Narael mengelilingi setiap sudut sekolah demi mencari Zela, hingga keringat telah membasahi tubuhnya dan nafasnya pun sudah tak beraturan. Ia berjalan ke tangga yang menuju rooftop, ini adalah tempat yang belum ia pastikan.
Narael menaiki tangganya hingga tiba di rooftop dan tubuhnya memutar mencari keberadaan Zela, Namun nihil ia tak melihat Zela disini, dimana Zela berada?
"Ngapain kesini?" Tiba-tiba ada suara seorang perempuan yang terdengar di indra pendengaran Narael. Narael sangat hafal, itu suara milik Zela. Ia mencari asal suara tersebut dan penglihatannya tertuju pada atap gudang dan tertawa.
"Ngapain kamu disitu?" Tanya Narael memandang Zela, Sedangkan Zela memutar bola matanya malas.
Melihat Zela yang sepertinya sedang jealous Narael memutuskan untuk menyusul Zela diatas sana dan duduk disampingnya."Kamu marah?"
Zela yang dilontarkan pertanyaan itu tak menjawab, ia masih sebal atas kejadian tadi. Narael berusaha mencari letak kesalahannya hingga tersadar akan sesuatu. "Aku tau kenapa kamu marah, kamu cemburu liat aku sama Bianca tadi?" Mendengar penuturan itu Zela memandang Narael dengan mata tajam dan mengeluarkan aura permusuhan.
"Ya! Emang kenapa kalo aku cemburu, salah? hah?!" Serunya.
Narael tertawa mendengar hal itu, astaga. "Aku sama Bianca gak ada apa-apa, dia cuma minta nomorku."
"Cuma? Dikira kamu aku tuli gitu?"
Narael hanya diam, tak menjawab untuk sementara waktu, sepertinya Zela mendengar percakapan dirinya dengan Bianca tadi.Jika sudah begini Narael hanya bisa mencari cara untuk membuat Zela tak merasa kesal lagi dengan dirinya. Entahlah mengapa perempuan perasaannya sangat sensitif dibandingkan laki-laki, juga sangat sulit untuk dimengerti, Namun ia sangat memaklumi itu.
"Yaudah biar kamu gak marah sama aku lagi, pulang sekolah aku jajanin ke Gramedia mau?" Mendengar tawaran itu, Zela melirik malas ke Narael. Bagaimana ia bisa menolak.
"Beneran?" Tanyanya dengan sedikit gengsi. "Beneran, tapi jangan marah lagi, gimana?" Zela mengangguk menyetujui "Oke!"
***************
Sesuai janji, Narael membawa Zela ke Gramedia yang berada dikotanya untuk mentraktir buku, menebus kesalahannya yang membuat Zela marah. Sekalian ia juga akan membeli buku soal matematika untuk latihan olimpiade.
Narael dan Zela berbeda tempat, Zela berada di rak buku yang berisi Novel sedangkan Narael berada di rak buku tentang pelajaran. Setelah beberapa menit memilih, Zela memutuskan membeli buku yang sudah ia inginkan sejak lama. Ia hanya mengambil satu buku untuk dibeli karna ia ingat, ini dibelikan bukan memakai uangnya sendiri, jadi ia harus tahu diri.
"Udah itu aja?" Tanya Narael saat menyusul Zela di rak bagian novel, Zela mengangguk. Didalam genggaman Narael terdapat tiga buku yang akan ia beli sedangkan digenggaman Zela hanya terdapat satu buku. "Kenapa cuma satu belinya?"
"Ya gapapa, aku cuma mau beli ini doang." Jawab Zela apa adanya.
"Gausah bohong, di wish list kamu ada banyak novel yang mau kamu beli." Zela menatap Narael, "tau dari mana kamu?"
"Gausah tanya aku tau dari mana, emang apa sih yang aku gak tau tentang kamu?" Zela mengangkat alisnya "kalo gitu, coba novel apa aja yang masuk di wish list aku." Zela menantang.
Narael menerima tantangan itu dan langsung mencari novel yang berada di wish list Zela. Hingga beberapa saat kemudian Narael membawa tumpukan buku yang berada di dekapannya. Zela tentu terkejut, lihatlah Narael membawa tujuh novel yang berada dalam wish list nya.
