Chapter 21: D-A

73 15 14
                                    

{𝗧𝗮𝗻𝗴𝗹𝗲𝗱 𝗟𝗼𝘆𝗮𝗹𝘁𝗶𝗲𝘀}𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 🌓𝘐 𝘵𝘳𝘺 𝘵𝘰 𝘨𝘪𝘷𝘦 𝘮𝘺 𝘣𝘦𝘴𝘵, 𝘐 𝘩𝘰𝘱𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘪𝘵:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{𝗧𝗮𝗻𝗴𝗹𝗲𝗱 𝗟𝗼𝘆𝗮𝗹𝘁𝗶𝗲𝘀}
𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 🌓
𝘐 𝘵𝘳𝘺 𝘵𝘰 𝘨𝘪𝘷𝘦 𝘮𝘺 𝘣𝘦𝘴𝘵, 𝘐 𝘩𝘰𝘱𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘪𝘵:)

___
Setelah sampai di mansion, Jake segera dibawa ke ruang perawatan pribadi, di mana dokter pribadinya mulai merawat luka-lukanya.

Dokter itu bekerja dengan telaten, membersihkan darah dan menjahit luka di pinggangnya, namun tidak ada rasa sakit yang dirasakan oleh pria itu. Yang ada hanyalah perasaan puas. Pikirannya melayang kembali pada malam sebelumnya, senyum tipis menghiasi wajahnya, seolah rasa sakit fisik hanyalah gangguan kecil dibandingkan dengan kepuasan hatinya.

Evan, yang berdiri di sudut ruangan dengan tangan bersilang, menatap sepupunya tajam, ada ketegangan seperti biasa saat mereka berdua berada di ruangan yang sama.

"Jangan bilang apa yang kupikirkan itu benar," kata Evan dengan nada penuh kecurigaan.

Jake hanya mengangkat alis dan menjawab dengan singkat, "Itu benar."

"Apa itu masalah untukmu?" tanyanya tanpa menoleh, tatapan matanya tetap fokus pada dokter yang sedang membalut lukanya.

"Itu masalah untuk dirimu sendiri,"

Debat di antara kedua saudara itu tidak asing lagi bagi siapa pun yang telah lama bekerja untuk Jake. Dokter yang masih merawatnya hanya menggelengkan kepala, tetap fokus pada pekerjaannya, meskipun dia sudah terbiasa dengan dinamika antara dua pria ini, seolah pertengkaran mereka adalah hal yang biasa.

Namun, suasana berubah drastis ketika pintu terbuka dengan kasar. Mouri, ibu Jake, masuk dengan amarah membara di wajahnya.

Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melemparkan beberapa catatan yang dia genggam ke lantai, tepat di depan putranya. Kertas-kertas itu berhamburan, beberapa di antaranya berisi tulisan tangan dan foto yang familiar bagi Jake.

"Apa ini!?" bentak Mouri.

Evan dan dokter bertukar pandang sejenak, bingung dengan situasi yang tiba-tiba berubah menjadi semakin tegang, suasana di ruangan itu semakin berat dengan kehadiran nyonya Ravenscroft.

Dia menoleh perlahan, ekspresinya masih tidak berubah. "Dimana ibu mendapatkannya?" tanyanya dengan nada datar.

Ibunya mendekat, matanya penuh kemarahan saat dia menunjuk sesuatu di salah satu catatan yang bertebaran di lantai. "Siapa gadis itu sebenarnya!?" teriaknya. Suaranya bergetar, bukan hanya karena marah, tetapi juga karena ketakutan dan kebingungan.

Dia menatap ibunya tanpa emosi apapun yang terlihat diwajahnya. Dia tahu ke mana arah pertanyaan ini.

"Apakah benar dia putri Dustin!? Putri dari pria berengsek itu?" suara wanita itu semakin tinggi, nadanya mendesak, menuntut jawaban.

Mouri mendekat lagi, kali ini menunjuk langsung pada lengan Jake, tempat nama Anna diukir dengan pisau, bekas luka itu masih terlihat jelas. "Jawab ibu, Jake!" teriaknya, hampir kehilangan kendali.

A Dangerous AttractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang