▸ 23

140 27 14
                                    

Setelah puas bermain billiard, mereka berlima memutuskan membeli kopi, mengistirahatkan diri sejenak sebelum pergi pulang ke rumah.

"Nggak bertiga sama gue, atau berlima, masih aja bucin"

Tingkah Hyunjin dan Felix membuat Jisung mendengus geli. Juga ada perasaan kesal, andai dirinya dan Minho bisa se-terbuka ini.

"Sirik aja lo, makanya cari pacar, jomblo mulu, roh lo tuh udah ngebet cari pendamping"

"Bacot ah hyun"

Jisung menyedot es kopi americano nya, tak menyadari jika Sunwoo memperhatikan dirinya.

Sunwoo merasa lega, mendengar fakta jika Jisung belum memiliki kekasih. Jadi, dirinya punya kesempatan.

"Menurut lo, pro kontra pacaran sama cewe atau sub yang lebih tua gimana?"

Eric yang sedari tadi diam, kini membuka suara.

"Pacaran sama siapa lo?" tanya Hyunjin

"Gue nanya pendapat bukan berarti gue pacaran asu"

"Emosian amat lo, pantes jomblo"

Felix menyentil bibir tebal Hyunjin, sungguh kenapa bisa kekasihnya ini ringan mulut sekali, sedikit-sedikit julid.

"Pro nya mungkin kita jadi lebih berpengalaman? karna yang lebih tua bakal ngasih banyak pembelajaran baru. Tapi kata gue perbedaan usia ga jadi masalah sih, asal komitmen."

Sejenak Eric menghisap vape nya sebelum menjawab Jisung.

"Harusnya emang gitu Ji, tapi temen gue diputusin cowonya dengan alasan temen gue suka ngatur, sok dewasa. Tapi temen gue sendiri juga bilang kalo punya hubungan sama yang lebih muda nih dia tempramen banget, terus ga nyambung."

"Itu mah emang bukan jodohnya aja, kaya yang Jisung bilang, sikap dewasa juga gabisa diukur dari segi umur" Celetuk Hyunjin

"Tumben pinter yang, jadi makin sayang deh"

Felix mencubit pipi kekasihnya, jarang-jarang ia mendengar perkataan serius dari seorang Hyunjin

"Kata gue kalo pacaran sama yang umurnya di bawah gue tuh seru, lucu aja gitu, walau seleranya beda tapi tetep nyambung, hehe"

"Sejak kapan selera lo jadi berondong, Ji?" Tanya Felix heran.

"Lagak lo kaya udah ngerasain punya pacar berondong" -Hyunjin

"Jangan-jangan lo punya baru ya" -Felix

"Eh baru inget gue soal Jeongin yang sering lo ceritain, lo pacaran sama dia?" -Hyunjin

Jisung sedikit gelagapan, apa-apaan kedua temannya ini, kenapa tiba-tiba membicarakan Jeongin?!

"Apa sih anjing kok jadi Jeongin, gue lagi beropini ya asu"

"Yaudah si gausah ngamuk"

Jisung memutar bola matanya malas, menyenderkan punggung dan menyedot minumannya.

"Gue juga ogah dapet sub yang diatas gue, gamau ntar kalo gue didominasi, beda humor, sama sok sibuk. Gue ngilang bukannya dicariin, sibuk sama dunianya terus, sama gamau kalo gue terus yang dimanjain." Eric menimpali.

Jisung yang sedang asyik menyedot minumannya itu termenung. Dia menyadari bahwa semakin lama berjalannya waktu Jisung jadi lebih terlihat memanjakan Minho, walau Minho selalu terlihat senang, tapi tak tahu apa yang dirasakan Minho sebenarnya. Dan juga Jisung merasa sering slow respon akhir-akhir ini, selain itu Jisung memilih mendiamkan Minho alih-alih mencarinya ketika kekasihnya itu tak kunjung membalas pesannya.

~~••~~


"Pak Rhino?"

"Ya, masuk saja"

Seorang manager memasuki ruangan Minho, dan menyerahkan beberapa berkas di atas meja kerja Minho.

"Ini soal kolaborasi yang kita bahas kemarin, Pak. Pak Kim memohon kepada Pak Rhino untuk menandatangani ini"

"Biar saya pikirkan, kau keluar dulu, nanti saya hubungin lagi"

Manager itu mengangguk, tak lupa bungkukkan badan sebelum melangkah keluar.

Minho mengetuk dahinya menggunakan pulpen. Memejamkan mata untuk berfikir, haruskah ia setuju?

Kemarin lusa, Minho kedatangan tamu dari agensi Luminous, sang CEO bermarga Kim itu meminta Minho, untuk bekerja sama dalam rilisnya lagu penyanyi solo mereka, Kim Minju.

Diketahui Minju akan merilis lagu baru dengan video musik. Dimana dalam video tersebut dibutuhkan peran lelaki, dan Pak Kim memilih Minho karena ia merupakan CEO ternama.

Sedikit lama Minho berfikir, dirinya pun menandatangani kertas tersebut.

"Oke, ini kerjaan lo Minho, soal kak Ji dia bakal ngerti kok." Ucap Minho menyemangati diri.

Minho meraih ponselnya, memandangi layar, terus menanti balasan chat dari sang kekasih.

Pikiran negatif Minho kembali muncul, akibat perbincangan dua pemuda yang tak sengaja ia dengar beberapa hari lalu.

Ting!

Sesaat kemudian, Minho menerima sebuah pesan dari manager.

Minho tak lagi dapat berfikir positif, ia pun langsung mengetik begitu banyak pesan kepada Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho tak lagi dapat berfikir positif, ia pun langsung mengetik begitu banyak pesan kepada Jisung.

Minho tak lagi dapat berfikir positif, ia pun langsung mengetik begitu banyak pesan kepada Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlalu terbawa emosi, Minho membanting ponsel miliknya, pemuda Lee itu mengusak rambutnya kasar. Ternyata seseorang yang ia percaya selama ini juga bisa berkhianat.


.

.

❛ 𝐃 𝐈 𝐒 𝐒 𝐄 𝐌 𝐁 𝐋 𝐄 ❜

𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆

Dissemble [ MinSung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang