ᴠɪɪɪ. have to go back

34 7 2
                                    


𖤛𖤛𖤛

Sepasang kaki pendek milik Joe memijaki lantai putih bersih di kawasan rumah sakit. Di luar, ada hujan deras yang mengguyur bumi disertai kilat sesekali.

Hari ini, Joe memiliki jadwal konsultasi dengan Doketer Lani. Sudah berlalu 2 minggu, dan selama itu pula Mama Evi terus membujuk Joe hingga akhirnya Joe mengiyakan karena lelah dengan semua bujukan Mama Evi.

Jauh di belakangnya, jarak tiga langkah, ada Raksa yang memandangi setiap lorong yang dipenuhi oleh banyak orang dengan ekspresi muka yang berbeda-beda. Ada yang pasrah, ada yang memohon doa penuh harap, ada yang menangis, ada yang tersenyum bahgia, dan ada yang memasang wajah tanpa ekspresi.

"Aku udah ingetin Raka buat nunggu di parkiran aja, nggak usah sampai buntutin aku ke sini," celetuk Joe dengan nada datarnya.

"Emang ada yang salah?" tanya Raksa.

"Ganggu," jawab Joe singkat.

"Raka tunggu di luar ruangan, Joe. Nggak bakal ganggu kamu kok, tenang aja," sahut Raksa.

"Terserah," kata Joe malas menanggapi.

Joe fokus pada jalannya, Raksa sibuk mengikuti langkah pelan adiknya. Sampailah keduanya pada ruangan poli psikologi klinis. Menguatkan tekadnya, Joe memasuki ruang tersebut guna menemui Dokter Lani. Dokter yang sudah berjasa banyak mengenai masalah mental healthnya.

Poli psikologi klinis adalah poliklinik yang menyediakan layanan konseling dan terapi untuk membantu pasien yang mengalami masalah kesehatan mental. Poliklinik ini berfokus pada diagnosis dan pengobatan berbagai masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, stress, trauma, dan gangguan makan. Jadi, kemungkinan besar yang bisa disimpulkan atas permintaan Mama Evi adalah .... ia ingin Joe sembuh secara kejiwaan.

Raksa duduk di kursi tunggu luar ruangan poli psikologi klinik. Sembari menunggu adiknya yang akan keluar lama, Raksa memainkan handphone. Tapi baru sempat ia membuka handphonenya, pesan dari pacarnya langsung membuatnya panik.

Nandine Camelia Syandara : Sayang, aku boleh minta tolong, nggak? Aku habis kecelakaan, sekarang aku lagi di rumah sakit. Tolong beliin makan, ya? Bubur rumah sakit rasanya hambar :(

Arjuna Raksa Brecht Adigara : Loh? Kok bisa? Sekarang ada di rumah sakit mana? Aku ke situ sekarang juga.

Nandine Camelia Syandara : Tadi ada mobil nyalain lampu sen kiri, tapi malah belok ke kanan. Aku niatnya mau nyalip dari kanan malah keserempet, guling-guling deh. Sakittt taukkk. Sekarang aku ada di RS Mulia Setya.

Arjuna Raksa Brecht Adigara : Kamu ruangan apa? Aku ke sana sekarang.

Nandine Camelia Syandara : Sayaaaanggg, aku cuma minta dipesenin makanan, ih! Lagian katanya kamu lagi anterin Joe konsul? Gimana sih?

Arjuna Raksa Brecht Adigara : Nggak apa-apa, adik aku pasti bisa memaklumi. Cepetan kasih tahu aku, kamu di ruang apa?

Nandine Camelia Syandara : Dahlia nomor 05.
Nandine Camelia Syandara : Beneran nggak apa-apa? Aku tuh nggak enak sama adik kamu.

Arjuna Raksa Brecht Adigara : Nggak apa-apa, Andin, astaga. Sekarang aku otw ke situ, nanti kita pesen makan bareng-bareng.

Nandine Camelia Syandara : Makasih ya, sayangkuuuu.

Arjuna Raksa Brecht Adigara : Anything for you, babe.

Segera Raksa berlari mencari ruangan pacarnya. Ia meninggalkan Joe sendirian di dalam bersama Dokter Lani. Nanti dulu soal Joe, pacarnya dalam keadaan darurat, Raksa panik.

Ruang Kosong [Choi Hyunsuk x Kawai Ruka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang