▸ 20

139 26 0
                                    

Minho menatap beberapa kado di mejanya malas, hari spesial yang terasa sangat biasa saja sebab apa yang telah dilihatnya semalam.

Ya, ini hari ulang tahun Minho, beberapa manajer dan pegawai disana tak jarang mengucap selamat dan memberi bingkisan kepada Minho. Mau tak mau Minho harus mengontrol suasana hatinya.

Minho mengetukkan ponselnya ke dahi, dirinya berfikir apakah Jisung tak tahu tanggal ulang tahunnya, bahkan kekasihnya itu tak menghubunginya sejak kemarin.

"Bin, Jisung gamungkin minta putus sama gue kan?"

Changbin yang tengah sibuk dengan beberapa berkas di depannya itu mendongakkan kepalanya

"Kenapa lo nanya gitu ke gue?"

"Dia diemin gue dari kemarin"

"Yaelah baru sehari, tungguin aja ho, menurut gue Jisung juga harus punya waktu sendiri"

"Ya tapi masalahnya gue liat kemarin dia sama cowo pelukan"

Changbin menghela nafas

"Kata gue lo jangan mudah nyimpulin sesuatu ho. Lo bisa tanya dan minta penjelasan baik-baik. Inget harus saling terbuka biar gaada salah paham yang bikin hubungan lo hancur, kelarin semua pake kepala dingin jangan pake emosi. Dan kali aja tuh cowo sepupunya Jisung? who knows?"

Minho memijit pangkal hidungnya, ada benarnya yang dikatakan Changbin. Tapi sayangnya rasa kesal masih mendominasi Minho.

~~••~~


Minho menatap jam dinding di dalam apartemennya, waktu sudah menjelang malam dan kekasih manisnya itu tampak masih enggan membalas pesan Minho.

Minho tak mengirim pesan lagi sejak kemarin lantaran dirinya masih marah dengan Jisung, tapi Minho juga berharap setidaknya satu bubble chat saja dan ucapan happy birthday dari si manis, agar hari ulang tahunnya benar-benar spesial.

Drrtt drrtt ...

Mengira jika Jisung yang menelponnya, Minho dengan cepat meraih ponselnya yang bergetar.

"Mama ternyata"

"Halo, mah"

"Haloo sayang, yaampun gimana kabarnya? sombong banget kamu ngga nelpon mama"

"Hehe, sorry mah, Minho kan sibuk"

"Halah alasan aja kamu. Oiya happy birthday ya sayang, udah makan enak belum hari ini?"

"Udah kok mah, tenang aja hari ini aku udah makan banyak sama temen rame-rame"

Minho berbohong, bagaimana mungkin dirinya bisa makan enak sedangkan pikiran dan mood nya sedang tak baik-baik aja.

"Yaudah kalau gitu, mama nelpon cuma pengen tau kabar kamu, nanti hadiahnya mama kirim ya sayang, mama gabisa kesana soalnya"

"Aku udah gede padahal mah ngga perlu kado-kado kaya anak kecil"

"Ya biarin dong, Minho masih kecil di mata mama"

"Suka-suka mama aja dehh"

"Hahaha yaudah, kalau gitu mama tutup ya, istirahat yang bener. Nanti kalo udah punya pacar kenalin ke mama, jomblo mulu kamu"

"Ih mah iya-iya nanti-"

Pip!

"Hadeh, dasar ibu-ibu main matiin telpon, ntah kepencet atau apa. Gaboleh gitu ho, mama lo sendiri itu"

Tadinya, panggilan singkat dengan mamanya itu membuat mood Minho sedikit membaik.

Tapi kembali lagi seperti sebelumnya. Minho merebahkan dirinya di atas kasur. Minho teringat bagaimana gelagat Jisung saat dia dekati dulu membuat dirinya berfikir, apakah Jisung belum benar-benar mencintainya?

~~••~~

Di sisi lain

Jisung memarkirkan sepedanya di depan cafe langganannya, memasuki ruangan minimalis itu dengan senyuman riangnya.

"Hai kak chris!"

"Oh, hai Ji, akhirnya muncul juga lo"

"Hehehe, kak Chris apa kabar?"

"Seperti biasa, gue baik. Satu cheesecake sama es americano kan?"

Jisung tersenyum, Chris masih sangat hafal dengan menu favoritnya.

"Masih inget aja lo kak, tapi gue kesini ngga beli ituu"

"Loh, selera lo udah beda Ji?"

"Engga, gue mau beli mini black forest, jangan lupa lilin juga ya"

"Ooh buat ultah siapa nih Ji?"

"Buat temen gue kak, gue yakin dia bakal suka soalnya disini enak-enak semua"

"Yee bisa aja bocil muji-muji, yaudah tunggu ya"

Tak berlangsung lama, kue mini black forest pesanan Jisung sudah terbungkus sangat lucu dan elegan, tak lupa Chris memberikan pisau kecil dan lilin ke dalam plastik.

"Harus beneran sampe ke temen lo ya Ji, jangan lo makan di jalan"

"Ih stop ingetin gue kejadian memalukan itu ya anjir kak"

Chris terbahak mengingat bagaimana Jisung melahap sepotong brownies yang dibeli untuk temannya di pinggir jalan saat masih SMA.

Setelah dari cafe, Jisung pulang ke rumah terlebih dahulu untuk bersiap ke apartemen Minho.

Jisung sengaja mendiami pesan kekasihnya karena dirinya berniat memberi Minho sebuah kejutan.

Jisung sedikit heran sebenarnya, karena Minho tak kembali mengirim pesan baru seperti biasanya. Tapi Jisung tak akan ambil pusing, dirinya harus tetap menjalankan rencananya untuk mengadakan pesta kecil di hari ulang tahun kekasihnya.

.

.

❛ 𝐃 𝐈 𝐒 𝐒 𝐄 𝐌 𝐁 𝐋 𝐄 ❜

𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆

Dissemble [ MinSung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang