Marshal melihat dirinya di depan cermin ruang mempelai. Dadanya berdebar. Akhirnya tiba hari di mana ia akan menjadi seorang suami. Seorang suami dari lelaki yang sangat ia sayang. Acara di mulai lima belas menit lagi tapi ia masih belum siap untuk pergi ke luar sana, menunggu calon suaminya di ujung altar.
"Bro, you ready?" Joni melongokkan kepalanya di pintu.
It's the time. Ready or not.
Marshal berdiri dengan gugup. Joni sebagai groom's man berdiri di sampingnya. Matanya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Orang tua dan calon mertuanya duduk di kursi paling depan. Sang ibu terlihat menahan air mata di matanya. Bahkan sebelum acara dimulai. Beberapa rekan kerjanya ada di sana. Hingga pandangannya berhenti di ujung ruangan. Julius berdiri dengan senyum manisnya seakan dia orang paling berbahagia di ruangan itu.
Ketika musik mulai mengalun, sang calon suami mulai berjalan di altar menuju Marshal. Marshal tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Bagaimana tidak, dia akan mengikat janji suci dengan orang yang selalu mencintainya.
"You looks gorgeous," bisik Marshal saat mereka sudah bersama dan bergandengan tangan.
"You too, babe."
***
"Dan sekarang kalian adalah pasangan suami."
Marshal dan suaminya berciuman yang disambut tepuk tangan meriah. Semua orang bisa melihat cinta terpancar dari keduanya.
Begitu pun Julius. Dia bahagia Marshal menemukan kebahagiaannya. Meski itu bukan dirinya.
Terlalu banyak andai di kepala Julius.
Andai saat itu Julius berani untuk menghadapi hatinya.
Andai saat itu Julius berani untuk memulai.
Andai saat itu Julius berani menyatakan sayangnya.
Andai dua bulan lalu saat Marshal bilang dia akan menikah, Julius berani untuk bilang bahwa ia mencintai Marshal.
Tapi ia terlambat.
Ia terlambat menyadari bahwa ia menyayangi Marshal.
Ia terlambat mengungkapkan perasaannya.
Ia terlambat tahu bahwa Marshal pernah sebegitu sayangnya pada Julius.
Ia terlambat. Tapi ia juga tahu ia tak pernah terlambat untuk berbahagia untuk Marshal.
He has found his other half. And Julius is just so happy seeing Marshal being that happy.
Happy wedding, Bang Marshal. I still love you, and I'm so happy for you, batinnya.
***
Author's note :
a short update in my low point. something happen in my irl so i need a short escape.
What If ini terjadi kalau kejadian New York dan seterusnya tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Story of Marshal & Julius - MarkMin AU
FanfictionJulius is a rising actor-model. He works. He loves. Marshal does his best to support Julius. He is the manager. But he falls hard for him. A collection of short alternate universe stories of Jaemin as Julius and Mark as Marshal. Setiap chapter...