Bukankah ini salahnya? Ia menduga bahwa hal buruk semacam ini dapat terjadi, tapi nyatanya ia tidak bisa melakukan apa-apa.
Melihat bangunan kokoh ini hancur lebur membuat hatinya berdenyut. Ia tidak terlalu peduli dengan bagaimana nasib bisnis mereka, tapi tempat ini adalah bukti perjuangan dan kerja keras dari tuan Felix.
Anniston tidak bisa memberikan bantuan. Ia tidak mampu membalas kebaikan dari pasangan tersebut. Ia sangat menghargai dan menghormati mereka. Sosok orang tua yang selama ini ia cari ada pada keduanya.
"Nona muda, menjauhlah dari tempat ini. Di sini berbahaya," seorang ksatria istana mencoba menuntunnya menjauh.
Anniston menatap pria ini dengan nanar. Ia tidak sanggup menyaksikan bangunan tersebut mulai berjatuhan satu persatu.
"Apa kalian menemukan pelakunya?" Tanpa sadar tangan gadis ini terkepal.
Ia merasakan kemarahan seakan meluap dalam dirinya. Meskipun ia baru mengenal keluarga Romano dalam waktu singkat, tetapi ia juga dapat merasakan bagaimana semua insiden ini sangat melukainya.
Seseorang yang dapat menerima dirinya apa adanya. Mengapa harus mereka? Mengapa semua ini terjadi?
Anniston akhirnya menarik garis lurus dari semua ketidakberesan yang terjadi akhir-akhir ini. Benang merah pertama yang tiba-tiba melintasi pikirannya.
Seseorang tengah menargetkan keluarga-keluarga paling berpengaruh di kekaisaran Heliorus untuk suatu tujuan.
Apapun itu, tentunya bukanlah hal yang baik. Semua insiden yang terjadi beruntun ini merupakan peringatan besar.
Para orang dewasa terlampau lambat untuk menyadari dan bertindak. Semua ini bak melihat balok jenga yang dibuang satu persatu. Hanya menunggu waktu untuk melihat menara jenganya runtuh.
Menghancurkan pilar terkuat adalah cara paling efektif. Anniston mengingat jelas peringatan hari itu. Seseorang yang kemungkinan besar ada di balik semua kegilaan ini.
Ksatria istana menatap gadis kecil ini penuh tanya. Namun, ia akhirnya menjawab pertanyaan tadi dengan lembut.
"Nona, mungkin Anda khawatir dengan orang-orang yang ada di toko tersebut. Tenang saja, tidak ada yang terluka parah. Mereka semua berhasil menyelamatkan diri. Lalu, pelakunya masih belum dapat ditemukan. Tenang saja, kami akan melindungi semua orang," ksatria itu tersenyum.
Anniston yang mendengar kalimat tersebut akhirnya kembali ke kenyataan. Ia tersadar dari lamunan panjang tadi.
Ia mengangguk sekilas dan mencoba berjalan menjauh. Tanpa disadari, salah satu puing bangunan hampir mengenainya.
Ksatria istana yang melihat sontak mengeluarkan sihirnya agar dapat memindahkan jatuhan puing tersebut.
Namun, Anniston merasakan seseorang memeluknya dengan erat.
"Syukurlah," suara wanita itu sangat familiar. Nada lembut penuh kekhawatiran. Ia mendongak dan mendapati nyonya Sophia berusaha menuntunnya menjauh.
Tuan Felix berlari mendekat. Raut pria dewasa tersebut penuh dengan rasa terkejut.
Anniston sedikitnya bersyukur karena kedua orang ini dalam kondisi baik-baik saja.
"Tuan Felix.. tokonya.." Anniston tak sanggup merangkai kalimat.
Pria itu tentu saja menunjukkan perasaan kesal dan kecewa. Kerja kerasnya hancur dalam sekejap oleh seseorang tak bertanggung jawab.
Namun, melihat gadis kecil ini tampak khawatir, nyatanya sanggup membuat kewarasan kembali pada dirinya. Tuan Felix tersenyum lembut. Ia mengelus puncak kepala gadis ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
"The Villainess Doesn't Wanna be Here"
FantasíaAyana hanyalah seorang anak kuliahan semester akhir yang sedang mengalami burnout akibat menghadapi skripsi. Dalam pelariannya mencari ketenangan, ia mulai menghabiskan waktu dengan membaca berbagai judul manhwa. Bukannya termotivasi, Ayana malah se...