"Zela." Narael mengundang yang membuat Zela sontak menoleh.
Narael mengulurkan satu box dalam genggaman nya kepada Zela. "Buat kamu." Zela membelalakkan matanya tak percaya.
"Hah?" Ia masih bingung.
"Iya, ini aku buat untuk kamu. Spesial." Narael meyakinkan.
"Kok buat aku? Kata kamu buat orang spesial? Bukannya bunda kamu orang spesial itu"
Narael menggeleng.
"Kali ini aku bikin khusus buat kamu." Ucap Narael semakin mengulurkan. Zela ragu ragu menerima. "Makasih." Ucap Zela sambil Tersenyum.
Narael mengangguk. Ditangannya kini hanya tersisa satu box. Narael memekarkan payungnya, keluar dari rumah Zela dan berdiri di teras. Sebelum pergi ia membalikkan badannya sebentar. "Owh iya satu lagi, Zela. Selain ayah sama bunda, gaada lagi selain kamu orang yang spesial dihidup ku."
Zela tersenyum, sungguh Narael baginya pun amat sangat spesial. "Aku mau pulang dulu, terimakasih untuk waktunya hari ini, Cantik." Setelah mengatakan itu Narael segera berlari kecil menyebrangi air hujan dengan payungnya.
Zela masih terpaku di tempatnya. Mukanya sudah seperti kepiting rebus, merah.
Zela senyum senyum sendiri sambil menatap kepergian Narael. Lalu menatap air hujan yang masih terus turun. "Apaan sih, jago banget bikin anak orang salting." Zela tersenyum sekali lagi lalu membalikkan badannya.
Saat melintas di depan papa dan mamanya, Zela menyembunyikan box itu dibalik badannya lalu berlari sekencang-kencangnya menuju kamar, lalu mengunci pintunya.
Zela berjalan ketempat tidurnya dan meletakkan box itu diatasnya. Membuka box itu perlahan dan ia langsung berteriak kegirangan.Lihatlah betapa lucunya cupcake itu.
Ini benar benar cupcake yang spesial baginya. Narael mewarnai cream dengan warna kuning dan membuat seperti anak ayam yang lucu diatas cupcake itu.Zela meraih handphone nya dan segera memotret cupcake anak ayam itu.
"Lucu." Ucapnya lirih.
Zela mengeluarkan cupcake itu dari boxnya. Entah karena lucu atau karena memang Zela sangat senang ia bahkan sampai tidak rela untuk memakan cupcake itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love In A Vulcano [ON GOING]
Ficción GeneralKabut menyelimuti langit langit bumi siang ini, yang semula cerah berubah menjadi gelap, guncangan guncangan pada tanah yang kami pijak membuat kami kehilangan keseimbangan. Narael memeluk tubuh Zela dengan erat menggunakan tangan kirinya sedangka...