31

810 102 20
                                    

  Ye dingzhi membawa tubuh lelah dongjun kedalam istana ketika hari sudah berganti pagi. Tangan manis dongjun melingkar di leher sang suami.

" apa yang terjadi " tanya changfeng saat mereka menghampiri dingzhi

" tidak ada. Dongjun hanya kelelahan " ujar dingzhi datar sambil berlalu ke kamar mereka.

" memang mereka dari mana sampai sampai dongjun kelelehan seperti itu ? " tanya changfeng polos

PLAAKKK

" awwww. Lie ge " teriak changfeng tidak terima kepala mulus nya harus terkena geplakan kaka seperguraannya.

" kau tidak perlu tau mereka dari mana " tegas xioa ru feng

" makanya cari pasangan jangan sebatang kara terus " ujar lie mengsha sambil meraih pundak ru feng dan berlalu.

" kenapa kalian semua harus berpasangan dan meninggalkan aku sendirian hah " kesal changfeng

Dingzhi meletakan tubuh dongjun dengan hati hati di atas kasur megah milik mereka.

" eenghhh " dongjun terusik dalam tidur nya mencari kenyamanan yang sedari tadi dia rasakan

Ye dingzhi sadar akan hal itu dan akhirnya dia pun milih berbaring disisi dongjun dan memeluk tubuh lelah sang istri.

" bagaimana mungkin aku tidak percaya bahwa ini anak ku. Sedangkan manjamu saja seperti ini padaku anak naga " ujar dingzhi pelan sambil mengusap lembut wajah dongju.

Sedangkan ketua Di yang jauh di klan jinyuan sedang kerepotan karena ulah sang istri yang selalu meminta hal yang di luar perkiraannya.

" POKOKNYA AKU MAU ITU SEKARANG A FEI " teriak xiangyi di aula pertemuan.

Padahal a fei saat ini sedang ada pertemuan dengan semua tetua klan jinyuan

" aku akan suruh bawahan ku ke yumeung untuk minta pada ketua jiang oke " ujar a fei pelan sambil menahan emosi nya.

Karena sudah lebih dari 5 hari ada saja permintaan xiang yi yang aneh aneh dan kalo tidak di turuti dia akan menangis sepanjang hari dan ngambek pada a fei tidak mau di sentuh oleh a fei.

" AKU BILANG KAMU YANG PERGI YAH KAMU " teriak xiang yi dengan berkaca kaca siap siap meledakan tangisnya.

" ketua sepertinya nyonya sedang mengandung " ujar salah satu tetua yang di kenal sebagai tabib handal di jinyuan

A fei mengerutkan dahi meminta penjelasan lebih. Bukan karena dia tidak percaya kalo xiang yi hamil tapi lebih kekeinginan mendengar ulang kata kata itu.

Sang tabib mendekati xiang yi dan memohon izin untuk memeriksa nadinya.

" selamat ketua. Nyonya tengah mengandung " ujar tabib tersebut

Tanpa mempedulikan sekitar a fei langsung melesat kehadapan xiang yi dan memeluknya.
Xiang yi yang mendengar pun terasa syok karena dia tidak menyadari bahwa ada sebuah kehidupan baru dalam tubuhnya.

" selamat ketua . Selamat nyonya " ucap seluruh tetua di aula.

A fei meluruh menghadap perut xiang yi yang masih rata. Dia mencium singkat perut xiang yi.

" terima kasih sudah hadir sayang " ujar a fei lembut.

Semua tetua merasa tercengang ketua dia yang terkesan kasar dan tegas juga kejam dapat begitu lembut terhadap anak dan istrinya.

" tapi a fei aku masih ingin biji teratai dari yumeung dan kamu yang pergi ambil. Dan satu lagi tidak boleh minta kamu harus mengambilnya tanpa ketahuan pemiliknya " ujar xiang yi antusias.

" tuhan nak mau jadi apa kau nanti belum lahir saja kau sudah membuat ayahmu mencuri. Kemarin lusa kau minta singa berwarna merah. Beberapa hari yang lalu kau ingin tidur dengan ular. Tuhan semoga anak ku tidak aneh aneh saat lahir nanti " batin a fei

Dia hanya tersenyum dan mengiyakan permintaan xiang yi pasrah.

Xiang yi sungguh bahagia wajah nya sangat berbinar terang.

Akhirnya a fei menyudahi pertemuan klan nya dan pergi menuju yumeung.
Dengan ilmu bela diri yang dia miliki mengambil teratai tanpa di ketahui sangat lah mudah tapi itu sedikit agak memalukan dan menggores egonya.
Namun dia bisa apalagi kalo sang anak yang meminta.

Sesampainya di danau yumeng a fei segera memetik beberapa biji teratai.
Namun saat memetiknya dia melihat ye dingzhi dan lie mengsha juga sedang memetik diam diam biji teratai.

Pandangan ketiga nya bertemu dan lalu tertawa.
Setelah di rasa cukup mereka bertiga duduk di dekat danau.

" apakah istri mu juga yang minta biji teratai ketua di ? " tanya lie mengsha

" begitu lah dan syaratnya harus mencuri " jawab a fei pasrah

" sebetulnya aku pun tak tau ini hitungan mencuri atau tidak. Karena dari awal Ketua jiang sudah memperhatikan kita " ujar ye dingzhi menunjuk Lan xichen yang sedang duduk meditasi di atas batu di sudut danau.

Ya lan xichen kini memimpin klan jiang setelah menikah dengan jiang cheng. Dia tidak mau a cheng kelelahan harus mengurus klan dan juga anak mereka.

Sedangkan gusu dia serahkan sepenuhnya pada lan wangji adiknya.

" aku akan berpura pura tidak melihatnya yang mulia " ujar lan xichen menghampiri mereka.

Akhirnya ke empatnya tertawa.
Mereka berbincang tentang masa kehamilan istri mereka. Sebagai orang yang sudah lebih dulu mengalami kehamilan seorang pria lan xichen berbagi cerita dan pengalaman nya saat harus menghadapi mood naik turun istri yang sedang hamil.
Di saat mereka sedang tertawa ada yang datang menghampirinya.

" YUUUNNN GEEE ! aku minta di ambilkan teratai yun ge malah bergosip disini. YUN GE KETERLALUAN " kesal dongjun.

" A FEEIIII "

" LIE MENGSHA "

Ternyata ketiga singa betina yang sedang hamil tak sabaran menunggu sang suami lalu menyusul ke yunmeung.
Di pojok danau jiang cheng terkikik geli melihat wajah pucat para suami.

Satu sang kaisar yang sangat di kagumi dan di hormati juga terkenal tegas. Yang satu lagi jendralnya yang sangat hebat saat berperang dan yang terakhir sang ketua klan yang kejam nya melebihi iblis namun kini semua seperti kucing yang tertangkap mencuri ikan.

Meledak sudah tawa jiang cheng melihat ekspresi ketiga pria yang di segani dunia tapi takut oleh istri mereka sendiri.

==================================

Jangan lupa vote yah teman teman 🙏🙏

See you 🥰🥰🥰

DESTINY is with you ( YEBAI ) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang