▸ 22

159 27 1
                                    

Kini Jisung menjalankan hari-harinya seperti biasa, berangkat subuh dan pulang malam, terkadang hingga waktu dini hari untuk latihan dan latihan. Jisung menikmati itu semua tanpa gangguan, tak ada lagi Seungmin yang mengusiknya selama sekitar empat bulan ini. Juga perasaan Jisung kepada Seungmin sudah pergi entah kemana. Menurut Jisung, terbiasa karena waktu itu nyata.

Minho dan Jisung, keduanya memiliki kesibukan masing-masing. Jisung yang semakin serius, begitu pula Minho yang notabene pemimpin perusahaan. Di usia yang terlalu muda ini tentu lebih produktif karena dirinya masih seorang pelajar. Banyak teman Minho atau penggemarnya terkagum, bagaimana bisa Minho se-jenius itu. Minho benar-benar memanfaatkan masa mudanya dengan baik.

Berbeda dengan Minho, dirinya menginginkan kehidupan mahasiswa normal. Menginginkan dimana orang seusianya bebas menikmati waktu bersama keluarga, teman, dan pacar. Usia Minho terlalu muda untuk memegang tanggungjawab yang besar.

"Hahh"

Minho menyenderkan punggungnya di sebuah kursi yang tersedia di depan toko. Tak lupa dengan jaket, masker dan topinya. Malam ini terasa melelahkan bagi Minho, pagi rapat kemudian sibuk mengurus berkas persyaratan wisuda.

Ya, dua hari lagi prosesi wisuda berlangsung, Minho ingin sekali Jisung datang, tapi apakah mungkin? semoga dewi fortuna berpihak padanya.

"Kenapa lo, lesu amat kek abis nyabu"

"Gue diputusin"

Telinga Minho tak sengaja mendengar percakapan dua pemuda di sebelahnya.

"Yaelah, gausah dipikirin tinggal cari yang baru"

"Mata lo, gimana kaga gue pikirin, gue udah trauma. Gimana kalo misal gue nyaman lagi sama cewe yang lebih tua sama gue"

"Lah, gue baru tau kalo cewe lo lebih tua"

Pemuda yang diduga baru putus cinta itu membuang putung rokok dan menginjaknya.

"Dia bilang, kalo pacaran sama cowo yang lebih muda kaya gue terlalu nguras tenaga, gue ngerepotin, banyak ngerengek kek bocah, sering manja. Dan dia ngomong sendiri di depan muka gue langsung, dia butuh cowo yang lebih tua, mateng dan gak kekanakan. Ck, udah setahun lebih pacaran, gimana gue ga sakit hati. Ternyata dia pendem selama itu"

"Yaudah cari yang lebih muda dari lo, bocil sekalian"

"Ah percuma juga gue curhat ke lo"

Minho mendengar jelas setiap kata yang dilontarkan oleh pemuda itu membuat dirinya berpikir. Apakah Jisung juga demikian? Ketimbang Jisung, Minho yang lebih sering bersikap manja. Dan Minho merasa dirinya tak bisa seratus persen melindungi Jisung. Selain itu, selalu Jisung yang harus ke apartemennya. Apakah kekasihnya itu juga membutuhkan sosok yang lebih tua dan menemaninya setiap saat?

Sudahlah, Minho semakin pening memikirkannya.

~~••~~


Jisung merebahkan dirinya di atas kasur, rasa senang menyelimutinya. Jisung semakin berkembang setiap hari nya, tak terasa sudah satu tahun lamanya dia menjadi trainee. Kabarnya sisa beberapa bulan lagi untuk seleksi, Jisung tak sabar, hatinya berdebar.

"Hehe, kalo udah debut ntar ada berita dating, CEO Rhino dan idol Jisung. Gue akan pamer pak bos yang kalian semua dambakan itu punya gue, kkk"

Jisung terkikik geli, dirinya sedang berhalu akan secara terang-terangan berkencan dengan kekasihnya nanti dan semua orang tahu.

Ckck, tak semudah itu Jisung.

Wajah Jisung berubah murung, pasalnya semakin sibuk, semakin jarang menghabiskan waktu berdua. Roomchat dengan Minho hanya terdapat beberapa bubble saja tiap harinya. Tapi tak masalah dengan Jisung, setidaknya Minho ada kabar, satu bubble chat saja sudah cukup.

Drrtt... drrttt...

Ponsel Jisung bergetar, seseorang menelponnya. Ia kira Minho, rupanya sang sahabat. Sedikit berat hati ia menjawab panggilan tersebut.

"Ji, jangan lupa jam 10 malem ini"

"Ngapain lix?"

"Lo udah ngeiyain ajakan gue ya asu"

"Lah lupa gue, gue kira besok"

"Yee, yaudah sono cepet, lo kalo dandan lama"

"Ini tuh lo ngajak main bertiga sama Hyunjin? kalo iya gue cancel, gue ga sanggup liat sendirian pacar lo yang alay itu"

"Kaga anjing ada si Eric sama Sunwoo juga"

"Wah, udah lama gue kagak jumpa tuh berdua"

"Lo bakal kaget sih sama Sunwoo, cakep tuh anak. Eh udah lo cepetan siap-siap, gamau gue nunggu lama"

"Iya iya bawel"

Jisung pun bergegas. Setelah siap ia mengendarai motor kesayangannya.

Jisung kira, Felix mengajak pergi ke cafe milik Chris seperti biasa, rupanya mereka berempat sedang bermain billiard.

Jisung memasuki pool room, mendapati keempat temannya di ujung ruangan.

"Info dong kalo lo kesini, gue jadi bingung sendiri ya kampang"

"Heheh, sorry Ji, lupa"

"Hai, Ji"

Itu Sunwoo, memanggil Jisung. Yang dipanggil menoleh, Jisung cukup terkejut atas perubahan penampilan Sunwoo. Lelaki itu sekarang lebih tertata, lebih rapih, dan ... tampan. Berbeda jauh dengan Sunwoo saat masih menduduki bangku SMA. Kakak kelas Jisung satu itu terkenal dengan jamet nya.

"Apa kabar?"

"Baik kok Sun"

"Gimana training lo? lancar?"

"Eh, lo tau?"

"Err, gue denger dari Felix"

Bohong Sunwoo, sebenarnya ia tahu menahu soal Jisung lewat Hyunjin.

Beruntung yang dijadikan kambing hitam oleh Sunwoo sedang fokus bermain gilirannya, jadi Felix tak mendengar perkataan Sunwoo.

"Giliran lo sun!"

Jisung mendudukkan dirinya, matanya memperhatikan setiap gerakan keempat temannya. Begitu menyenangkan dilihat, Jisung jadi ingin mencoba.

"Bosen gue Lix, lo kok kesini sih, kan gue gabisa main, megang stiknya belom pernah"

"Eh, maaf Ji, yang ngajak kesini itu gue sebenernya. Lo kalo mau nyoba sini gue ajarin, sampe bisa"

"Ohh iya Sun gapapa, gausah nanti takut ngerusak guenya"

"Nggak bakal Ji, pelan-pelan gue ajarin"

Jisung tersenyum, berdiri dan mendekat ke arah Sunwoo yang menyerahkan Cue kepadanya.

"Nah lo gunain tangan dan jari lo buat nopang stiknya"

Jisung menurut, mengikuti arahan Sunwoo. Tetapi beberapa kali pukulan Jisung meleset, atau malah ball nya melompat bukannya menembak. Jisung pikir akan mudah, tetapi ternyata tidak, tubuhnya masih kaku.

"Badan lo kurang nunduk Ji, lo harus sejajarin tubuh lo sama meja, pandangan lo juga harus sejajar sama pukulan"

"Ehm, gini?"

"Sorry gue permisi ya"

Sunwoo meraih kedua tangan Jisung dari belakang tubuh, posisikan badan Jisung dengan benar.

Sunwoo sedikit gugup, pasalnya tubuh keduanya sangat dekat dan menempel.

"Uhukk uhukk uhuekk aduh batuk yang"

Hyunjin dan dramanya kini muncul. Felix memukul kepala kekasihnya tanpa beban. Ia tahu bahwa Hyunjin hanya berpura-pura, Felix juga tahu jika Sunwoo diam-diam menyukai Jisung sejak SMA.

Eric menggelengkan kepalanya melihat dua pasangan tersebut. Ayolah kapan Eric dipertemukan dengan jodohnya.

.

.

❛ 𝐃 𝐈 𝐒 𝐒 𝐄 𝐌 𝐁 𝐋 𝐄 ❜

𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆

Dissemble [ MinSung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang