O6. Confused

174 14 0
                                    

Akhirnya, Agnest mendapat izin dari orang tuanya untuk bermalam di rumah sakit. Asisten pribadi keluarganya mengirimkan baju ganti dan baju untuk dinas besok.

Setelah selesai mandi di ruangan pribadinya, Agnest segera kembali ke ruang rawat inap Yohan. Ia sudah minta Wuri untuk memberi tahu kondisi Yohan, tetapi Wuri tidak mengizinkannya datang malam-malam, apalagi saat jam patroli Belanda.

"Huft, Yohan... Tolong bertahan ya?" ucap Agnest dengan penuh rasa sakit.

Kecemasan menggerogoti hati Agnest saat melihat Yohan terbaring tak berdaya. Lampu ruangan berkelap-kelip, menciptakan suasana yang sunyi dan mencekam. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dari rasa takut dan cemas yang menyelimuti, tetapi bayangan kejadian di area tahanan terus menghantuinya.

Ia tidak ingin mengingat kejadian buruk itu, namun seketika teringat pada secarik kertas yang diberikan oleh seorang tahanan. Agnest segera merogoh saku jasnya dan mengeluarkan kertas tersebut untuk membacanya.

"Kelompok Pemberontak Batavia Barat," gumamnya, mengingat isi kertas yang baru saja dibacanya. Apa yang mereka inginkan?

Ia menatap wajah Yohan yang babak belur, teringat semua pengorbanan yang telah dilakukan untuk menjaga keselamatannya.

"Semoga kamu cepat sehat ya, Yohan," ucapnya terakhir sebelum menutup mata dan berusaha terlelap.

🍂🍂

Tak terasa, malam telah berlalu. Agnest bangun lebih dahulu, memeriksa kondisi Yohan dengan teliti. Detak jantung dan pernafasannya perlahan mulai membaik.

"Syukurlah, Tuhan..."

Untung saja Yohan dirawat di ruang VIP, jadi tidak perlu mendengar keributan dari pasien lain. Semua biaya fasilitas ditanggung oleh Agnest.

Tok tok tok

"Pagi, Agnest!" sapa Ningsih, yang datang untuk shift pagi.

"Hai," jawab Agnest dengan wajah masih kusut.

"Aku bawain bubur buat kamu. Katanya Wuri, kamu nginep di sini semalam," Ningsih menaruh mangkuk bubur di meja nakas.

"Makasih ya, Ning," kata Agnest senang. "Iya, aku mau pastiin Yohan baik-baik aja. Soalnya aku yang bertanggung jawab atas tindakan medis kemarin."

Ningsih mengangguk paham. "Oh iya, siap-siap ya. Jam 7 pagi nanti, ada yang mau ketemu kamu sekalian jenguk Yohan."

"Hah? Siapa?"

"Tadi ada telepon masuk, dari Korps Kepolisian sama atasannya Yohan. Mereka mau minta keterangan soal kejadian kemarin."

"Oh, gitu..." Agnest terdiam sejenak. "Ada kabar soal ibunya Yohan?"

"Kata Wuri, ibunya sempat pingsan, tapi sekarang udah ada Wuri yang ngurusin. Dia bilang kemungkinan bakal bawa ibunya ke sini agak siang."

"Ya udah deh, makasih ya, Ning, udah repot-repot."

"Gapapa, kamu sarapan dan mandi dulu, gih."

"Oke, Ning."

🍂🍂🍂

Suasana di rumah sakit membuat para pengunjung terlihat bingung dan cemas. Banyak polisi datang, dan semua orang ingin menemui Agnest untuk dimintai keterangan. Di ruang pribadi, Agnest berkumpul dengan kepolisian dan atasan Yohan dari Corps Genie.

Second Life | Jaehyun X Karina X JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang