22. Cerita Lama

4 1 0
                                    

Beberapa jam sebelumnya.

"Seluruh penduduk sudah dibawa ke sini. Namun, keadaan mereka belum aman jika tidak segera dikeluarkan, takutnya Ratu Annaki tetap bisa menyerap energi mereka." Kaili berujar saat tiba di tempat terlarang ibu kota, jalan menuju dunia luar.

"Kami sudah mencobanya, Nyonya. Namun, kekuatan kami tetap tidak bisa membukanya." Lata melaporkan. Kaili diam sejenak, matanya terus mengawasi segel yang berwarna hitam keungu-unguan itu. Namun, warna segel tiba-tiba berubah menjadi merah dalam beberapa detik.

"Lata, sepertinya segel ini akan melemah kekuatannya jika berwarna merah. Sebelumnya kalian sudah mencoba membuka segel dunia berwarna hitam keunguan. Nanti, saat warna segel kembali berubah menjadi warna merah, kita harus menyatukan kekuatan untuk membuka segel lagi." Jika tebakannya tidak salah, saat segel berubah menjadi warna merah, mungkin kekuatan Ratu Annaki sedang melemah dan itu adalah waktu yang tepat untuk membuka segel.

Kaili dan semua pasukan bayangan bersiap untuk membuka segel dunia, saat warna segel berubah menjadi merah, barulah mereka mengarahkan seluruh kekuatan untuk membukanya. Dua sudut bibir Kaili terangkat saat melihat keretakan pada segel sebelum kemudian segel benar-benar hancur dan jalan menuju dunia luar sudah terbuka sepenuhnya.

"Lata, bersiap untuk mengeksekusi semua penduduk. Saya ingin menemui seseorang dulu." Kaili lebih dulu keluar untuk mencari gurunya. Tempat ini adalah dunia modern, tempat di mana dia berasal. Gurunya pernah berkata, jika Kaili berhasil kembali dan ingin memanggilnya, sebut saja keinginan itu dalam hati.

Mata Kaili memejam, dalam hati dia memanggil gurunya dan ingin segera bertemu. Dia akan meminta izin pada guru untuk membantu Shaka menyelesaikan misinya. Meski dirinya sudah berhasil menyelesaikan misi, Kaili tetap tidak bisa pergi begitu saja sebab ada Shaka di dalam sana sedang mempertaruhkan nyawa.

"Kamu berhasil, Kaili." Kaili membuka mata begitu mendengar suara gurunya. Senyumnya mengambang lalu dia membungkuk memberi hormat.

"Saya ingin meminta izin untuk kembali ke duni itu agar bisa membantu seseorang untuk memusnahkan Ratu Annaki," ujarnya dengan tegas.

Terdengar embusan napas dari pria yang umurnya sudah lebih dari setengah abad itu sebelum berkata, "Kamu tidak bisa membunuhnya, Kaili. Lebih baik kamu tinggalkan saja dunia ini atau kamu akan menyesal."

Menyesal? Tidak mungkin. Untuk apa Kaili menyesal karena membantu suaminya memusnahkan musuh? Kaili mungkin akan menyesal jika tidak kembali dan membiarkan Shaka berjuang seorang diri.

"Saya justru akan menyesal jika tidak membantu suami saya, Guru." Kening Kaili berkerut saat melihat reaksi gurunya yang seperti sangat tidak menyetujui kepergiannya. "Sebenarnya ada apa, Guru? Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Guru."

Guru mengembuskan napas panjang. "Ratu Annaki adalah orang tua kandung yang kamu cari selama ini. Mereka orang tua kamu, Kaili. Saya tidak mungkin membiarkan kamu membunuh ibu kamu sendiri."

Tunggu, sepertinya telinga Kaili yang bermasalah. Perempuan itu beberapa kali menepuk telinga, bahkan sampai memasukkan telunjuknya sebelum meminta guru mengulangi perkataan beliau. "Guru, dia sama sekali bukan ibu saya. Meskipun wajahnya mirip, tapi dia sama sekali bukan ibu saya." Kaili terkekeh ringan. Bagaimana mungkin seorang ibu bersikap begitu kejam dengan memukulnya menggunakan tongkat hingga tubuhnya banyak mendapat luka dan mengalami cidera.

"Ibu kamu mempelajari ilmu hitam yang membuatnya tamak dan haus akan kekuasaan. Dia mengetahui ada dunia yang bisa membuatnya menjadi penguasa. Banyak manusia yang memiliki kemampuan khusus seperti kamu ditariknya ke sana untuk diserap energinya. Bahkan karena dia, cucu saya terperangkap di dunia itu dan tidak bisa kembali. Ayah kamu sudah meninggal sewaktu memasuki dunia itu. Namun, hal itu tidak membuat ibu kamu berhenti. Dia tetap memaksa masuk dan mewujudkan keinginannya.

"Dalam kitab kesesatan yang dipelajari ibu kamu, ada yang namanya ilmu membangkitkan orang mati. Dibutuhkan darah yang mengandung energi panas dan dingin atau bisa disebut dengan sin dan cos. Ambisinya untuk menghidupkan ayah kamu sangat besar hingga membuat banyak nyawa dihabisi olehnya. Meskipun begitu, dia tetap ibu kamu. Jangan melakukan sesuatu yang akan membuat kamu menyesal nantinya." Penjelasan dari guru membuat air matanya luruh. Orang tua yang selama ini dia cari adalah iblis mengerikan yang paling ingin dia hancurkan.

"Pulanglah ke rumah, Nak. Jangan lagi terlibat. Misi kamu untuk menyelamatkan orang-orang di dunia ini sudah berhasil." Gurunya kembali berkata.

Sejenak Kaili bergeming. Menghukum orang jahat seperti Ratu Annaki adalah hal yang harus dilakukan. Shaka adalah suaminya, bagaimanapun juga dia tidak akan membiarkan Shaka mati di tangan ibunya. Tangan perempuan itu terangkat, menghapus air mata dengan kasar. Dia sudah memutuskan. Kaili akan membantu Shaka untuk memusnahkan Ratu Annaki.

"Saya tidak akan menyesal jika membunuh orang jahat itu dengan kedua tangan saya sendiri." Kaili sudah bertekad. Hatinya sakit saat mengingat hari-hari sulitnya tanpa orang tua. Jika tidak ada guru, Kaili mungkin sudah lama mati. Dia tidak perlu menghargai hubungan anak dan orang tua yang sudah lama mati. Saat ini dia hanya punya Shaka sebagai suami.

"Baiklah. Jika kamu sudah memutuskan, pergi dan segera bantu Shaka."

***

Shaka membawa Kaili beristirahat di rumahnya dulu. Rumah lama yang sudah belasan tahun dia tinggalkan. Sementara kakeknya masih memindahkan seluruh penghuni dunia lama ke dunia baru yang dia temukan untuk manusia berkemampuan khusus. Kata kakek dia melakukan hal ini semata hanya ingin melindungi mereka agar tidak saling menyerang. Karena bagaimanapun juga cara hidup mereka sangat berbeda dengan kehidupan di dunia modern yang serba canggih.

"Ternyata dari awal takdir kita memang sudah terhubung satu sama lain." Kaili berujar saat membaringkan tubuh di pangkuannya. Tangan Shaka bergerak, mengusap puncak kepala Kaili dengan lembut.

"Benar. Guru kamu adalah kakek saya. Sekarang apa rencana kamu?" Pertanyaan Shaka yang Shaka lontarkan membuat perempuan itu mengambil tangannya, lalu meletakkannya di pipi sementara matanya terpejam.

"Hidup dengan tenang bersama kamu." Kaili berkata sambil tersenyum, menampilkan deretan giginya yang rapi. Shaka lantas menunduk, lalu mengecup bibir perempuan itu dengan cepat.

"Hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya adalah menikah. Sejak terperangkap di dunia itu, saya selalu memikirkan cara untuk keluar. Namun, selalu gagal. Sampai akhirnya sepuluh tahun yang lalu, saya kembali dengan kakek. Beliau bilang akan mengirimkan seseorang yang memiliki darah istimewa yang ternyata orang itu adalah kamu." Shaka kembali menjatuhkan ciumannya, kali ini tidak hanya sekedar mengecup, tapi juga melumat perlahan dan menyesapnya dengan perasaan bahagia.

Kini mereka sudah berhasil melewati hidup dan mati bersama. Setelah ini Shaka hanya ingin membawa Kaili hidup dengan tenang tanpa ada gangguan apa pun lagi seperti berebut harta dan kekuasaan.

"Setelah semua penduduk di dunia lama berpindah ke dunia baru, kamu temani saya untuk mencari kandidat yang cocok sebagai pemimpin di sana. Setelah itu kita akab mencari tempat yang indah dan jauh dari keramaian agar bisa hidup tentram dan nyaman selamanya bersama anak-anak kita nanti." Shaka berkata yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Kaili.

"Dengan senang hati, Suami."

***

Selesai ditulis tanggal 30 Oktober 2024.

Satu bab lagiiii astagaaa aku hepiii banget bisa selesaikan karya ini😭😭😭😭 double up yaaa.

See u!

Luv, Zea😍😍🔥

Within a Hundred Days (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang