22

189 55 13
                                    

Zayyan berdiri dengan hati gelisah, perasaan kacau setelah mendengar perkataan Leo, seakan di sadarkan kembali ke realita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayyan berdiri dengan hati gelisah, perasaan kacau setelah mendengar perkataan Leo, seakan di sadarkan kembali ke realita.

"Aku bukan manusia lagi?" Gumam Zayyan dengan suara bergetar.

"Lihat Zayyan! Dia sedih karena kamu!" seru Sea sambil menatap Leo dengan tatapan penuh amarah.

Dengan dorongan kuat, Sea mendorong Leo hingga terjatuh ke pasir dasar laut.

Leo tak terima. Ia bangkit kembali dan membalas dengan penuh kemarahan.

“Kamu pikir siapa yang membuatnya berubah?! Semua ini salahmu!” suaranya semakin keras, penuh tuduhan, dan diulanginya tanpa henti, “Salahmu! Salahmu! Salahmu!”

Perkelahian mereka menarik perhatian para duyung yang segera berkumpul, berbisik-bisik dengan penasaran, membentuk lingkaran mengelilingi mereka.

“Sea, Leo, jangan bertengkar!” Zayyan mengulangi, suara gemetar saat ia mendekati mereka.

Tubuhnya tampak kecil di antara keduanya yang sedang berseteru.

Leo menarik Zayyan dengan tegas, memegang erat lengannya seakan tak ingin melepaskan.

Sementara itu, Sea segera melangkah mendekat dan menarik lengan Zayyan ke arah yang berlawanan.

Ketegangan di antara mereka semakin membara, dan Zayyan berada di tengah, terombang-ambing oleh dorongan keras dua tangan yang penuh keinginan untuk mempertahankannya.

"Zayyan akan tetap disini!" desis Sea, matanya menatap Leo penuh tekad.

Kerumunan duyung yang menyaksikan dari segala arah mulai berbisik-bisik, sebagian tampak khawatir, sebagian lagi tampak antusias melihat drama yang tengah berlangsung.

Di tengah keramaian, Bendy dan Wine akhirnya muncul, keduanya langsung menyela dan mencoba menenangkan kedua pihak yang berkonflik.

“Sudah, sudah!” kata Bendy, meletakkan tangannya dengan tegas di bahu Leo. "Leo, banyak yang melihat. Ini bukan tempatnya untuk bertengkar seperti ini."

Wine turut mendekati Sea, menahan lengannya dengan kuat.

“Sea, semua duyung menonton kalian.” ujarnya dengan suara lembut namun tegas.

Sea memandang sekeliling, menyadari sorotan penasaran para duyung yang tampak menikmati adegan ini.

Namun Leo belum sepenuhnya tenang. Dia menatap Sea dengan kemarahan yang masih menyala-nyala.

“Ini semua karena Sea!” serunya, suaranya rendah tapi tajam.

Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tulus, dan matanya melirik ke arah Zayyan dengan penuh keprihatinan. Zayyan tidak seharusnya di sini, tempat ini bukanlah dunia nya.

Bendy mencoba meredam api di antara mereka.

“Hei, kalian ini sepupu. Kenapa harus saling menyalahkan dan berkelahi seperti ini?” ujarnya sambil memegang bahu Leo dengan lebih erat. "Kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik di rumah. Kita tidak harus membuat keributan di sini."

[BL] Under The Sea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang