23. Dunia Baru, Kehidupan Baru (Ending)

14 2 1
                                    

Dunia baru ini benar-benar sangat indah. Jika dunia sebelumnya diliputi dengan aura gelap dan mencekam, dunia ini adalah kebalikannya. Terlihat begitu indah memanjakan mata, dan terasa damai saat mendengar burung-burung berkicau serta suara aliran air yang terdengar sangat menenangkan.

"Ini dinamakan istana Natura. Tempat ini dipilih kakek menjadi ibu kota, untuk beberapa waktu kita akan memimpin dunia ini, menjadi kaisar besar yang akan memerintah seluruh dunia agar berjalan dengan baik." Shaka berkata saat mereka hendak memasuki aula istana. Mata Kaili mengedar, melihat banyak pasukan bayangan berbaris lalu salah seorang bersuara lantang saat mereka memasuki aula istana.

"Beri hormat pada Raja dan Ratu kita!" Seruan orang itu membuat seluruh orang-orang yang semula berdiri langsung berlutut memberi salam penghormatan ketika Kaili dan Shaka menduduki singgasana.

"Salam hormat pada Raja dan Ratu, semoga selalu diberi kebahagiaan, keamanan, dan kedamaian," ucap mereka serentak.

"Bangunlah." Satu perintah dari Shaka membuat semua orang kembali berdiri. Lata yang berada di barisan paling depan berjalan ke tengah untuk menghadap.

"Lapor, Raja. Semua penduduk sudah diberi rumah dan menjalani kehidupan seperti di dunia sebelumnya. Pasukan militer pun sudah digabungkan antara pengawal istana dan pasukan bayangan. Kini dunia sudah aman dan damai." Lata memberikan laporan dengan lugas. Lalu kembali ke tempatnya semula usai memberikan laporan.

"Kalau begitu, mulai hari ini Lata akan diangkat menjadi Putra Mahkota dan akan mengurus segalanya yang berkaitan tentang istana." Shaka mengeluarkan dekrit yang langsung diterima oleh Lata tanpa bantahan.

Setelah melakukan serah terima jabatan pada Lata, Kaili beristirahat di kamarnya. Ternyata hidup di dunia ini tanpa benda elektronik lebih terasa menyenangkan. Banyak hal yang bisa dia lakukan. Kaili bisa belajar berkuda, memanah, dan masih banyak kegiatan menyenangkan yang membuatnya merasa senang.

Keputusan Shaka yang menjadikan Lata sebagai penerusnya membuat Kaili merasa tenang. Di bawah kepemimpinan orang jujur dan tegas seperti Lata, dia tidak akan khawatir dunia baru ini menjadi kacau balau seperti dunia sebelumnya yang dipimpin oleh Ratu Annaki.

Perempuan itu lantas beranjak dari ranjang, berjalan ke arah jendela untuk melihat pemandangan air terjun yang nampak sangat indah. Di kehidupan yang lalu Kaili sudah banyak menderita, selain hidup sebatang kara tanpa orang tua, dia juga mengidap penyakit yang setiap hari membuatnya kesakitan. Dia tidak ingin lagi mengalami semua itu. Kaili hanya ingin kebahagian dengan hidup bersama Shaka sampai akhir hayatnya.

"Apa yang kamu pikirkan?" Shaka datang dan langsung memeluk Kaili dari belakang. Bibir laki-laki itu mengecup ringan cuping telinganya lalu ikut menatap ke arah luar jendela.

"Besok kita akan berangkat ke gunung Qingan. Saya sudah menyiapkan kediaman yang cocok untuk kita tempati bersama anak-anak kita nanti. Oh, iya, Kakek bilang akan mengabdikan diri dengan bertapa." Shaka berujar, lalu memalingkan tubuh Kaili hingga mereka berhadapan. "Jika kamu ingin pergi, sekarang masih sempat. Namun, jika kamu memilih untuk tetap di sisi saya, saya tidak akan mengizinkan kamu menyesali keputusan ini."

"Aku akan tetap berada di sisi kamu dan tidak akan pernah menyesalinya," ucapnya lugas. Mengenal Shaka adalah anugerah yang diberikan dalam hidupnya. Mana mungkin dia memiliki kesempatan untuk menyesal karena karena laki-laki itu selalu membuatnya bahagia.

***

"Lulu! Berhenti mengganggu kakak!" Anak laki-laki itu berlari menghindari kejaran anak perempuan yang memegang kuas cat di tangannya.

"Siapa yang menganggu, Kakak? Lulu hanya ingin melukis wajah Kakak!" Lulu tidak terima dikatakan sebagai pengganggu. Dia hanya ingin mempraktikkan ilmu yang didapat dari guru di akademi. Kenapa kakaknya justru mengatakan kalau dia menganggu? Menyebalkan!

Within a Hundred Days (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang