18

224 63 12
                                    

Dalam derasnya arus laut yang bergulung-gulung, Sea menerobos derasnya air dengan penuh keberanian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam derasnya arus laut yang bergulung-gulung, Sea menerobos derasnya air dengan penuh keberanian.

Arus begitu kuat hingga menekan tubuhnya ke bawah, membuat setiap gerakan terasa seperti melawan dinding tak kasatmata.

Siripnya berkilau, bergetar karena tekanan, namun ia terus berenang, memotong derasnya air dengan kecepatan yang luar biasa.

Suara ombak dan gemuruh arus laut membuat perjalanannya mencekam, namun ia tak punya pilihan.

Meninggalkan Zayyan seorang diri di gua bawah laut adalah risiko besar—Zayyan bisa saja ditemukan oleh siapa saja.

Mata Sea berkilat tajam, menembus air gelap sambil sesekali berhenti untuk memastikan dirinya tidak terhanyut lebih jauh.

Pikiran Sea berfokus pada satu tujuan yaitu menemukan "Jaraksa" seekor lumba-lumba sakti yang dikenal oleh seluruh penghuni kota bawah laut.

Jaraksa adalah sosok yang jarang terlihat, sosok mistis yang tinggal menyendiri jauh di luar kota.

Sea berharap sekali bahwa Jaraksa bersedia memberikan ramuan yang dapat menumbuhkan ekor bagi Zayyan, memungkinkan Zayyan beradaptasi dan bergerak lebih leluasa di bawah laut.

Setiap kali tubuhnya dihantam oleh gelombang yang deras, Sea menggertakkan rahangnya dan melanjutkan perjalanannya.

Begitu sampai di perbatasan kota, laut seakan menjadi lebih dingin dan suram, tanda bahwa ia semakin mendekati tempat tinggal Jaraksa.

Meski napasnya tersengal dan tubuhnya mulai lelah, Sea tidak berhenti, ia hanya memikirkan keselamatan Zayyan di belakangnya.

Di kedalaman laut yang pekat, Sea akhirnya tiba di teritori Jaraksa, sebuah wilayah hening dan penuh wibawa, dengan karang-karang besar yang berpendar samar di tengah kegelapan.

Air di sekitarnya seolah menjadi lebih tenang, seakan semua penghuni laut tahu bahwa tempat ini bukan sembarang tempat.

“Tuan Jaraksa,” Sea memanggil pelan, hampir berbisik, takut mengusik ketenangan yang terpancar dari seluruh tempat ini.

Napasnya menahan cemas, sementara ia mencari-cari sosok sakral itu.

Tak lama, dari dalam kegelapan muncul seekor lumba-lumba besar dengan sisik yang tampak lebih gelap dibandingkan lautan itu sendiri.

Sorot mata Jaraksa tajam, penuh teka-teki, dan seakan-akan menembus jauh ke dalam pikiran Sea sebelum ia sempat bicara.

Aura ketenangan bercampur kekuatan terpancar darinya, membuat Sea merasa sangat kecil.

“Anak muda… apa yang membuatmu kemari?” suara Jaraksa bergema rendah dan dalam, seolah datang dari segala arah.

Sea menunduk, menahan napas.

“Aku… butuh ramuan, Tuan Jaraksa. Untuk… seorang sahabat yang... terluka, dan aku ingin ia… lebih kuat di air,” katanya, menyembunyikan maksud sebenarnya, namun suaranya terdengar sedikit goyah.

[BL] Under The Sea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang