Agnest, seorang dokter yang mati tahun 1942, kembali bangkit dari kematiannya. Ia terbangun di tahun 2024, karena sebuah mesin penelitian yang dibuat oleh seorang mantan militer Hindia Belanda.
Namun, ia harus bergelut antara masa lalu dan masa dep...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah Sakit Internasional Wuri Indrawati kini menjadi pusat perhatian media dari seluruh dunia. Wartawan lokal dan asing telah berkumpul, menanti momen penting: bangkitnya Agnest Widjaja setelah 83 tahun terbaring di tabung pengawet, sebuah bagian dari penelitian kontroversial namun selalu dinantikan, "Eternal Machine."
Mobil-mobil mewah datang silih berganti, menurunkan para anggota keluarga besar Soerijawinata di depan rumah sakit. Flash kamera tak henti-hentinya menangkap kedatangan anak, menantu, dan cucu yang penuh antusias.
Semua berkumpul di sini untuk menyaksikan momen bersejarah, di mana cinta pertama ayah dan kakek mereka, Yohanes Soerijawinata, yang akan terbangun.
Stefan, cucu tertua, yang juga merupakan pimpinan Rumah Sakit Wuri Indrawati, memanggil semua keluarganya untuk hadir.
Ia seharian di laboratorium, memantau perkembangan penelitian ini. Dia merasa ada tanda-tanda positif bahwa Agnest akan segera terbangun, dan dengan sabar menunggu momen tersebut.
"Sayang, gimana? Ada perkembangan besar?" sesampainya di laboratorium, Grace, anak pertama Yohanes dan Wuri, segera bertanya pada anaknya yang sibuk.
Diikuti Mariska, Daniel, dan anak mereka, Albert, yang ada di belakang.
Stefan mengangguk, sambil tetap mengawasi monitor yang menampilkan data dari tabung pengawet.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya, Ma," jawabnya.
Stefan membiarkan keluarganya untuk mendekat melihat ke layar monitor.
"Para staf terus mantau kok. Sekarang kita cuma nunggu waktunya aja," lanjutnya menjelaskan.
Samuel, suami Grace, berdiri di samping putranya Stefan, melihat ke dalam laboratorium dengan penuh perhatian.
Ruangan monitor dan laboratorium dibatasi dengan kaca transparan besar, jadi keluarga Soerijawinata hanya bisa berdiri dibalik kaca itu.
"Apa bener kemungkinan Agnest bangun hari ini?" tanyanya dengan penuh harap.
Stefan kembali mengangguk, "Kemungkinan besar, Pa. Tapi kita belum tahu pasti jam berapa."
