02

376 85 0
                                    

A/N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N. Vote!

Zayyan duduk di lantai kamarnya yang dipenuhi berbagai perlengkapan penelitian.

Sebuah ransel besar terbuka di sebelahnya, di mana ia memasukkan beberapa baju, alat-alat selam, dan catatan penelitian.

Matanya terfokus pada daftar barang yang sudah ia susun dengan teliti, memastikan tidak ada yang terlewat.

“Yakin semua ini bakal berguna?” suara santai Harris terdengar dari ujung ruangan.

Harris, rekannya di institut penelitian, duduk santai di kursi dekat pintu, sambil memegang secangkir kopi.

“Ya, Purworejo bukan tempat yang bisa dianggap enteng.” jawab Zayyan sambil terus memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. “Pantai selatan terkenal dengan ombaknya yang ganas. Banyak ilmuwan sebelumnya gagal karena mereka terlalu menganggap remeh kondisi alam di sana.”

Harris mendengus, “Tapi kau bukan ilmuwan biasa. Kau tahu apa yang kau lakukan.”

“Hm.”

Harris berdiri, mendekati Zayyan dan memandangi perlengkapan yang sudah tersusun rapi. “Kau selalu sangat detail soal penelitian mu. Kalau ada yang bisa memecahkan misteri laut selatan, itu pasti kau.”

Zayyan tersenyum tipis. “Terima kasih, tapi penelitian kali ini berbeda. Ada terlalu banyak faktor yang tidak bisa dijelaskan dengan sains.”

“Maksudmu?”

Zayyan mengambil sebuah kompas kuno yang selalu ia bawa, pemberian kakeknya, yang dulu juga seorang peneliti kelautan.

“Ini bukan cuma soal gelombang dan arus. Ada sesuatu yang lebih dalam.”

“Cerita rakyat?” Harris mengangkat alis, menahan tawa. “Kau mulai percaya dengan mitos-mitos itu? Tentang makhluk laut yang misterius?”

Zayyan menggeleng sambil tersenyum lelah. “Bukan soal percaya atau tidak. Tapi cerita itu selalu ada, dan di beberapa kasus, cerita rakyat mengandung kebenaran yang tersembunyi.”

Harris menyesap kopinya dan mengangguk setuju. “Mungkin saja. Lagi pula, kau ke sana untuk mencari kebenaran, bukan? Siapa tahu kau menemukan lebih dari sekadar arus laut.”

Zayyan menatap rekannya dan menghela napas panjang. “Ya, siapa tahu. Tapi apapun itu, aku akan memastikan tidak ada yang tersisa untuk interpretasi. Aku harus menemukan jawabannya.”

Harris menepuk bahu Zayyan. “Kau bisa, Zayyan. Dan jangan lupa untuk jaga diri. Laut selatan tidak main-main, baik secara ilmiah maupun mitosnya.”

Zayyan memasukkan kompas terakhir ke dalam tas, mengencangkan tali ranselnya, lalu berdiri. “Aku akan baik-baik saja. Aku sudah mempersiapkan ini dengan baik.”

“Kita lihat saja,” Harris tersenyum lebar, “Dan jangan lupa, kalau ketemu putri duyung, kirim fotonya padaku.”

Zayyan tertawa kecil. “Putri duyung bukan tujuan penelitian ku. Tapi kalau aku menemukan sesuatu yang menarik, kau akan jadi yang pertama tahu.”

[BL] Under The Sea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang