▸ 13

182 28 5
                                    

Sudah hampir satu minggu, Minho tak mengganggu Jisung. Jisung tentu sadar alasan Minho menghindarinya, dirinya sungguh merasa bersalah. Sebagai permohonan maaf saat ini Jisung membawakan bekal makan siang untuk Minho.

"Eh pak, tolong bawa ini ke ruangan pak Minho ya"

Jisung meminta tolong kepada seorang OB, orang tersebut menatap Jisung penuh tanya.

"E- ini tadi ada kurir katanya atas nama pak Minho gitu, bapak mau bersihin ruangannya kan? jadi saya minta tolong ya pak"

Sang OB mengangguk, mengambil plastik berisi makanan itu dari Jisung.

.

Minho menaikkan alisnya melihat plastik bening terletak di atas mejanya. Dia pun duduk dan membuka kotak makan yang di dalam plastik itu.

Saat membuka penutupnya sebuah sticky note tertempel disana, dengan tulisan singkat.

❝ Minho, maaf ya. Ini gue buatin bulgogi kesukaan lo, dimakan yaa (kalo lo mau sih) ❞

- Jisung


Minho tertawa kecil, pasalnya lelaki itu menaruh sticky note di dalam membuat kertas itu menjadi basah karena uap. Bodoh sekali pikirnya.

Tapi tidak apa-apa, Jisung kan cakep.

Pipi Minho merona samar saat melahap makanan buatan Jisung, ternyata Jisung ingat apa yang menjadi kesukaannya dari kecil.

Minho menghabiskan bekal dari Jisung, terus menampilkan wajah sumringahnya, membayangkan jika ia menikahi Jisung, Minho akan makan enak setiap hari. Membayangkan memeluk tubuh Jisung dari belakang saat memasak. Berkat Jisung, kini Minho menjadi semakin bersemangat.

Tapi sedetik kemudian dia tersadar, mengingat bagaimana sikap Jisung saat dia mendekatinya. Dia memutuskan untuk bersikap biasa saja, takut membuat Jisung tak nyaman.


~~••~~


Ketika Jisung berjalan menuju ke parkiran, ia melihat Minho yang sedang berjalan ke arahnya. Akhirnya Jisung menjumpai lelaki itu lagi.

Jisung tersenyum, hendak menyapa Minho

"Hati-hati Jisung" tapi Minho lebih cepat melaluinya, berbicara formal sebagai CEO dan trainee bukan sebagai Minho dan Kak Jisung.

Jisung pandangi punggung Minho yang menjauh. Dia menunduk lesu, ternyata begini rasanya diabaikan.

"Huhh, masakan gue dimakan ngga ya"

Melihat bagaimana perubahan sikap Minho, Jisung kepikiran tentang bekal yang dibuatnya. Jisung akan sedih jika Minho membuangnya, padahal dirinya sudah susah payah memasak.

Jisung melamun cukup lama di atas motor yang sudah ia nyalakan, merasakan lelah yang teramat.

"Ah tau lah, mau main aja sama Felix"

Saat Jisung ingin melajukan motornya, dia melihat Minho lagi dari kejauhan, tapi kini dengan seorang pria kecil. Terlihat bahwa pria itu sedang marah kepada Minho.

"Ck udah gede aja tuh bocah tau-tau punya cocan mana galak lagi, kasian"

Tak ingin memperdulikan, Jisung melajukan motornya meninggalkan perusahaan.

Selama perjalanan Jisung memikirkan pria tadi, tapi untuk apa Jisung memikirkannya?

Yaa Jisung hanya tak sadar bahwa dia tak rela jika Minho sudah memiliki kekasih.

"Cowonya bakal mikir jelek ga ya kalo gue deketin Minho buat minta maaf?"

~~••~~

"LIIXXX GUE DATENG BAWA CIL- ANJINGG"

Malam ini Jisung di rumah Felix, sebelumnya dia menanyakan lewat pesan apakah sahabatnya itu sedang sendirian di rumah. Setelah jawaban 'iya' dari Felix, Jisung langsung meluncur tanpa membaca pesan terakhir Felix bahwa sahabatnya sedang bersama Hyunjin.

Dan inilah akibatnya, mata Jisung tak sengaja melihat dua sepasang kekasih itu sedang berciuman.

"Asuu Jisung ganggu aja lo" Hyunjin kesal, padahal bibirnya baru saja menempel.

"Fak, lo mau kesini kaga bilang-bilang"

Sang tersangka hanya menyengir tak bersalah, menenteng 2 kantong jajanan lalu duduk di karpet ruang tv.

"Yaa sorry biasanya juga gue langsung gas kan lix"

Felix memutar bola matanya malas, kenapa Jisung harus datang di momen yang sangat mengenakkan.

"Widihh bro Jisung, makan gratis nih"

"Dihh lo pulang aja ga sih hyun, orang gue mau nonton film bareng Felix"

"Pelit amat lo bajing. Lixie sayang aku boleh pulang ngga?" Tanya Hyunjin sambil mengedipkan sebelah matanya memberi isyarat.

"Aaa jangan dong, baru juga dateng tadi, kangen tauu" Felix merangkul lengan Hyunjin manja

"Tuh Ji, jadi deal kita bertiga nonton film"

Jisung mendengus, dirinya lagi-lagi menjadi obat nyamuk.

"Yaudah boleh, tapi gue tengah!"

Tapi sama saja dirinya duduk di antara Felix dan Hyunjin, kedua tangan terus beradu di belakang tubuh Jisung.

Ah, Jisung jadi teringat Seungmin

~~••~~

Keesokannya Jisung berusaha lagi mendekati Minho.

Dan sudah terhitung beberapa hari, segala cara Jisung lakukan agar Minho memaafkannya.

Kini Jisung sedang berada di cafetaria hanya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Netranya menangkap Minho yang memasuki cafetaria untuk memesan sebuah makanan. Minho tak sengaja melihat sekilas ke arah Jisung dan hal itu disadari oleh Jisung.

Biasanya Minho akan menyapanya tapi kali ini tidak. Saat Minho keluar Jisung mengikutinya dengan langkah pelan.

Terus mengikuti jejak Minho hingga langkah lelaki hidung bangir itu berhenti lalu bersuara lirih

"Jisung, berhenti mengikuti saya, jangan lakukan apa-apa untuk saya lagi, saya tidak nyaman"

Ucap Minho dingin, dan meninggalkan Jisung yang terdiam di tempat.

Jisung tertegun, kesalahannya selama ini sangat fatal, dia serasa ingin menangis karena ulahnya sendiri.


.

.

❛ 𝐃 𝐈 𝐒 𝐒 𝐄 𝐌 𝐁 𝐋 𝐄 ❜

𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆

Dissemble [ MinSung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang