12. Bertemu Sang Pemimpin

12 3 0
                                    

"Mekanisme yang terakhir ini tidak bisa dikatakan mudah, tidak bisa juga dikatakan terlalu sulit. Tingkat kesulitannya berada di tengah dan memerlukan kekompakan dalam melakukannya." Shaka memberi penjelasan usai menurunkan tubuh Kaili di atas batu besar. Mata perempuan itu mengedar, menatap ke sekeliling mereka yang terdapat banyak batu besar serta jurang yang dalam.

Baru saja Kaili melangkah maju, perempuan itu sudah nyaris terjatuh ke jurang jika Shaka tidak sigap menangkap tubuhnya. Jantung Kaili berdegup kencang saat melihat batu-batu kecil berjatuhan. Andai Shaka terlambat menahan tubuh Kaili, mungkin nasibnya akan sama seperti batu-batu itu. Jatuh ke tempat terdalam dan tidak akan pernah bisa kembali.

"Hati-hati. Mekanisme terakhir ini terlihat memang cukup mudah. Hanya dengan melewati batu-batu ini, kita berhasil menyelesaikan semua mekanismenya. Tapi, Kaili ... kamu tetap tidak bisa menganggap enteng. Di tempat yang memiliki energi hisab yang kuat seperti tempat ini, kita tidak bisa mengeluarkan jurus-jurus sesuka hati. Semua ada perhitungannya.

"Kita tidak bisa melakukan metode yang sama seperti saat melewati mekanisme pertama dan kedua. Mekanisme ini hanya bisa dilewati dengan dua kekuatan. Yaitu kekuatan Sin dan Cos. Sin memakai energi panas milik kamu, dan Cos memakai energi dingin milik saya. Di sini kita akan bekerja sama melewatinya," ujar Shaka memberi penjelasan. Kaili bergeming. Otaknya masih mencerna perkataan Shaka, kemudian matanya kembali mengedar melihat ke sekitar.

Memang ada di sebelah barat terlihat seperti pusaran angin. Mungkin itu yang dikatakan Shaka tadi, pusaran itu bisa menghisab energi tingkat rendah jika dikeluarkan dengan gegabah. Lain halnya dengan energi Sin dan Cos,  kekuatan tingkat dewa yang bisa menghancurkan apa pun. Namun ....

"Tapi saya belum menguasai ilmu ini sepenuhnya, Yang Mulia."

Kaili baru sekali mencoba mengeluarkan ilmu Sin, pun dia langsung dibuat lemas karenanya. Perempuan itu masih belum bisa mengendalikan energi panas dalam tubuhnya dengan sempurna. Kaili takut melakukan kesalahan jika dia memaksa mengeluarkan ilmu Sin.

"Saya akan menyalurkan separuh energi tenaga dalam milik saya, setelah itu kita akan mencoba mengendalikan kedua energi itu. Yakinlah, selagi kita bersama, kita akan berhasil melewati mekanisme yang ketiga ini." Shaka berusaha meyakinkan Kaili. Dia menggenggam tangan perempuan itu, menatapnya dengan binar penuh keyakinan di matanya hingga membuat Kaili mengangguk setuju.

"Baiklah. Mari kita lakukan."

Kaili sudah memutuskan untuk mempercayai Shaka. Apa pun yang laki-laki itu lakukan, Kaili harus yakin. Semua ini pasti demi keselamatan mereka. Sejak awal, saat Kaili memutuskan untuk berada di sisi Shaka, laki-laki itu tidak pernah absen untuk melindunginya. Meski terkadang dengan cara yang membuat Kaili melongo tidak percaya atau bahkan menyakitinya. Namun, Shaka selalu menepati janjinya untuk membuat nyawanya selalu aman.

***

Shaka lantas meminta Kaili duduk bersila di atas batu yang mereka pijak. Tangan perempuan itu dia letakkan di paha dalam keadaan terbuka ke arah langit sesuai arahan Shaka. Sementara laki-laki itu mengumpulkan energi Cos dalam tubuh, membentuk menjadi satu pusaran energi besar yang dikendalikan olehnya.

Cahaya biru terpancar dari tubuh Shaka, diiringi dengan angin yang bertiup kuat. Mata laki-laki itu tertuju pada punggung Kaili sebelum dia menyalurkan energi Cos ke dalam tubuh perempuan itu. .

Ini adalah satu-satunya cara untuk melawati mekanisme ketiga. Kaili tidak mungkin menggunakan energinya sendiri tanpa bantuan Shaka. Dengan menyalurkan energi Cos ke dalam tubuh Kaili, mereka pasti bisa menyatukan dua energi yang berlawanan ini, lalu melewati mekanisme dengan mudah.

Shaka masih menyalurkan energi ketika Kaili terbatuk hingga mulutnya mengeluarkan darah. Mata perempuan itu terpejam, wajahnya mengerut seperti tengah menahan sakit.

Within a Hundred Days (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang