34

903 108 30
                                    

A fei merasa tubuhnya berat tertimpa sesuatu itu memaksa dia untuk membuka matanya.
Saat iya membuka mata yang langsung dia lihat adalah surai halus milik sang istri yang tengah tidur pulas di atas tubuhnya.

A fei tersenyum akhirnya dia bisa memeluk istri tercinta nya kembali.

" nggghhhh " lenguh xiang yi ngerasa terusik saat a fei mengusap pelan pipinya.

" syuuttt tidur lagi sayang " ujar a fei lembut.
Xiang yi pun makin memeluk a fei menyamankan posisinya.

Beberapa hari kemudian ye dingzhi terlihat menggenggam erat tangan dongjun. Dia terus menangis melihat dongjun kesakitan.

Iya saat ini dongjun hendak melahirkan tabib sudah bersiap membantu prosesnya. Dongjun sangat kesakitan dan dingzhi tidak bisa berbuat banyak. Dingzhi mengecup kening dongjun dan berulang kali mengatakan maaf juga terimakasih.

  Ada sebersit rasa bersalah karena sudah membuat dongjun tersiksa seperti sekarang.

Dongjun melihat dingzhi yang berlinang air mata seolah memiliki kekuatan untuk menahan semua rasa sakitnya.

" yun ge " panggil dongjun lemah di sela desir nyeri yang iya rasakan.

" yun ge disini sayang " ujar ye dingzhi

" aku baik baik saja " ujar dongjun sambil mengusap air mata dingzhi

" seandainya ada cara memindahkan rasa sakit ini pada ge. Gege iklas menanggung semua rasa sakit ini sayang " ucap ye dingzhi

Dongjun tersenyum merasa bahagia segitu besarnya cinta suami nya ini pada nya.
Tidak lama dari itu dongjun tidak sadarkan diri.
Ye dingzhi sangat panik melihat dongjun menutup matanya.

" TABIB " teriak dingzhi.

" tenang yang mulia. Permaisuri hanya terlelap obat yang tadi permaisuri minum adalah obat bius. Ini saya lakukan agar permaisuri tidak terasa sakit saat saya mengeluarkan anak kalian " ujar tabib

Setelah mendengar penjelasan tabib dingzhi merasa lebih tenang. Sesuai janjinya dingzhi tidak selangkah pun beranjak dari sisi dongjun.

Untuk beberapa saat keadaan di kamar tersebut hening dan juga menegangkan.

Di luar kamar terlihat jelas wajah pucat baili lou chen dan baili chang feng. Kekawatiran terlihat sangat jelas di wajah mereka.

Tidak berselang lama terdengar suara tangis bayi yang sangat kencang membuat lega seluruh penghuni kediaman bangsawan baili.

" seorang pangeran yang mulia " ujar tabib

Dingzhi meraih bayi mungil yang tengah menangis. Seolah dia tau bahwa yang mendekapnya adalah sang ayah bayi mungil itu diam dan terlelap nyaman dalam pelukan sang ayah.

" selamat datang di dunia pangeran xiao se. Jadilah pelindung yang baik untuk a niang mu " ujar ye dingzhi

Akhirnya setelah selesai dongjun di pindahkan ke kamar mereka. Dingzhi masih ada di samping dongjun menunggu dongjun siuman.

" yun ge " panggil dongjun lemah

" yun ge di sini sayang " ujar ye dingzhi sambil mencium kening dongjun.

" terimakasih sudah berjuang untuk anak kita " ujar ye dingzhi penuh haru.

" dimana anak kita yun ge " tanya dongjun

" ada bersama a niang juga a die di luar " ujar ye dingzhi

" apa yun ge bahagia ? "

" aku adalah manusia paling bahagia do bumi ini " ujar ye dingzhi tersenyum.

Di saat kaisar dan permaisuri bahagia. Di kediaman keluarga lie juga sedang merasakan kebahagian yang sama namun perbedaan nya terdapat pada sang tuan muda lie yang dari pagi terus teriak kesakitan.

Perut nya sakit seolah olah akan melahirkan padahal sang istri xiao ru feng yang akan melahirkan tidak merasakan apapun.

Tubuh lie mengsha penuh dengan keringat dan sangat pucat. Sampai sampai xioa ru feng tidak tega melihat nya.

" lie ge lebih baik istirahat saja. Aku bisa sendiri " ujar ru feng

Di tengah kesakitannya lie mengsha tetap bersikukuh ingin menemani sang istri.

Penderitan tuan muda lie akhirnya berakhir setelah xiao ru feng melahirkan seorang putra yang tampan.
Sangat mirip dengan sang ayah.
Tuan muda lie yang baru lahir tersebut di beri nama lie wujie.

Mungkin kah ini calon menantu kaisar nanti nya ?

==================================

Jangan lupa komen dan vote

DESTINY is with you ( YEBAI ) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang