"Oke good job Han Jisung!"
Kini Jisung sedang dalam pelatihan akting, kemampuan Jisung dalam berakting sangat bagus, ia mampu mengatur segala ekspresi.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, waktu dimana para trainee beristirahat mengisi ulang energi untuk latihan kembali di hari berikutnya.
Jisung sengaja tak memilih tinggal di asrama karena rumahnya yang cukup dekat dan dirinya tak mau jika terus berlama meninggalkan mamanya.
Dan semenjak Jisung berpacaran dengan Minho, hampir setiap hari dirinya diantar pulang oleh kekasihnya.
"Sayang kok kamu ngga minta hadiah?"
"Hadiah? emang dalam rangka apa sii"
"Kamu tadi dipuji banyak orang kan? hari ini latihan kamu bagus, keren banget sayaangg"
"Hehe makasii, tapi aku lagi ngga pengen apa apa"
"Ayo dong, minta cium atau peluk gitu"
"Ah itu mah kamunya yang mau"
"Loh emang kamu gamau?"
"Yaa ... mau"
"Yaudah kan, ayo sini cium aku"
"Ih kok malah kamu yang minta?!"
"Aw sakit yang" Minho meringis lengannya dicubit kecil oleh Jisung.
Sepasang kekasih itu berada dalam mobil Minho. Minho sengaja menginjak gas mobil dengan kecepatan pelan supaya lebih lama menghabiskan waktu dengan Jisung.
Minho meraih sebelah tangan Jisung untuk ia kecup lembut, menempelkan tangan yang lebih tua pada pipi dinginnya.
"Kak Ji, aku ga pernah nyangka kita bakal kaya gini akhirnya, aku seneng, tapi aku jadi ngerasa benci sama kerjaan aku yang dimana aku gabisa bebas ngapain aja termasuk berduaan secara terang-terangan sama kamu"
Jisung paham maksud Minho berkata demikian. Tanpa diminta Jisung akan terus di sisi kekasihnya apapun yang terjadi. Dia yakin jika Minho adalah seseorang yang tepat untuknya.
"Hey Minho, dalam situasi apapun aku disini terus, nemenin kamu, bakal selalu support kamu, stop bilang benci sama kerjaan ya? Bersyukur Minho, di luar sana ada yang lagi susah nyari kerja. Aku ga akan pergi kemana-mana kecuali kamu nyuruh aku pergi"
"Ngga, ga mungkin aku nyuruh kamu pergi, orang ditinggal gaada sehari kamu tau aku udah rewel"
Jisung tersenyum, tangannya dia bawa untuk mengusak rambut Minho.
"Dasar bayi. Yaudah aku turun dulu ya, see you besok~"
Jisung melambaikan tangannya usai menuruni mobil Minho.
Tapi sedetik kemudian Jisung kembali membuka pintu mobil membuat Minho kebingungan.
Cup!
"Hadiah dari aku, buat aku, buat kamu juga, hehe"
Minho membeku karena Jisung mencium bibir Minho lebih dulu, ya walau yang pertama saat Jisung keadaan mabuk, sih. Tapi yang ini sangat mendebarkan, dicium oleh kekasih manis dan disertai senyuman manis pula. Bisa gila Minho lama-lama.
Sepanjang jalan pulang menuju apartemen Minho tersenyum sesekali tertawa sendiri.
"Hadehh, bisa ga sih anjing gue nikahin besok aja"
~~••~~
Waktu terus berjalan, hubungan Minho dan juga Jisung tak ada gangguan selama 3 bulan ini. Namun saat ini keduanya disibukkan dengan urusan masing-masing. Selain mengurus perusahaan, Minho juga disibukkan dengan skripsi. Sedikit info bahwa Minho mengambil kelas full online semenjak memegang perusahaan ayahnya, jadi dirinya tak perlu repot bolak balik kampus ke kantor.
Dan Jisung yang semakin giat berlatih membuat progresnya berkembang sangat baik dan kemungkinan Jisung akan debut dalam waktu dekat.
Sudah 2 minggu lamanya Minho dan Jisung tak bertemu, bahkan terkadang sekedar saling sapa sebagai trainees dan CEO saat Jisung sedang berlatih dan tak sengaja berjumpa dengan Minho. Mereka hanya bertukar chat atau panggilan video untuk melepas rindu.
Jisung tertawa gemas membaca chat dari Minho, kekasihnya itu terlihat seperti anak kecil jika sudah rindu. Jisung mencari tempat duduk yang aman untuk membalas chat dari Minho.
Jisung bergidik ngeri, apa-apaan emoji yang Minho kirim? seketika Jisung sedikit menyesal ketika dia bilang Minho bebas meminta apapun padanya. Jisung lupa jika Minho itu anak yang mesum.
Jisung menatap jam tangannya, masih ada waktu 2 jam untuk break. Jadi dia memutuskan keluar pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan hariannya dan pulang sejenak untuk mengisi perut.
~~••~~
Mata Jisung menelusuri beberapa snack yang tersusun rapih di rak, dia perlu membelinya entah untuk bekal atau teman menonton anime.
Jisung melangkahkan kakinya perlahan, memilih manakah snack yang harus ia beli. Terlalu fokus memilih Jisung tak sadar dirinya bertabrakan dengan seseorang disampingnya.
Seorang wanita dengan perut yang membuncit.
Jisung reflek membungkukkan badannya, meminta maaf berkali-kali. Begitu mengejutkan saat menegakkan tubuh, dia mengenali siapa orang yang tak sengaja ditabraknya.
"Y-yeji?"
Wanita bernama Yeji juga sama terkejutnya. Dia tahu betul bahwa Jisung dulunya adalah kekasih suami nya saat ini, Seungmin.
Jisung berfikir sejenak, berarti Seungmin juga disini? tapi lelaki itu mengatakan bahwa akan di London selama 3 tahun. Tapi ini bahkan belum genap 1 tahun, sungguh Jisung tak mengerti.
"J-jisung gue-"
"Yeji l-lo harus hati-hati ya, sehat terus buat kalian bertiga, gue pamit l-lagi buru-buru soalnya"
Jisung urungkan niatnya untuk membeli snack, dia tak mampu terus menahan tubuhnya di hadapan Yeji. Dia pun berjalan keluar supermarket tanpa membawa belanjaan apapun. Terlalu takut jika dirinya akan bertemu dengan Seungmin disini.
Tidak, sekarang Jisung tak lagi menangis untuk mantannya itu. Tapi entahlah ada rasa sesak dalam dadanya membuat Jisung marah.
.
.
❛ 𝐃 𝐈 𝐒 𝐒 𝐄 𝐌 𝐁 𝐋 𝐄 ❜
𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆
KAMU SEDANG MEMBACA
Dissemble [ MinSung ]
Romance"kenapa lo keliatan kecil sekarang, kak ji? kemana sikap kejam lo itu ke gue?" . . . WARN ⚠️ - bxb story - dom!lmh - sub!hjs - older!hjs - agak rated