Julius melahap ayam gorengnya dengan lahap. Ia masih punya lima belas menit untuk menghabiskan makanannya dan menelepon seseorang yang sedari tadi menunggunya membalas pesan.
Matahari masih terik di atas sana. Julius sedang berada di lokasi syuting video klip salah satu penyanyi sebagai modelnya.
"Mau diambilin air putih apa soft drink, Bang?" tanya Jese yang sudah menyelesaikan makannya.
"Air putih aja, Jes. Thanks, ya," jawab Julius singkat.
Belum lama ia ditinggalkan sendiri di salah satu sudut tempat untuk menunggu, ponselnya berbunyi.
My M
Marshal meneleponnya. Julius tersenyum. Bahkan hanya satu pesan mengabarkan kalau ia sedang break, kekasihnya itu sudah menelepon.
Julius memasang earphone nya sebelum menekan tombol untuk menjawab panggilan itu.
"Udah makan?" tanya suara di seberang.
"Ini lagi makan. Jese lagi ngambilin minum," jawab Julius sambil meneruskan mengunyah nasi dan ayam gorengnya.
"Is it weird that I miss you already?" Pertanyaan itu mengundang gelak tawa Julius. Benar-benar ia tidak menyangka Marshal bisa semanja itu.
Di mata Julius, Marshal adalah sosok yang sangat bisa diandalkan. Selalu ada di manapun dan kapanpun saat menjadi managernya dulu. Sekarang pun meski ia sudah punya kesibukan sendiri setelah berhenti menjadi managernya, Marshal selalu menyempatkan diri untuk ada di sisi Julius. Tapi setelah mereka berpacaran, Julius bisa melihat sisi lain Marshal. Marshal yang manja. Marshal yang suka sekali memeluknya. Marshal yang mudah merajuk saat keinginannya tidak dituruti. Dan Julius sangat menyukai sisi lain Marshal itu.
"It is, Bang! Semalem juga kamu nginep di apartemen aku kan. We literally meet everyday! Sekarang abang kerja. Siapa suruh resign jadi managerku?" ledeknya.
Pun sebenarnya Julius merasa rindu. Masih aneh selama tiga bulan terakhir hanya Jese yang menemani jadwal-jadwalnya. Marshal sudah benar-benar resign sebagai manager Julius. Waktunya lebih banyak dihabiskan di kantor atau di studio musik. Mereka berdua hanya saling berkunjung ke apartemen satu sama lain hampir setiap malam untuk menghabiskan waktu bersama.
"Bang Marshal masih banyak kerjaan?" tanya Julius saat tidak ada jawaban di seberang.
"Tinggal dikit sih ini cek beberapa dokumen habis gitu cek recording di studio. Do you want me to come over?"
"Kalau mau sih. Aku masih sampe jam enam-an. Ini tinggal shoot beberapa adegan indoor sama nunggu matahari agak turun buat outdoor nya. Mau ke sini? Habis gitu bisa cari makan bareng," tawar Julius.
"Gak apa-apa aku ke sana? Orang-orang kan tahunya manager kamu sekarang Jese."
"Ya kenapa sih? Sekali-sekali aku kan juga mau kayak artis lain pas kerja diapelin pacarnya. Bang Marshal gak mau keliatan bareng aku?" Di seberang sana Marshal sudah bisa mendengar nada merajuk Julius.
"Of course it's not like that! Aku takut kamu yang gak nyaman kalo keliatan sama pacar. Belum siap go public mungkin? Kamu yang artis, bukan aku."
"Aku gak mau sembunyi-sembunyi juga, sih. It's not like I committed a crime," sahut Julius enteng.
"All right. Be there in one and half, babe. Tunggu, ya."
Julius menutup sambungan telepon dengan senyum mengembang dan perasaan berbahagia.
Oh, senangnya punya pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Story of Marshal & Julius - MarkMin AU
FanfictionJulius is a rising actor-model. He works. He loves. Marshal does his best to support Julius. He is the manager. But he falls hard for him. A collection of short alternate universe stories of Jaemin as Julius and Mark as Marshal. Setiap chapter...