ᴠɪ. butterfly

47 7 2
                                    


𖤛𖤛𖤛

Bajingan. Joe disambut hangat oleh pertengkaran orang tuanya. Padahal Joe baru saja memasuki rumahnya selepas 3 hari menginap di rumah Mama Evi. Orang tuanya ini .... waras, kan?

Joe berakhir membalik badannya dan memilih untuk tidak memasuki rumah. Sepertinya sore ini Joe ke halte saja untuk melihat kendaraan yang berlalu-lalang dan juga melihat matahari tenggelam.

"Sebenernya, apa arti dari kalimat “Aku mencintaimu” menurut Ayah sama Bunda? Mereka itu .... terpaksa atau gimana?" Joe bermonolog sambil memandangi sepatu putihnya yang sudah robek dibeberapa bagian.

"Kenapa mereka masih bertahan dihubungan toxic? Apa itu semua cuma demi anak-anaknya? Kalau jawabannya iya, mending Ayah sama Bunda pisah aja," lanjutnya.

Hening beberapa saat, hanya ada suara kendaraan yang berlalu-lalang menemani kesendirian Joe di halte kala sore hari.

"Kalau orang tua lo cerai, itu lebih ribet urusannya. Kalau kata gue, mending nggak usah pisah."

Kepala Joe menengok ke sampingnya. Ada Harta di sana, tengah bersandar pada pagar halte dengan muka premannya. Tapi .... sejak kapan pemuda itu berada di samping Joe? Joe tidak menyadarinya sama sekali.

"Arkasa?" Harta menatap Joe dan tersenyum simpul.

"Tetep bertahan apapun keadaan keluarga lo, Aksel. Jangan pernah ada harapan buat orang tua lo pisah apapun itu, nggak bagus," ujar Harta memeberitahu.

"Tapi Ayah sama Bunda gila, Arka. Mereka nggak punya hati nurani. Orang tua mana yang tega cekokin sabun cair lima ratus mililiter ke anaknya?" tanya Joe getir.

"Aksel?" Harta menatap Joe tak percaya.

"Ayah-Bunda harusnya menetap di rumah sakit jiwa, Arka. Mereka yang nggak waras," kata Joe dengan tatapan bergetar.

Joheera Skyla, gue udah ngelewatin apa aja? tanya Harta dalam hati. Ia ikut prihatin melihat kondisi Joe yang jarang tersenyum ceria seperti dulu. Sepertinya fase dewasa milik Joe adalah fase yang menyeramkan.

"Akselia, lo mau lihat kupu-kupu, nggak?" tawar Harta.

Joe memandang bingung. "Kupu-kupu? Di mana?"

"Ayo ikut sama gue." Tanpa ragu Harta melangkah memasuki bis yang baru saja berhenti di halte. Dengan penuh tatapan tanya, Joe memilih untuk mengikuti Harta. Baginya, kupu-kupu bukanlah sesuatu yang begitu buruk. Serangga cantik itu sangat memotivasi diri Joe yang selalu kehilangan arah.

𖤛𖤛𖤛

"Kupu-kupunya cantik!" Joe menatap kagum disekitarnya.

Harta yang sedari tadi asik memandangi paras manis Joe ikut terkekeh. "Iya, cantik," katanya tanpa melepas pandangan dari Joe.

"Joe baru tahu kalau ada tempat kayak gini," ucap Joe menatap Harta.

"Main lo kurang jauh, Aksel," balas Harta tertawa geli.

Alis Joe menyatu dan menekuk bibirnya. Ia menatap sebal Harta.

"Like a Rapunzel, Aksel," ucap Harta mengusak gemas rambut panjang Joe yang terurai cantik.

Sedetik kemudian, senyum lucu Joe timbul. "Teryata Arkasa masih inget sama disney princess kesukaan Joe!" tuturnya dengan mata berbinar.

Ruang Kosong [Choi Hyunsuk x Kawai Ruka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang