11. Memberi Kepercayaan

11 3 0
                                    

Seperti yang dikatakan Shaka tadi pagi, mereka akan pergi menemui pemimpin desa di malam hari, kini Kaili berjalan beriringan dengan Shaka menuju kediaman pemimpin desa. Kata Shaka, pemimpin desa ini tidak mudah untuk dihadapi. Memasuki kediamannya sama dengan cari mati. Mereka harus memakai keahlian, kewaspadaan tingkat tinggi agar selamat dari jebakan mematikan yang dibuat.

"Yang saya tahu, di dalam sana kita harus memecahkan mekanisme yang dibuat dengan hati-hati. Tidak sedikit orang-orang yang gagal." Shaka memberitahu.

Kaili bergeming, pikirannya berkecamuk. Rasanya terlalu lelah berada di sini. Namun, demi kesembuhan penyakitnya, demi umur panjangnya, dan demi pencarian orang tuanya, Kaili harus menghadapi semuanya. Dia tidak boleh putus asa.

"Sesulit itu?" tanya Kaili skeptis.

Shaka mengangguk. "Di kediaman pemimpin ada terdapat bunga kembar. Banyak manusia serakah yang menginginkannya. Jadi, pemimpin desa sengaja merancang mekanisme ini agar tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkannya."

"Memangnya apa manfaat dari bunga kembar?"

Kaili ingat, Shaka pernah mengatakan kalau desa Buyola mengandalkan kekuatan dari bunga kembar untuk bertahan hidup. Hanya saja, Kaili tidak tahu sebesar apa manfaatnya hingga membuat banyak orang yang mengincarnya.

"Bunga kembar itu bagaikan matahari bagi desa Buyola. Energi yang dikeluarkan bunga kembar mampu membuat benteng pertahanan untuk desa Buyola. Energinya juga bisa menyembuhkan penyakit ringan. Dan manfaat paling besar dari bunga kembar ini adalah, dia bisa menghidupkan orang yang sudah mati," jelas Shaka membuat Kaili menganga tidak percaya. Sebesar itu? Pantas saja desa ini dijaga dengan ketat baru bisa masuk.

"Lantas ... apa kamu punya cara untuk melewati mekanisme ini agar kita tetap aman?" Ada timbul keraguan dalam hati Kaili setelah mendengar penjelasan dari Shaka. Tentu tidak akan mudah melewati mekanisme yang dibuat. Salah langkah sedikit, Kaili bisa dibuat bertemu dengan penjaga gerbang akhirat.

Shaka memasang wajah tenangnya sebelum berkata, "Saya sudah mempelajari semuanya. Goa yang menghubungkan dengan kediaman pemimpin desa memiliki tiga mekanisme. Mekanisme pertama yang akan kita lewati adalah benang pedang. Kita hanya perlu memakai jurus meringankan badan untuk melewatinya. Yang kedua—"

"Tunggu." Kaili menyela ucapan Shaka. "Jurus meringankan badan? Saya belum mempelajarinya." Memerlukan fokus tingkat tinggi untuk mempelajari jurus ini. Berbeda dengan jurus bayangan, jurus meringankan badan ini harus membuat tubuh seringan kapas dan Kaili belum menguasainya sama sekali.

Alis Shaka terangkat sebelah. Laki-laki itu berjalan mendekatinya, membungkukkan sedikit badannya hingga wajahnya setara dengan wajah Kaili sebelum berujar, "Saya suami kamu, Kaili. Tentu sebagai suami saya harus memeluk kamu, membawa kamu, memastikan agar kamu tetap selamat."

Kaili berdehem saat merasakan ritme jantungnya bertambah cepat hanya karena ditatap oleh Shaka dari jarak dekat. Perempuan itu berdesis, mendorong dada Shaka agar menjauh sembari memasang wajah yang ditekuk kesal.

"Istri kamu? Maaf, Yang Mulia. Saat ini kita hanya berdua. Jadi tidak perlu bersandiwara," ucapnya sarkas. Perempuan itu lantas melipat tangannya di depan dada. Matanya menatap lurus ke arah goa.

Jika dilihat dengan mata orang awam, goa ini terlihat seperti goa batu biasa yang memiliki tinggi kurang lebih empat meter pada umumnya. Sama sekali tidak memiliki keistimewaan. Bahkan banyak rumput ilalang yang tumbuh di sekitar mulut goa.

Kaili terlonjak saat Shaka menarik tangannya hingga masuk ke dalam rengkuhan laki-laki itu. Satu sudut bibirnya terangkat ke atas, memperlihatkan senyum miring sebelum berkata, "Peluk saya erat-erat kalau kamu mau selamat."

Within a Hundred Days (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang