24-"Ke makam Nii-san"

104 24 9
                                    

Murayama beserta Izuna akhirnya sampai ke Yokohama, dengan perjalanan se jam pas, padahal pas Izuna ke Yokohama terus kota Mokochi, di perlukan se jam lebih..

Untung nya sih, Izuna engga mabok.

Sekarang disini lah Izuna berada, di depan nisan mendiang kakak, yaitu Kurokawa Izana.

Dirinya menghadap nisan tersebut, sambil duduk dengan sopan, sedangkan Murayama yang berada di belakang nya untuk berjaga jaga, akan ada yang mereka kenali kesini.

"Hai, Nii-san, sudah lama yah? Maaf kan adek kesayangan mu ini yang udah jarang ke makam mu, padahal pas aku masih di Yokohama, seminggu 2x aku kesini.. adek macam apa aku ini yak?" Curhat Izuna yang berada di depan makam kakak nya.

"Nee, Nii-san tau? Ucok, gak canda, Kaku-san gila banget, beliin aku rumah buat aku sama temen temen ku, orkay ya gak? Hahaha! Oh ya, aku juga dapet sekolah baru loh disana, isi nya lelaki semua sih, tapi ya, aku tinggal perban aset ku, ubah gaya rambut ku kayak Nii-san sama suara nya yang ku beratkan dikit, itu lah alasan ku jarang mengobrol sama mereka, takut ketauan aku cewe-"

"Oh ya! Temen sekelas ku ada yang mirip bener bener plek ketiplek, beda warna rambut dan kulit serta kelakuan! Pas pertama masuk kelas, tau gak? Aku hampir nangis, ku kira Nii-san idup lagi, tapi kayak nya engga mungkin gak sih?"

Berbagai curhatan di keluarkan Izuna, bahkan dirinya sendiri sampai menangis karena rasa kangen nya yang berada di mending kakak nya tersebut.

"Nee, Nii-san, aku sebenernya masih kesel sama si kacamata itu, tapi pas itu dia udah ketabrak truk duluan sebelum ku pukul abis abis san, kecewa sih, tapi aku seneng juga, hahaha" Ujar Izuna sambil mengelap kedua mata nya secara perlahan.

Murayama yang merasa Izuna ingin menangis lebih banyak pun menepuk nepuk punggung nya perlahan, karena Izuna menahan itu semua dan tidak mau terlihat cengeng di depan makam kakak nya.

"Una-chan, keluarin aja gapapa okei? Zana-chan pasti liat dari atas kok.." Ucap Murayama.

Karena kalimat kalimat yang di rangkai oleh Murayama, Izuna akhirnya menangis sejadi jadi nya, entah mengapa cuaca yang awal nya cerah, mulai turun se tetes tetes air, yang menandakan bahwa akan ada nya hujan. Se akan tuhan sendiri mendukung Izuna untuk bersedih kali ini, Murayama tidak bisa membantah karena walaupun Murayama menghentikan Izuna menangis disini, dirinya lah yang akan di salah kan oleh kakak nya Izuna.

"Eh? Kalian?.." Ucap seorang lelaki ber surai hitam gradasi kuning yang di kuncir 2 kepang, dengan di samping nya lelaki ber kuning dan beberapa helai berwarna biru yang di gerai rambutnya.

Izuna sendiri tidaklah sadar, ada kedua orang yang ia kenal mendatangi nya, sedangkan Murayama sendiri menyuruh kedua lelaki yang ia ketahui adalah bersaudara untuk diam dan di angguki oleh kedua saudara tersebut.

Murayama mendekati kedua saudara tersebut, lalu bertanya kepada mereka berdua,"Kalian ada payung cadangan? Aku mai mayungin Una-chan, soalnya kita kesini pake motor, cuma bawa jas ujan, dan kagak bawa payung".

"Ada, nih" Jawab lelaki paling bungsu tersebut yang ngasih payung nya untuk Murayama.

"Makasih, Rin-chan" Ujar Murayama yang langsung membuka payung tersebut dan kembali ke tempat semula, lalu memayungi Izuna.

"Ya ya, sama sama" Ucap Rin, tidak, Haitani Rindou adalah namanya, dan di sebelah nya adalah kakak jahanam nya, bernama Haitani Ran.

Ke tiga lelaki itu hanya lah menatap sekaligus memperhatikan adek dari mendiang pemimpin mereka, karena mereka lah yang paling dekat dengan kedua saudara itu selain Kakucho sendiri yang sudah bersama dengan kedua saudara Kurokawa sejak kecil.