Dan Narael segera menarik Zela untuk membayar semua buku itu di kasir. Selesai membayar Narael menenteng Tote bag yang berisi buku dan menawarkan Zela untuk mampir membeli kue yang akhir-akhir ini sedang viral.
Mereka memakai sepeda menuju toko kue dan memarkirkan sepedanya saat sudah tiba diparkiran. Narael membawa Tote bag itu agar tidak hilang jika ditinggal bersama dengan sepedanya. Zela memesan kue strawberry dan Narael memesan yang Coklat.
Rasa kue ini sangat enak, bahkan Zela dan Narael saling bertukar kue untuk mencicipi kue yang dipesan satu sama lain. Pantesan saja toko kue ini viral, rasanya sungguh membuat ketagihan.
"Suka enggak jalan-jalan sore ini?" Narael bertanya seraya mengayuh pedal sepedanya. "Suka dong! Makasih ya El"
"Sama-sama cantik."
Mereka tiba dirumah saat matahari tenggelam dan langsung berpisah untuk memasuki rumah mereka masing-masing.
**************
Malamnya seperti biasa Narael dan Zela berada di rooftop masing-masing dan mereka fokus terhadap buku yang mereka baca, tidak ada suara percakapan mereka hingga satu jam kedepan Zela telah menamatkan Novel yang dibelikan oleh Narael, Sedangkan Narael sudah selesai untuk membaca materi soal yang berpotensi keluar di olimpiade.
"Gimana novel nya seru gak?" Tanya Narael dalam alat komunikasi kaleng yang tertambat di pagar balkon."Seru banget! Mau aku ceritain gak?"
"Boleh, gimana ceritanya?" Dan setelahnya Zela menceritakan isi novel dengan senang hati dan mengadukan keresahan hatinya karna ending cerita tersebut yang tak bahagia. Narael disana menyimak apa yang dituturkan oleh Zela dengan seksama. Sesekali bibirnya mengukir senyum karna mendengar cara bicara Zela yang menurutnya lucu.
Ia tak habis pikir, kenapa Zela tak menyadari bahwa dirinya sangat membuat Narael jatuh hati kepadanya berkali-kali? Entah apa yang membuat Narael terpelet, Seluruh hal tentang Zela sangat membuatnya senang dan hatinya berbunga, juga perutnya terasa seperti terdapat kupu-kupu yang berterbangan, apa ini yang dinamakan jauh cinta?
Ia tak bisa membayangkan jika dirinya suatu saat melihat Zela harus berada pada gandengan seorang pria selain dirinya, apakah ia terima? Apakah ia sanggup? Dan apakah ia ikhlas? Alih-alih melanjutkan pikirannya yang itu, suatu ruang di pikirannya yang lain seolah menghantam perasaannya begitu saja, Lagian tidak mungkin kan Zela mencintainya juga? Itu hanya angan-angan yang ia ciptakan.
Zela sudah tiba pada akhir ceritanya dan Narael tersenyum mendengar keluhan Zela tentang ending cerita yang tidak sesuai ekspektasi.
"Nael, Makasih ya udah beliin aku novel yang aku ingin dari lama ini."
"Iya, sama-sama. Kamu jangan marah lagi ya? Besok-besok mungkin aku bakal lakuin hal yang gak kamu suka, kaya belajar bareng temen yang satu bidang sama aku kalo suatu saat aku butuh itu. Tapi aku usahain selalu punya waktu buat kamu, gapapa?" Mendengar penuturan Narael membuat Zela tampak memikir sejenak.
"Iya, aku juga bakal berusaha buat gak cemburu." Suaranya sedikit pelan diakhir kata, Namun Narael tetap mendengarnya.
****************
Sampai jumpa di chapter selanjutnya-!!
Jangan lupa vote and komen
(Menerima saran dan kritik)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love In A Vulcano [ON GOING]
Ficção GeralKabut menyelimuti langit langit bumi siang ini, yang semula cerah berubah menjadi gelap, guncangan guncangan pada tanah yang kami pijak membuat kami kehilangan keseimbangan. Narael memeluk tubuh Zela dengan erat menggunakan tangan kirinya sedangka...