Anniston rasa, kegelapan ini bukan disebabkan karena ia sedang terpejam. Ia seperti sedang tersedot ke dimensi lain! Sangat yakin sekali bahwa dirinya sedang berdiri di hamparan kegelapan tak berujung.
Napas berat dengan aura menyeramkan bisa ia rasakan di belakang tubuhnya. Entah mengapa ia bisa menebak sosok tersebut!
Dengan cepat ia mencoba membalikkan tubuhnya.
"Naga..." gumamnya waspada. Namun kini tatapan waspada tadi sudah luntur dalam hitungan detik. Bagaimana tidak? Visual naga dibenaknya tidak sesuai dengan realita yang kini ia lihat.
"Naga.. naga coquette!!!" Anniston tidak bisa mempercayai ini. Bagaimana bisa naga yang sempat ia takuti berwujud sangat.. lucu? Naga ini berukuran sedang, seperti naga remaja(?) Tubuhnya memiliki warna pink dengan beberapa gradasi keunguan. Apa yang menyeramkan dari naga ini? Tidak ada!! Raut wajahnya sajalah yang terlihat songong.
"Hey, kau bisa melihat diriku yang agung ini? Eksistensiku benar-benar nyata!" Naga coquette mulai bersuara.
Anniston mengernyit tidak suka. Untuk tampilan yang menggemaskan seperti ini, rasanya tidak pantas jika naga coquette ini bersikap songong.
"Hey kenapa kau melayangkan tatapan kecewa seperti itu?!!" Naga yang berisik.
"Sebaiknya kau cepat, coba jelaskan kenapa aku berada di tempat asing seperti ini?" Anniston melipat kedua tangannya di dada.
"A..apa?!! Tentu saja aku bisa melakukan apapun sesukaku! Lagipula kenapa manusia sepertimu sangat menyebalkan sekali?! Coba.. coba tanyai aku ini siapa!" Naga coquette ini tak kalah merajuk. Bahkan kini ia memalingkan wajahnya.
"Kau hanya naga coquette berisik yang tiba-tiba muncul dan menggangguku! Oh.. berarti kau penyebab aku berada di sini kan?! Cepat beritahu aku, apa maumu?" Anniston menatap sengit.
Sang naga masih menatap tak percaya. Manusia ini sungguh keterlaluan! Eh tapi.. istilah yang gadis manusia itu lontarkan cukup membuat ia senang.
"Coquette ya.. hmm.. bagus juga.. hmm.." sang naga menopang dagunya.
"Sampai kapan kau akan membuang waktuku?!!" Anniston kehabisan kesabaran.
"Sekarang kau yang berisik!! Lagipula sopankah kau berbicara seperti itu kepadaku?! Aku ini.. adalah dewa! Paham?" Naga itu berkacak pinggang dengan bangga.
"Hah? Dewa? Kau sedang mabuk?" Pandangan Anniston menyipit.
"Keterlaluan! Bagaimana kau bisa mengatakan kalau diriku yang agung ini mabuk?!"
"Ya, ya.. anggap saja kau dewa. Lalu? Sekarang apa?" Anniston menghela napas frustasi.
"Aku memang dewa!"
"Dengan wujud seperti itu.. kau mau menipuku, kan?" Anniston tak mau kalah.
"Jahat sekali.." sang naga menunduk lesu.
"Heh, cepat katakan apa maumu!" Anniston benar-benar mulai kesal. Karakter aneh mulai bermunculan dan tentu saja itu membuat kewarasannya terkuras.
"Mauku? Tentu saja menunjukkan keberadaanku! Lihat! Aku ini nyata!" Naga itu terlihat seperti anak kecil yang mencari pembelaan.
"Huh?" Anniston merasa bukan hanya kewarasannya saja yang terkuras, tapi kemampuan otaknya seakan menyusut! Tunggu.. jangan bilang naga ini benar-benar dewa..
"Hey, kau sedang membuktikan keberadaanmu karena sebelumnya aku tidak percaya kalau dewa itu ada, kan?!" Anniston menunjuk sang naga dengan mata tak percaya, tebakannya tepat.
"Huhu, betul sekali, Nak.. lihat, aku benar-benar nyata! Ahaha!" Sang naga terkekeh bangga.
"Lalu?! Mengapa repot-repot memanggilku untuk hal tidak penting seperti ini?! Sekarang kau menyebutku 'Nak', coba berkaca pada tubuhmu dulu!" Anniston menepuk dahinya. Lelah sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
"The Villainess Doesn't Wanna be Here"
FantasyAyana hanyalah seorang anak kuliahan semester akhir yang sedang mengalami burnout akibat menghadapi skripsi. Dalam pelariannya mencari ketenangan, ia mulai menghabiskan waktu dengan membaca berbagai judul manhwa. Bukannya termotivasi, Ayana malah se...