Maaf kalau perkataanku barusan nyakitin kamu, tapi ga ada yang perlu dikhawatirin, selama kita bareng-bareng kita baik-baik aja, kan?"

Seungmin semakin mengeratkan genggamannya, mencium kembali tangan lembut sang pujaan

"Sure sayang, sama-sama terus ya"

Pembahasan singkat itu mereka lupakan, Seungmin dan Jisung kembali menikmati waktu berdua hingga malam tiba.

"Entah kenapa rasanya sakit Ji, kaya sesuatu yang buruk bakalan terjadi"

~~••~~


Hari ini hari keenam Jisung menjalani pelatihan, baru berjalan satu minggu tapi cukup melelahkan bagi Jisung. Selama seminggu ini Jisung menjadi lebih jarang menghabiskan waktu di rumah, menonton anime, dan semakin jarang berkabar dengan Seungmin.

Baru satu minggu Jisung sudah rindu, terkadang ada rasa ingin menyerah, tetapi dia sudah berjalan hingga titik ini, dia tak mau perjuangannya sia-sia.

Klek

"Huh? apaan nih kok ada susu di loker gue?"

Jisung mengerutkan dahinya, saat membuka loker langsung disuguhkan sekotak susu. Jisung selalu mengunci lokernya, dia pun yakin tak membeli susu ini.

Lalu mata Jisung melihat selembar sticky note

" Kak Ji masih suka susu coklat pisang kan? gue sengaja bawain buat lo kak biar lo semangat lagi. "

- Minho

Jisung tak mengerti, kenapa bocah itu masih mengingatnya, padahal 12 tahun sudah berlalu.

"Minum aja lah, mayan gratis"

Jisung keluar dari gedung, berjalan ke parkiran lalu pergi dengan motornya.

Tak jauh dari sana Minho memperhatikan Jisung, niatnya ingin mengajaknya pulang, tapi sayang pemuda tupai itu membawa motor sendiri.

"Gue harus dapetin lo apapun caranya, kak. Ga peduli meski lo punya pacar"


.
.

❛ 𝐃 𝐈 𝐒 𝐒 𝐄 𝐌 𝐁 𝐋 𝐄 ❜

𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆

Dissemble [ MinSung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang