Jangan lupa tap bintang⭐
•
•
•
•"Hueek uhukk huekk" suara Chenle yang sedang memuntahkan makanannya membuat tidur Jisung terusik
"Kenapa Le? Hei?" Tanya Jisung lalu menghampiri Chenle yang sudah terkulai lemas dengan duduk di depan pintu kamar mandi
"Aku mual banget Jie, lemas badanku, pusing kepala aku," lirih Chenle lalu tubuhnya diangkat oleh Jisung menuju ranjang
"Badan kamu hangat, kamu demam?"
"Aku panggil Kakak sebentar," ucap Jisung lalu beranjak ke kamar hotelnya yang ia duga bahwa Ji-han berada disana"Kakak? Chenle demam," celetuk Jisung yang membuat Ji-han panik
"Kok bisa?! Tadi yang gak nafsu makan kamu, kok Chen yang sakit?" Cecar Ji-han
"A-aku gak tau..."
Dengan cepat, Ji-han menuju kamar hotelnya tempat Chenle berada
"Adek? Yang mana yang sakit?" Tanya nya lembut
"Kepala aku pusing banget kak, mual," keluh Chenle
Dengan gerakan cepat, Ji-han mengambil mangkuk yang berada di atas meja lalu di isi dengan air hangat. Dan mengompres sang adik menggunakan handuk kecil yang sudah ia peras.
"Makanan tadi masih ada, mau Kakak hangatkan?" Tanya Ji-han yang dijawab gelengan kepala dari Chenle, ia tak nafsu makan sekarang
"Makan sedikit aja ya? Buat minum obat, habis itu tidur lagi," bujuk Ji-han yang tak dijawab Chenle
"Jie temani Chenle dulu, Kakak mau hangatkan makanannya," pinta Ji-han pada Jisung yang dijawab anggukan kepala
Setelahnya, Ji-han beranjak untuk menghangatkan makanan yang tadi dibeli oleh Chenle dan Jisung.
"Kok sakit Le? Ketularan Jie kah?" Gumam Jisung
Beberapa saat kemudian, Ji-han datang dengan membawa makanan yang telah ia hangatkan.
"Chen bangun dulu yuk, makan habis itu minum obatnya," ucap Ji-han lembut
Dengan lemas Chenle bangun dari tidurnya lalu duduk dengan bantuan Jisung.
Setelah beberapa suapan masuk kedalam mulut dan dicerna oleh perutnya, Chenle meminum obat yang disediakan sang Kakak lalu meminum vitaminnya.
"Demamnya sebentar doang kok ini, tapi kamu bakal mual terus. Chen makannya terlalu banyak tadi. Sekarang istirahat aja ya," jelas Ji-han
"Eum!" Dijawab Chenle lalu kembali merebahkan diri
"Kakak, aku kangen Chimi," suara pelan Chenle menyapa telinga sang Kakak,
"Nanti kita pulang, kamu sembuh dulu, selesaikan kerjaan kita habis itu pulang, okay?" Bujuk Ji-han
"Okay,"
"Mau peyuk," pinta ChenleJi-han langsung memeluk Chenle kala anak itu memintanya. Jisung yang berada disana dan melihatnya pun tersenyum. Ia iri dengan Chenle karena Chenle mempunyai banyak saudara, tapi ia tak punya saudara kandung satu pun, ia anak tunggal.
"Jijie liatin doang? Gak mau ikutan peluk?" Tanya Chenle
"Heung..." Jisung ragu, ia sangat ingin dipeluk sebenarnya tetapi tak pernah ada yang memeluknya dengan erat
"Sini Jie, ikutan peluk," perintah Ji-han
Dengan langkah ragu, Jisung menghampiri Chenle dan sang kakak yang tengah berpelukan.
Hangat, nyaman.
Air matanya tak sengaja luruh begitu saja saat Ji-han mengelus rambutnya. Elusannya, pelukannya, sangat ia butuhkan untuk saat ini.
"Kok nangis? Kenapa, hm?" Tanya Ji-han
"Enggak! Aku gak nangis," tukas Jisung yang langsung menghapus air matanya dengan kasar
"Iiii Jijie nangis~" ledek Chenle
"Adek... No no no," ucap Ji-han sambil menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri
Pelukan itu perlahan terlepas saat Ji-han mendengar deru nafas Chenle, adiknya tertidur. Syukurlah...
"Jie? Mau tidur sama Chenle? Kakak balik ke kamar Jie ya?" Tawar Ji-han
"Kakak disini aja, Jijie balik ke kamar Jijie, makasi pelukannya kak," tutur Jisung yang tersenyum
"Kembali kasih, Jie. Ya udah ke kamar langsung tidur ya istirahat yang cukup,"
"Iya Kakak,"
Jisung merasa ia sangat membutuhkan Ji-han, ia ingin Chenle berbagi kakaknya itu dengannya, tetapi ia tak ingin Chenle marah dengannya, ia tau batasan untuk tidak mengambil kakaknya dari Chenle.
Karena, Chenle dengannya saja ia merasa sudah cukup.
"Aku kangen eomma~" gumam Jisung
Jisung eomma-nim memang berada di Korea, jadi untuk sekarang ia tak bisa bertemu dengan eomma nya. Tetapi, seakan adanya lampu yang muncul tiba-tiba di kepalanya, ia beranjak mengambil ponselnya yang berada di atas nakas samping ranjang.
Ia menghubungi eomma nya.
🐹🐬
"Hoeek uhukk huk hueek" Chenle muntah lagi.
"Masih mau muntah gak?" Tanya Ji-han yang dijawab gelengan adiknya
"Ayo sini Kakak gendong,"
Lalu, Ji-han menggendong Chenle ala koala dan meletakkannya di pinggir ranjang.
"Minum air hangatnya," pinta Ji-han yang dituruti oleh Chenle
"Udah agak enakan?" Tanya Ji-han memastikan
"Udah, tapi kepala aku sakit banget kak, mata aku rasanya panas," lirih Chenle
"Rebahan, Kakak cek sebentar," Ji-han adalah seorang perawat jika kalian ingin tahu, ia kuliah dengan jurusan keperawatan di universitasnya.
Ji-han langsung menjalankan kewajiban ia untuk mengurus Chenle, memeriksa Chenle dengan termometer digital, menghitung kecepatan nadinya, menghitung kecepatan nafasnya, dan mengecek tekanan darahnya.
Suhu tubuh yang menunjukkan angka 38,7° Celcius, kecepatan nadinya berada di angka 93/menit yang menurutnya itu agak sedikit cepat, kecepatan nafasnya 37/menit, dan tekanan darah yang lumayan rendah menunjukkan angka 100per60.
Dengan menghela nafas berat, Ji-han menilai bahwa sang adik terkena anemia dan kelelahan yang lumayan berat.
"Minum obat antasida ya, darah kamu juga rendah Chen, kamu kelelahan." Jelas Ji-han
"Apapun aku minum obat yang Kakak kasih, supaya cepat sembuh dan gak repotin Kakak yang lagi kerja begini," lirih Chenle
"Gak ngerepotin sayang, justru Kakak suka merawat Chen. Jangan lama-lama sakitnya ya, Kakak sedih liat Chen pucat begini, muntah-muntah terus, darahnya rendah,"
"Sekarang minum obat antasida habis itu makan biar gak mual nanti, setelah makan minum obat penambah darah sama Paracetamol supaya demamnya turun. Setelah minum obat, istirahat yang banyak," jelas Ji-han panjang lebarSetelah minum obat antasida, Chenle makan lalu minum obat kembali dan berakhir tertidur pulas. Ji-han melihat Chenle merasa lelah, bukan tubuh Ji-han yang lelah tetapi Chenle. Ia tak akan pernah bilang lelah jika ia betul-betul lelah kepada sang adik.
Setelah beberapa saat memandang Chenle yang tengah tertidur, mata kantuk Ji-han kini menutup rapat dan menyusul Chenle menuju mimpinya.
🐹🐬
Dahh segitu dulu yaa yeorobun~
Ada yang ingin ditanyakan?
Kolom komentar untuk bertanya~ 👉🏻
Btw Chenle nya sakit guys, konsernya jadi gimana ya?
Oh iya, aku bikin cerita ini murni imajinasi aku ya! Terinspirasi dari konser TDS 3 Amerika. Agak sedikit melenceng from in real nya, tapi sengaja biar gak terlarut sama tds 3 nya...
Jangan lupa vote+comment yaa yeorobun🥰🤗⭐
👇🏻
![](https://img.wattpad.com/cover/377700188-288-k463858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak? || ZHONG CHENLE
Romance"Kakak?!! Aku ga mau jauh-jauh dari kakak! Pokoknya aku mau sama kakak terus! Awas aja kalo kakak ninggalin aku" Huhh~ baru saja ditinggal beberapa menit ke kamar mandi, sudah ngambek aja si adek gemass. "Kakak gak ninggalin adek kok, kakak baru aja...