A/N. Vote yuk sebelum baca.
Setelah empat puluh menit perjalanan, mobil akhirnya tiba di rumah Leo.
Leo mematikan mesin, dan mereka turun dengan langkah lelah namun pikiran masih dipenuhi dengan kejadian aneh di pantai tadi.
Langit sudah benar-benar gelap, hanya diterangi sedikit cahaya dari lampu jalan dan bintang-bintang di atas.
Gusti meregangkan badannya sambil menguap. “Aduh, ngantuk banget. Kalian mandi duluan ya, aku mau istirahat dulu.”
Tanpa menunggu jawaban, dia berjalan masuk ke rumah dan menyalakan TV di ruang tengah.
Zayyan mengambil tasnya dari bagasi sambil menarik napas dalam. “Aku ke kamar dulu, Leo. Mau beresin barang-barang.”
Leo mengangguk, tapi matanya tetap mengikuti langkah Zayyan. Dia merasa ada sesuatu di balik sikap temannya itu.
Saat Zayyan masuk ke kamar, Leo menutup pintu mobil dan menyusul, mengetuk pintu kamar Zayyan sebelum membuka sedikit celah.
“Boleh masuk?”
“Boleh,” jawab Zayyan tanpa menoleh, sibuk menata barang-barangnya dan menyusunnya di koper kecil di sudut kamar.
Leo masuk dan bersandar di ambang pintu sambil menyilangkan tangan di dada.
“Kamu semangat banget buat mulai observasi, ya?” tanyanya dengan nada hangat.
Zayyan tersenyum tipis, meski tetap fokus merapikan barang-barangnya. “Iya. Soalnya aku udah lama nunggu kesempatan ini. Makanya harus di manfaatin sebaik mungkin.”
Leo berjalan mendekat dan duduk di tepi tempat tidur. “Aku ngerti. Tapi kamu yakin nggak apa-apa? Maksud nya kan, tadi kamu kan lihat... ya, sesuatu.”
Zayyan berhenti sejenak, tangannya menggantung di atas tas yang belum selesai dikosongkan.
Zayyan menghela napas dan menoleh ke Leo. “Jujur, aku juga nggak tau itu apa. Tapi aku nggak bisa mundur cuma gara-gara hal aneh kayak gitu. Kalau aku mundur, semua usaha buat dapat izin ini sia-sia.”
Leo mengangguk, memahami keteguhan hati temannya. “Oke, aku ngerti. Tapi ingat ya, kalau kamu ngerasa ada yang nggak beres, bilang aja ke aku.”
Zayyan tersenyum lebih lebar kali ini, merasa dihargai dan didukung. “Thanks, Leo. Aku bakal hati-hati kok.”
Leo berdiri dan menepuk bahu Zayyan dengan lembut. “Besok pagi aku antar ya ke tempat Kelana. Kamu jangan tidur malam larut ini, biar besok nggak kesiangan.”
Zayyan mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. “Iya, aku beresin ini sebentar lagi, terus tidur.”
Leo melangkah ke pintu dan menoleh sekali lagi sebelum keluar. “Kalau kamu butuh apa-apa, aku di sebelah. Tidur yang nyenyak, Zay.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Under The Sea
FantasyZayyan, seorang ilmuwan dari Surabaya yang datang ke Purworejo untuk meneliti laut selatan yang terkenal ganas. Di sana, dia bertemu dengan merman puber yang penasaran dengan dunia manusia, dan terlibat dalam petualangan yang penuh tantangan dan ro...