Selamat membaca~
"Adek bangun yuk, pindah ke kamar aja, jangan tidur di sofa, nanti badannya pegal-pegal terus ga bisa latihan gimana?" Bujuk Ji-han pada sang adik kecilnya.
"Eumh, iyaa" hanya dua kata yang dikeluarkan, lalu beranjak menuju kamarnya.
"Jie, pindah ke kamar yuk, Lele udah pindah tuh" ajak Ji-han.
Jisung hanya mengangguk lalu menuju kamarnya.
🐹🐬
Saat ini mereka memang berada di kediaman keluarga Zhong, seperti biasanya, karena kediaman keluarga Park terlalu jauh jaraknya dari agensi.
Setelah acara makan di restoran tadi sesaat sampai di Korea, mereka langsung pulang ke rumah milik Zhong Ling Mei, yang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari agensi.
•
•
•Rumah. Satu kata yang paling penting di kehidupan manusia. Pelukan, candaan, tangisan sedih, tangisan haru, dan tangisan bahagia, memang sangat dibutuhkan oleh semua orang 'kan?
Jika saja sang kakak, Ji-han, tidak membeli rumah hasil keringatnya sendiri selama bertahun-tahun, pasti sang adik tidak akan nyaman untuk tinggal bersamanya disini. Memang mereka dari keluarga yang cukup mampu dulu, tapi saat sang adik bungsu lahir, semuanya berantakan. Bukan menyalahkan sang adik bungsu hanya saja keluarga tersebut sedang diuji oleh Tuhan bukan?
Tapi tak apa, karena itu sang sulung, kakak pertama, perempuan, Zhong Ling Mei, akan bekerja keras semampunya untuk membantu perekonomian keluarganya. Jika sang sulung tidak kerja keras disaat itu, mungkin adik kesayangannya tidak akan manja kepadanya, tidak akan mau untuk dekat-dekat dengannya, kenapa? Karena disaat kesusahan, mereka masih kecil-kecil.
Ada yang bisa tebak kalo mereka berapa bersaudara? Mari kita lihat di kolom komentar:)
🐹🐬
Saat matahari terik pada siang hari itu, mereka yang berada di ruang latihan justru makin semangat berlatih untuk comeback selanjutnya.
"Jigeumeun ceorryeo!!!" Teriak sesosok siluman lumba-lumba.
"Aish anak itu bisa tidak sih sehari saja tidak teriak-teriak" keluh seorang pria berkulit Tan dengan muka dongkolnya.
"Sudah! Jika ingin lanjut latihan silahkan, kita istirahat dulu dua puluh lima menit, jangan ada yang pulang!" Ujar salah satu staff yang matanya sedikit melirik ke lelaki berkulit Tan tadi.
Lee Haechan, lelaki berkulit Tan tadi itu hanya bisa bernafas pasrah dikarenakan niatnya ingin kabur dari tempat berisik ini gagal. Heyy!! Biasanya dia yang cerewet bukan? Tapi sepertinya ia sedang tidak mood kawan, mukanya kusut, rambutnya berantakan, diduga setelah ini ia akan menempel kepada salah satu temannya atau bahkan staffnya.
"Noona~ peluk cium, peluk cium dong" 'Kan? Sudah diduga bukan?!
"Aigoo mari sini Noona peluk, tapi tidak dengan cium, oke? Kau kenapa hari ini? Kusut sekali muka mu Chan? Btw kamu udah mandi belum? Aku seperti mencium bau-bau tidak sedap dari tubuhmu" ucap staff Noona dengan suara meledek.
Yaaa memang staff Noona tidak ingin dicium karena pastinya member lain akan iri dan berakhir staff Noona yang di cium oleh tujuh member tersebut. Tapi, hei Haechan! Kau sudah mandi belum?!
"Huh Noona, padahal aku ingin menenangkan diri dengan peluk cium Noona. Aku memang belum mandi, hanya sikat gigi, dan menyemprotkan parfum ke seluruh tubuh dan pakaianku, tapi aku tidak bau Noona! Enak saja!" Ahahaha lihat anak ini memang sudah biasa sifat dan kelakuannya.
"Tapi Noona, aku sedang tidak banyak pikiran kok, hanya tidak mood saja" lanjutnya lesu.
"Syukur kamu tidak apa-apa. Kemarilah, Noona peluk" ujarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/377700188-288-k463858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak? || ZHONG CHENLE
Romance"Kakak?!! Aku ga mau jauh-jauh dari kakak! Pokoknya aku mau sama kakak terus! Awas aja kalo kakak ninggalin aku" Huhh~ baru saja ditinggal beberapa menit ke kamar mandi, sudah ngambek aja si adek gemass. "Kakak gak ninggalin adek kok, kakak baru aja...