"Aku mau ngajak kamu belajar bareng ." Ucap Bianca yang membuat Narael menoleh.
Mereka sedang berada dalam ruangan yang terletak di lorong lantai 4 paling ujung. Karna mereka adalah pasangan yang akan mewakili sekolah dalam olimpiade bidang matematika. "Kita kan pasangan satu bidang, kita harus belajar bareng." Bianca menambahkan.
"Aku udah sama Zela." Narael menjawab apa adanya. Lagian walaupun mereka satu pasangan untuk mewakili sekolah, saat olimpiade tidak akan berpasangan, semua dinilai secara individual.
Bianca meneguk Saliva. "Gak bosen sama dia terus?"
Narael tak menjawab, sejujurnya dia tak seharusnya menolak seperti itu, Namun mengingat bahwa Zela pernah cemburu karna ia menukar nomornya dengan Bianca membuat Narael menjaga jarak dengan Bianca. Narael juga tidak tahu akan semarah apa Zela ketika Narael belajar bersama dengan Bianca.
"Lagian Lo juga punya banyak uang buat nyewa tutor, kenapa Lo gak lakuin itu?" Narael melempar pertanyaan yang membuat Bianca melirik ke Narael. Memang apa yang dikatakan Narael benar adanya, namun ia ingin belajar bersama Narael bukan tutor yang membuat dirinya bosan. Bianca mengikuti olimpiade juga bukan keinginannya yang tulus, melainkan ingin bersama Narael.
"Bukan nya lebih baik kita menjalin hubungan yang baik selama jadi pasangan olimpiade? Masa kita malah gak akrab sih? Belajar bareng kan penting buat kita, bakalan saling menguntungkan Lagian si Zela juga pasti bakalan belajar bareng si Gemintang, yang satu bidang sama dia." Ucap Bianca sangat panjang membuat Narael menghentikan gerakan jarinya yang mencoret coret rumus diatas lembaran kertas. Ia mencerna ucapan Bianca, mungkin ada benarnya.
Mereka tak bersuara beberapa saat, antara Bianca puas dengan kalimat yang dilontarkannya dan Narael yang berpikir keras, membuat suasana menjadi hening. Guru yang mendampingi mereka belajar sudah masuk kedalam ruangan, membuat Bianca dan Narael membungkukkan badannya menyambut.
Narael tak lagi memikirkan hal tersebut, ia mulai fokus terhadap apa yang diajarkan oleh guru mereka.
*****************
Saat pelajaran untuk olimpiade yang berlangsung 3 jam sehari selesai Narael dan Zela kembali bertemu saat jam istirahat di rooftop. "Gimana materinya? Susah gak?" Tanya Narael yang dibalas gelengan oleh Zela. Zela cukup paham dengan materi yang diberikan oleh guru, berkat hari sebelumnya dia dan Narael selalu belajar bersama.
"Gimana kalo besok Minggu kita belajar bareng di taman? Mau gak?"
"Ayoo!" Zela menjawab dengan antusias. Narael mengusap rambut Zela dan tersenyum. Lalu mereka berdua bercakap ringan dibawah awan yang bergantung diatas langit ditemani oleh permen karet yang selalu dibawa oleh Narael untuk relaksasi.
Dibagian pojok rooftop seorang siswa laki-laki sedang larut dalam alunan jarinya yang menari diatas sketch book. Ia mengambil kesempatan ini untuk menggambar objek yang menurutnya bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love In A Vulcano [ON GOING]
General FictionKabut menyelimuti langit langit bumi siang ini, yang semula cerah berubah menjadi gelap, guncangan guncangan pada tanah yang kami pijak membuat kami kehilangan keseimbangan. Narael memeluk tubuh Zela dengan erat menggunakan tangan kirinya sedangka...