17.

136 19 4
                                    


1. ELINA

Pagi ini Elina datang tidak seperti biasanya gadis itu kali ini datang lebih cepat, ingin segera bertemu teman baru, Narilia.

Menurut Elina, Narilia itu seseorang yang menarik, pertama kali bertemu Narilia, Elina kira gadis itu adalah seorang gadis pemberani semakin mengetahui lebih jelas tentang Narilia, Elina jadi tau ternyata Narilia hanya seorang gadis penakut.

Tapi, Elina butuh seseorang yang memiliki ketakutan yang besar untuk dijadikan hiburan, setelah Aneska tentunya.

Memikirkan Narilia saja bisa membuat Elina terkekeh, membayangkan wajah pucat teman barunya itu.

Dari arah berlawanan datang seorang gadis dengan pakaian urakan berjalan menuju Elina dan dengan sengaja menabrak bahu gadis itu dan melanjutkan jalannya tanpa rasa bersalah. Elina yang melihat kelakuan Aneska terhadapnya hanya mendengus kesal.

Elina dan Aneska berjalan berdampingan menuju kelas Narilia, teman baru mereka. Suara tawa dan obrolan teman-teman sekelas Narilia menyambut kedua gadis itu saat tiba di depan pintu kelas.

Menunggu kedatangan Narilia, kedua gadis itu. Elina dan Aneska terus diam didepan pintu kelas tanpa memperdulikan siswa-siswi berlalu-lalang yang kini tengah memperhatikan keduanya dari kejauhan, merasa heran sekaligus penasaran kenapa bisa kedua orang yang terkenal dengan hubungan mereka yang tidak terlalu bagus itu malah berjalan beriringan pagi ini.

Aneska mengalihkan pandangannya dan melihat narilia yang kini berdiri di tengah koridor dan dengan segera membalikkan tubuhnya.

Dengan segera Aneska menyusul langkah Narilia yang sudah menjauh itu, sedangkan Elina gadis itu menyusul ketika melihat tidak ada Aneska disampingnya.

"Hey, Lia!!" Teriak Elina memanggil Narilia dan Aneska yang dengan mudahnya menghentikan langkah Narilia.

Bisa Elina dan Aneska lihat kini Narilia tengah tersenyum ketika melihat kedatangan kedua gadis itu.

"kalian ngapain pagi-pagi kesini?" tanya Narilia dengan nada akrab.

"Ngapain lagi, nyari kamu lah" Jawab Elina dengan semangat dan diangguki Aneska menyetujui.

"Nanti jangan ke kantin sendirian, bareng aja, nanti pulang juga bareng aku ya"kata Elina terhadap Narilia yang kini berdiri dengan gugup dihadapannya.

Belum sempat Narilia membalas ucapannya, bel berbunyi menandakan waktu pelajaran akan segera dimulai.

Dengan terpaksa Elina segera berjalan menjauh dan kembali menuju kelasnya, begitupun dengan Aneska yang berjalan berlawanan dari Elina.

~~~~~

Entah berapa lama menunggu hingga pelajaran membosankan ini akan berakhir, Elina sangat ingin bertemu Narilia dan pulang bersama teman barunya itu.

Ingin membawa Narilia ketempat dimana dia bisa melepas rasa lelah dan membosankan ini dengan kegiatan yang menakjubkan. Seperti mengajar Narilia cara melukai orang lain mungkin?.

Teman barunya itu harus merasakan kesenangan yang dia rasakan juga, kegilaan ini akan Elina bagikan kepada si penakut Narilia.

Menunggu sampai pelajaran pertama dan kedua selesai gadis itu segera beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi ingin menjemput Narilia, Tapi sesampai dirinya disana Elina tidak mendapati Narilia dimanapun di kelas itu.

Meninggalkan kelas Narilia, Elina membawa langkahnya menelusuri kantin dan taman belakang yang sangat sering Narilia kunjungi tapi nihil, gadis penakut itu tidak Elina dapati dimanapun, atau mungkin Aneska yang sudah lebih dulu memonopoli Narilia sendirian.

"Aneska, Narilia harus dijauhkan dari gadis itu."melangkah kembali, Elina kini tujuan nya hanya satu kelas Aneska, sudah pasti sekarang Narilia tengah diracuni dengan pikiran buruk milik Aneska.

Sesampainya di kelas Aneska, Elina dengan wajah marah membuka kelas itu dengan keras, melihat sekitar kelas itu, sama seperti di kelas Narilia dia sama sekali tidak melihat Aneska di kelas ini.

"Dimana Lo sembunyi Aneska."lirih gadis itu dengan tangan terkepal erat.

Saat akan keluar dari kelas Aneska, Elina bisa melihat seseorang yang dicarinya kini tengah masuk kelas dengan wajah datarnya, melihat Aneska dihadapannya saat ini, Elina tiba-tiba menyerang Aneska dengan meninju wajah dan menyebabkan pipi Aneska memerah karenanya.

"Dimana Lo sembunyiin Narilia!"Teriak Elina penuh amarah.

Mendengar nama Narilia, membuat Aneska tidak bisa menahan tawanya, membuat amarah Elina tidak terbendung lagi, menyebabkan kedua gadis itu berkelahi hebat sampai dimana harus terhenti ketika seorang guru melerai keduanya dan membawa mereka keruang guru.

Elina dan Aneska harus berada di ruang guru dan mendengar wejangan tiada henti itu sampai bel waktu pulang akan segera berbunyi, keluar dari ruang guru dan segera pulang tanpa mengambil tas, kedua musuh itu berjalan dengan diam sampai terhenti dan melihat kebawah gedung, teman baru mereka yang sedari tadi mereka cari kini malah ditarik dengan tidak berperasaan oleh orang yang sangat kedua gadis itu kenali.

"Arkana bajingan, dia mau ngambil boneka gue." Ucap Aneska dengan wajah penuh amarah dan meninggalkan Elina yang masih terpaku melihat kejadian itu, dan tak lama terkekeh sinis.

"Arkana? Cowok itu bahkan sama sekali gak cocok untuk Narilia, yang seharusnya jadi calon Narilia itu cuma Edrick"




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARILIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang