"Di hutan bagian utara, kamu akan menemui kabut tebal. Sentuh pohon besar yang akarnya berputar mengelilingi pohon tersebut. Sentuh dahannya agar pintu masuk ke dunia itu terbuka. Ingat, jika kamu sudah berhasil melakukan misi, ajak semua orang untuk menemukan jalan keluar. Namun, jalan keluar itu akan berbeda dengan pintu masuk.
"Tidak ada tanda seperti pohon atau kabut. Jalan keluar di sana hanya ada satu, ada di dalam goa batu dan untuk membuka segel, harus memakai darah kamu. Bawa pisau kecil ini. Ini akan berguna nantinya."
Wejangan yang diberikan oleh guru kembali terngiang di telinga Kaili saat perempuan itu tiba di hutan bagian utara, tepatnya di dekat pohon besar yang memiliki akar unik serta kabut tebal. Masuk ke dunia itu sangatlah mudah, Kaili hanya perlu menyentuh dahan pohon saja dan dunianya langsung terbuka. Namun, untuk keluar dari sana, dia harus memakai darahnya agar segel pintu keluar dunia itu terbuka.
Entah berapa banyak hal mengerikan yang terjadi di dunia itu hingga guru mengirimnya ke dimensi lain. Dunia yang memiliki banyak perbedaan dengan dunia yang dia tempati saat ini.
Tangan Kaili terangkat, ingin menyentuh dahan pohon agar dia bisa masuk ke dunia itu. Namun, rasa sakit di dadanya kembali menggerogoti. Rasanya seperti hati Kaili ditusuk-tusuk oleh belati, lalu diremas dengan kuat hingga dadanya terasa sesak.
Tidak boleh. Kaili tidak boleh pingsan di sini. Dia harus segera masuk ke dunia itu dan menemukan mawar hitam untuk penawar racun sementara di tubuhnya. Tangan Kaili yang bergetar berusaha menyentuh dahan pohon, matanya terbelalak tidak percaya ketika kabut tebal itu terbelah, menampilkan jalan setapak yang dikelilingi cahaya keungu-unguan.
Perlahan Kaili berjalan masuk ke dunia itu. Dunia yang kata gurunya penuh dengan energi jahat. Namun, baru tiga langkah kakinya berjalan memasuki pintu masuk, rasa sakit pada bagian hatinya tidak bisa ditoleransi lagi. Perempuan itu batuk berkali-kali, darah di hidung, mulut, dan telinganya kembali keluar.
Pandangan Kaili mengabur. Aneh. Tidak biasanya Kaili merasa begitu lemah. Dia merasa tempat ini seolah menyerap seluruh energi dalam tubuhnya. Tangan Kaili bertopang pada salah satu batu besar di sana, tidak lama iris kecokelatannya melihat seseorang yang memacu kuda, mendekat ke arah Kaili. Namun, belum sempat Kaili melihat wajah orang itu, tubuhnya sudah lebih dulu kehilangan keseimbangan hingga jatuh tidak sadarkan diri.
"Dia pingsan ketua." Laki-laki yang mengenakan pakaian serba hitam itu memberi tahu usai memeriksa keadaan perempuan yang tergeletak di atas tanah. "Denyut nadinya tidak stabil. Sepertinya dia keracunan."
"Bawa dia ke kediaman." Usai memberikan instruksi pada bawahannya, Shaka, ketua dari pemimpin pasukan bayangan, kembali memacu kudanya untuk kembali kekediaman.
***
"Aku di mana?"
Perempuan itu menyapukan pandangan ke seluruh ruangan. Tempat ini sangat gelap. Bahkan tidak ada seberkas cahaya yang menyelinap masuk untuk memberi penerangan. Rasa sakit sempat dia rasa saat memasuki dunia ini sudah menghilang. Bahkan dia merasa menjadi sangat sehat seperti tiga bulan yang lalu, sebelum penyakit aneh itu menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Within a Hundred Days (TAMAT)
Narrativa StoricaKaili terjebak di dunia aneh! Karena penyakit aneh yang diderita oleh Kaili, dia diberi pilihan oleh gurunya, mati ditelan oleh penyakit atau pergi ke dimensi lain untuk menjalankan misi agar penyakitnya bisa sembuh sepenuhnya. Kaili masih muda, d...