"Aku janji Nii-san, Ini curhat an terakhir.. Nee nee, Nii-san tau? Saat Nii-san berada di ambang antara hidup dan mati, aku yang niat nya sedih karena Kaku-san juga terkena peluru nya, dan aku yang hanya luka luka yang tak seberapa itu di banding kalian, aku malah ngetawain Ran-san yang ngira Kaku-san meninggal ngikur Nii-san, padahal Kaku-san kan masih hidup? Apa apaan, awal nya aku mau ikut sedih karena Kaku-san ikut Nii-san, ternyata engga. Mending Ran-san aja yang begitu, canda~" Ujar Izuna yang membuat Ran yang berada tidak jauh dari dirinya sangat lah kesal.

"Eh? Hujan? Bang pulang yu-" Ucapan Izuna terpotong kala saat ia berbalik melihat kedua saudara Haitani yang terbilang dirinya dengan mereka sangat lah dekat.

"Sini kau bocah, kau bilang apa tadi, huh?" Kesal Ran memegang kepala Izuna dengan lembut.

"RAN-SAN MAAFF, AKU GATAU RAN-SAN DISITUUU, BANG MURAYYY, TOLONGGGG!" Adu Izuna yang langsung melepaskan pegangan Ran dan berlari kebelakang punggung Murayama.

"Ran-can~" Ucap Murayama.

"Geh, aduan kau zuna!! Baiklah, nyerah aku!" Kesal Ran lagi, karena merasa dirinya tidak lah di untungkan.

Karena hujan mulai agak mereda, mereka yang memang tidak berniat langsung pulang pun mampir ke tempat makan terdekat untuk menghangat kan diri.

Beruntung lah Murayama bawa lumayan banyak uang untuk mentraktir mereka semua, hasil minta Killua sih, kan dia orkay-
Gitu gitu, Killua ikhlas kok ngasih nya..

"Jadi, kalian, engga deh, Zuna kau kemana aja? Tiba-tiba ngilang semenjak insiden kakak mu, walaupun kamu sempet ngurung diri selama 3 atau 4 hari di kamar, karena hal itu" Ucap Ran memulai pembicaraan nya.

"Eh, anu gini, aku tau kalau kalian masuk geng nya si tikus tikus itu kan? Untuk sementara aku gabakal ngasih tau tempat ku dimana sekarang, karena di liat liat, geng kalian juga melakukan mata mata di kota yang ku tempati sekarang.. " Jawab Izuna.

"Kok kau tau kita ada di geng itu?" Tanya Rindou.

"Hey, kalian tidak lupa dengan bocah itu yang banyak relasi nya kan?~" Bukan Izuna yang menjawab, tapi Murayama.

"Oh, si bocah putih itu?" Tanya Rindou lagi dan di angguki oleh Murayama.

"Ya, walaupun aku belum ketemu teman teman Una-chan secara langsung, tapi mendengar curhatan Una-chan tadi, kau menemukan seseorang yang mirip Zana-chan bukan?" Tanya Murayama, pertanyaan Murayama yang membuat Izuna keselek makanan yang baru ia makan.

"EH MINUM MINUM!" Lanjut Ran yang cepat cepat mengambil minum dan di beri ke Izuna.

"Ugh, ya, nama dia Suo Hayato" Jawab Izuna setelah meminum minuman yang di berikan oleh Ran.

"Perbedaan mereka hanya lah dari warna rambut, kulit, sifat dan dirinya memili eye patch macam bajak laut, katanya sih ada naga di dalem nya" Lanjut Izuna.

"Anjir? Naga?" Tanya Ran memastikan hal tersebut.

"Iya, tapi, ya katanya kocak" Jawab Izuna yang membuat para manusia di samping nya hanya ber sweetdrop mendengar penjelasan Izuna.

"Oh ya, kalian inget julukan crybaby hero?" Tanya Izuna.

"Oh bocah yang menahan beberapa kali pukulan nya Kakucho?" Jawab Ran memastikan nya.

"Heem, aku nemuin temen sekelas mirip banget ama tuh manusia satu, oh ya apalagi ya.. kalian inget insiden Hallowen berdarah?"

"Inget, napa?" Tanya Rindou.

"Tau gak, aku kira aku ketemu mayad idup, ternyata cuma kembaran yang metong di insiden tersebut.." Lanjut Izuna.

"Itu sekolah apa nge cosplay anjir? Banyak banget yang mirip." Ujar Murayama.

"Bang, kamu tanya aku, aku tanya siapa? Kalian yang ku kasih tau aja kaget, apalagi aku yang kejadian langsung?" Jawab Izuna.

TBCCC

Dabel up, ini kek nya terkesan terburu buru dan lumayan panjang maybe? Karena langsung kepikiran, daripada ilang mending langsung aja yakan heheheh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 𝗞𝘂𝗿𐐫𝗸α𝘄α 𝗶𝗻 𝘄𝗶𝗻𝗱𝗯𝗿ᧉα𝗸ᧉ𝗿?-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang