Liburan ringan yang diinginkan Julius benar-benar terealisasi. Dia tidak perlu memikirkan script, konsep photoshoot, atau menjaga makannya. Dia memuaskan dirinya sendiri untuk makan apapun yang ia mau dan melakukan kegiatan apapun yang ia inginkan. Julius sudah berkeliling ke berbagai pantai di pulau itu. Julius sudah mencoba mengambil satu kelas surfing. Julius sudah menjelajah berbagai kuliner dari yang tradisional hingga kekinian. Tentu saja sayangnya tidak semua bersama Marshal. Bagaimana pun Marshal masih ada beberapa janji dengan partner bisnis dan lelaki itu mempersilakan Julius untuk mencari kegiatan lain sambil menunggunya.
Hanya sekali Julius diajak oleh Marshal ke salah satu acaranya, yaitu sebuah pesta oleh rekan bisnis perusahaannya di hari kedua Julius di Bali. Julius mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan kemeja satin berwarna merah jambu di dalamnya. Malam itu, Marshal tidak meninggalkan tangannya sedetik pun dari pinggang Julius dan dengan bangga dia akan mengenalkan Julius sebagai pasangannya.
Di hari keempat, Marshal memastikan hanya ada satu meeting pada saat breakfast sehingga mereka berdua bisa menghabiskan liburan sebelum Julius kembali bekerja di hari Rabu.
Julius duduk di salah satu kursi di restoran tempat Marshal dan partner bisnisnya bertemu. Tentu saja ia memilih salah satu kursi di luar yang menghadap ke pantai dibanding harus satu meja mendengar diskusi masalah perusahaan. Tangan dan matanya fokus di layar ponsel membuka media sosial. Hingga ia membaca postingan Jese Twitter yang membuat matanya melotot
Jese sedang mengikuti tren media sosial "we listen, we don't judge" dan tanpa sengaja secara tersirat managernya itu membuka bahwa Julius sedang memiliki hubungan romantis dengan seseorang.
Tentu saja postingan Jese langsung ramai. Dia tidak menyamarkan nama Julius dan beberapa penggemarnya tahu bahwa Jese adalah managernya sekarang.
Cepat-cepat ditangkapnya tampilan layar di ponselnya itu lalu dikirim ke Jese untuk meminta konfirmasi. Tak lama postingan tersebut sudah dihapus oleh pengirimnya.
Jese
Bang Jul, sorry.... 😭😂
Lo sih kebanyakan gaya pake main gituanBentar lagi paling Bang Joni telpon gue.
Ntar gue kabarin gimana-gimananya
Ya mau bagaimana lagi. Sudah nasibnya menjadi public figure. Hal-hal remeh seperti ini pun pasti akan menjadi perbincangan. Tinggal tunggu saja mana yang lebih dulu telepon dari Joni atau permintaan klarifikasi dari wartawan gosip.
Julius berganti membuka aplikasi Instagram. Dia sudah biasa melihat halaman notifikasinya penuh dengan orang-orang di sekitarnya atau penggemar, begitu pulang dengan pesan pribadi atau direct message. Tapi tidak pernah seramai ini. Ia buka salah satu DM yang menunjukkan dirinya ditandai di sebuah postingan konten sementara. Fotonya dengan tangan Marshal melingkar erat di pinggangnya saat pesta hari Minggu lalu diunggah di salah satu akun gosip paling terkenal. Julius menepuk dahinya.
Well, there is no going back.
"Ada apa, sayang? Kok keningnya mengkerut gitu?" tanya Marshal dari belakang Julius tepat saat telepon dari Joni datang. Julius mengangkat tangannya meminta waktu kepada Marshal untuk mengangkat telepon terlebih dahulu.
"Iya, Bang.
"Iya. Gak apa-apa. Emang gitu kenyataannya.
"Gak apa-apa gak usah ditutupin.
"Mau gue sendiri apa agensi yang rilis?
"Oh gitu? Oke. Minta tolong reporter sama media dari kantor ya. Gue post sendiri di sosmed gue.
"Thanks, Bang. Sorry bikin heboh."
Setelah perbincangannya dengan Joni selesai, Julius beralih ke kekasihnya yang sudah duduk di seberang meja di sebelah kirinya.
"Ada apa, sayang? Kok kayaknya ada yang urgent gitu?" tanya Marshal lagi.
Julius menyodorkan ponselnya yang masih membuka tampilan Instagram. "Tuh. Ada yang fotoin kita dan di-upload pas setelah adik kita tercinta keceplosan di Twitter."
Setelah Marshal melihat unggahan di Instagram, Julius menunjukkan jendela obrolan pesan singkatnya dengan Jese. Percuma membuka Twitter, postingan Jese itu sudah dihapus.
Marshal mengembalikan ponsel Julius lalu memijat pelipisnya.
"Jadi, go public beneran nih?" tanyanya.
"Ya Bang Marshal maunya gimana? Mumpung belum ada artikel keluar nih. Aku bisa telpon Bang Joni," jawab Julius sambil mengambil ponselnya yang diletakkan di meja oleh Marshal.
Marshal menahan tangan Julius lalu menggenggamnya. Terkadang ia heran dengan betapa entengnya Julius menghadapi sesuatu. Julius punya karir sebagai artis. Julius punya penggemar. Karir Julius lebih terdampak daripada dirinya sendiri. Marshal ingin memamerkan Julius sebagai kekasihnya ke seluruh dunia, tapi ia selalu ragu akan mengganggu status Julius sebagai public figure.
Namun saat berita tentang mereka keluar lengkap dengan foto dan tumpahan samar dari Jese, Julius tanpa berpikir panjang mau langsung mengonfirmasinya.
Marshal bingung harus senang atau khawatir dengan cara kekasihnya mengambil keputusan itu.
"Just tell me when things get harder, ya," ujar Marshal sambil mencium punggung tangan Julius.
"Iya, Bang Marshal sayang," sahut Julius dengan pipi merona.
***
Author's note :
Jadi aku ada updatean di Twitter soal tren yang diikuti Jese tuh.
Check it out here : https://x.com/myaugust0213/status/1864616045983748397
Jadi masih nyambung pas lagi liburan ada insiden kecil yang berujung go public itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Story of Marshal & Julius - MarkMin AU
FanfictionJulius is a rising actor-model. He works. He loves. Marshal does his best to support Julius. He is the manager. But he falls hard for him. A collection of short alternate universe stories of Jaemin as Julius and Mark as Marshal. Setiap chapter...