06

220 73 0
                                    

A/N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N. Mari vote sebelum membaca..

Setelah kembali dari tebing, Lana mendekati Zayyan, menyisakan sedikit waktu sebelum hari benar-benar tenggelam.

Sambil berjalan di sampingnya, Lana tersenyum tipis, tatapan matanya tenang namun penuh perhatian.

"Zayyan, soal penelitian mu," Lana memulai, suaranya lembut. "Apa ada yang bisa aku bantu? Aku tahu banyak tentang pantai ini, mungkin ada sesuatu yang kamu butuhkan."

Zayyan berhenti sejenak, memikirkan rencana penelitiannya. "Aku berencana untuk melihat kondisi pantai dulu secara keseluruhan. Setelah itu, baru nanti menjelajah lebih jauh ke laut selatan."

Lana mengangguk, mendengar dengan penuh perhatian. "Itu ide bagus. Kebetulan, di belakang rumahku ada rumah kosong yang bisa kamu pakai kalau kamu mau tinggal lebih lama di sini."

Zayyan dan Gusti saling berpandangan, lalu tersenyum.

"Itu sempurna," jawab Zayyan dengan nada terima kasih yang tulus. "Kami memang butuh tempat tinggal sementara, dan itu akan sangat membantu."

"Ya, kami sepakat. Terima kasih, Mas Lana," tambah Gusti.

"Senang bisa membantu," Lana menjawab, suaranya tetap hangat. "Rumahnya sederhana, tapi nyaman untuk beberapa hari atau minggu."

"Terimakasih, itu lebih dari cukup."

Leo melihat ke jam tangannya dan memberitahu jika sudah saatnya untuk pulang.

"Hampir gelap, apa tidak sebaiknya kita kembali?"

"Benar, sebaiknya kita pulang."

“Terima kasih banyak, Mas Lana. Kami pulang dulu, ya,” ucap Leo sambil menjabat tangan Lana. 


Lana mengangguk dengan senyum ramah. “Hati-hati di jalan, ya. Kalau butuh apa-apa, langsung bilang saja.” 

“Siap, Mas. Terima kasih,” balas Zayyan sambil sedikit menunduk sopan. 

Mereka bertiga mulai berjalan meninggalkan rumah Lana, kembali menuju pantai yang kini mulai sepi.

Acara larungan telah berakhir, dan hanya tersisa beberapa orang yang masih menikmati matahari terbenam di ujung cakrawala barat.

Cahaya senja yang memudar menciptakan siluet indah di sepanjang pantai.

Leo dan Gusti berjalan di depan, berbicara santai tentang makanan lezat yang baru mereka santap.

Sementara itu, Zayyan tertinggal beberapa langkah di belakang. Ia mengeluarkan ponselnya dan mulai memotret sunset di kejauhan, meskipun arah mereka sebenarnya menuju timur.

Cahaya jingga matahari membuat segala sesuatu di sekitarnya tampak temaram dan penuh bayangan. 

Zayyan menyipitkan matanya, berusaha mencari fokus yang tepat di kameranya.

[BL] Under The Sea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang