Chapter 20: D-A

85 16 14
                                    

{𝗦𝗶𝗹𝗲𝗻𝘁 𝗣𝗿𝗼𝗺𝗶𝘀𝗲𝘀}𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 🪐(17+) 𝘐'𝘮 𝘴𝘰𝘳𝘳𝘺 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘐 𝘤𝘢𝘯'𝘵 𝘮𝘢𝘬𝘦 𝘴𝘤𝘦𝘯𝘦𝘴 𝘢𝘳𝘦 𝘵𝘰𝘰 𝘦𝘹𝘱𝘭𝘪𝘤𝘪𝘵, 𝘣𝘶𝘵 𝘐 𝘩𝘰𝘱𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘭𝘭 𝘴𝘵𝘪𝘭𝘭 𝘦𝘯𝘫𝘰𝘺 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘪𝘵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{𝗦𝗶𝗹𝗲𝗻𝘁 𝗣𝗿𝗼𝗺𝗶𝘀𝗲𝘀}
𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 🪐
(17+) 𝘐'𝘮 𝘴𝘰𝘳𝘳𝘺 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘐 𝘤𝘢𝘯'𝘵 𝘮𝘢𝘬𝘦 𝘴𝘤𝘦𝘯𝘦𝘴 𝘢𝘳𝘦 𝘵𝘰𝘰 𝘦𝘹𝘱𝘭𝘪𝘤𝘪𝘵, 𝘣𝘶𝘵 𝘐 𝘩𝘰𝘱𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘭𝘭 𝘴𝘵𝘪𝘭𝘭 𝘦𝘯𝘫𝘰𝘺 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘪𝘵

🪐___
Ciuman mereka semakin dalam, penuh dengan hasrat yang tak tertahankan. Jake mencium Anna dengan keinginan yang semakin memuncak, seolah-olah hanya itu yang bisa menenangkan gejolak dalam dirinya. Setiap kali bibir mereka bersentuhan, ciumannya terasa semakin intens, semakin dalam, sehingga membuat Jake seperti kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.

Dalam satu gerakan cepat, Jake mendorongnya hingga dia terbaring di lantai kayu kabin yang dingin. Napasnya tercekat saat dia merasakan tubuh pria itu berada di atasnya, berat tubuhnya menekannya namun hal itu tidak membuat nya merasa tercekik.

Rasa sakit di pinggangnya yang sebelumnya membuatnya kesakitan tampaknya tidak ada artinya lagi di hadapannya sekarang. Ada rasa yang lebih besar, lebih mendalam yang menguasai Jake - rasa sakit karena dia begitu menginginkan gadis yang ada dibawah kendalinya saat ini.

Tangannya yang kasar menangkup pipinya dengan lembut, Anna mulai merasa gugup, hatinya berdebar kencang. Tubuhnya merespon, tapi pikirannya masih bingung dengan situasi yang terus berubah dengan begitu cepat.

Saat Jake semakin intens dalam mencium dan mendekapnya, ada dorongan dalam dirinya untuk menghentikan ini, dia mengangkat tangannya, mencoba untuk mendorongnya menjauh, namun pria itu malah semakin menekan bibirnya lebih keras, seakan-akan tidak memberinya ruang untuk melarikan diri.

"Jake... tunggu..." bisik Anna dengan suara bergetar.

Dengan suaranya yang serak, dia berbisik. "Biarkan seperti ini lebih lama lagi..." suaranya terdengar seperti sebuah permohonan.

Tangannya bergerak menyusuri tubuh Anna, membuatnya merasa panas dalam dinginnya malam. Napas Anna semakin tersengal, perasaannya bercampur aduk antara ketakutan, kegugupan, dan sebuah ketertarikan yang tak bisa dia pungkiri.

Meskipun rasa takut masih ada, ada juga bagian dari dirinya yang ingin percaya pada Jake, ingin menyerah padanya saat ini.

Untuk pertama kalinya, dia melihat sesuatu yang berbeda di balik tatapan dinginnya. Di detik itu, Anna tahu bahwa Jake tidak hanya menginginkannya secara fisik, ini lebih dari sekadar keinginan, ini adalah kebutuhan.

"Saat bersamamu..." dia berbisik di telinganya, napasnya panas di kulitnya. "Aku bisa melupakan segalanya, termasuk rasa sakit ini, aku hanya membutuhkanmu..."

Luka di pinggangnya masih berdarah, tapi dia mengabaikannya. Semua fokusnya hanya tertuju pada gadisnya, pada bibirnya, pada kehadirannya.

"Jake.. "

A Dangerous AttractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang