Raden sudah memijat Pangkal hidungnya lelah, baru juga di tinggal beberapa jam, anaknya itu sudah di bawa ke kantor polisi.
Beruntung anaknya itu tidak harus tidur di kantor polisi, namun sayangnya motor milik ni-ki harus di tahan di sana.
"Ya ampun Ki, baru juga di tinggal beberapa jam, udah mau masuk penjara aja, untung kamu nggak harus tidur di sana" ni-ki hanya diam saja, menerima semua Omelan dari sang ayah.
"Habis ini kamu kalau mau berangkat sekolah maupun pulang sekolah naik bis aja, sebagai hukuman buat kamu" ni-ki yang mendengar itu langsung membelalakkan matanya "kok gitu sih pah"
"Motor kamu lagi di kantor polisi, ayah nggak bisa setiap hari antar kamu, jadi naik bis dong" ni-ki mendengus mendengar itu, ini semua karena Sagara yang memaksanya ikut, dirinya akan memarahi temanya itu besok.
🐥🐥🐥
"SAGARAAAA" seluruh penghuni kelas langsung menutup telinga mereka ketika mendengar teriakan dari ni-ki.
Sagara yang sedang bermain game langsung menatap ke arah ni-ki yang sudah menatap dirinya tajam.
"Apa sih Ki?"
"Gara-gara Lo, motor gw di tahan di kantor polisi, dan sekarang gw harus terus naik bis" Sagara hanya nyengir saat melihat sahabatnya itu marah-marah.
"Maap ye, gw nggak tau bakal ada polisi" ni-ki langsung saja menarik rambut sahabatnya "ya-ya ni-ki, sorry breh, sumpah gw nggak tau akh sakit Ki" Sagara terus merintih kesakitan, ni-ki menjambak rambutnya begitu kencang, membuat kepalanya terasa pusing bukan main.
"HEH HEH MALAH BERANTEM" ni-ki langsung berhenti saat mendengar teriakan seorang wanita.
"Bu Nita, ni-ki bully saya Bu"
"Sangat duluan Bu"
"Udah-udah, ikut ibu ke BK" Sagara dan ni-ki langsung menggelengkan kepala mereka "ta-tadi lagi mainan kok Bu nggak berantem" sangkal Sagara agar tidak di bawa ke BK, ni-ki juga mengangguki perkataan dari sagara, sementara murid lain hanya menyimak saja.
"Huh, jangan di ulangi lagi, atua kalian ibu bawa ke BK"
"Iya Bu" jawab mereka bersamaan.
🐥🐥🐥
Setelah pertengkaran singkat di kelas tadi, sekarang kedua sahabat itu tengah berada di kantin untuk makan. Ni-ki sangat berbinar lantaran Sagara membayar semua makanan yang dia beli.
Sebagai tanda maaf katanya.
"Motor Lo di balikin kan?" Tanya Sagara yang mengingat pertanyaan yang belum dia tanyakan.
"Di balikin, tapi ayah bilang gw nggak boleh bawa motor lagi kalau udah di balikin"
"Yeu, mampus"
"Gw nebeng Lo"
"Dih"
"Kan gara-gara Li ege"
"Iya sih"
"Nggak ada penolakan sih"
"Asem-asem"
🐥🐥🐥
Ting tong
Arin yang sedang sibuk di dapur langsung berhenti sejenak lalu pergi ke pintu untuk membukanya.
Cklek
"Ya, ada yang bisa saya bantu?"
"Dengan kediaman dari Nyonya Arin dan Tuan Raden?"
"Yaz ada apa ya?"
"Bisa kita berbicara dengan anda beserta suami?"
"Bisa, silahkan masuk"
🐥🐥🐥
Ni-ki mengernyit begitu melihat ada mobil asing di depan rumahnya, mobil yang cukup mewah dan pasti ayahnya tidak bisa membelinya.
Ni-ki memilih untuk masuk ke rumah, pintu rumah nampak terbuka, di dalam sang ibu tengah duduk beserta sang ayah, di depannya ada 2 orang berbadan besar, nampak masih muda, nggak tau umurnya.
"Mamah ni-ki pulang" ujarnya agar sang orang tua tau jika dirinya telah pulang "ni-ki..." Ni-ki mengernyit kembali saat melihat wajah lesu orang tuanya, seperti mendapatkan kabar buruk.
"Kalian kenapa? Ini juga siapa?" Tanya ni-ki sambil menunjuk dua orang tersebut.
"Bisa saya berbicara dengannya?" Tanya Raden terhadap kedua orang tersebut, dan dua orang tersebut mengangguk sebagai tanda setuju.
🐥🐥🐥
"Ayah kenapa sih?"
"Ni-ki, dengarkan ayah okey"
"Ya?"
"Ni-ki tau kan kalau ni-ki bukan anak kandung ayah?"
"Tau"
"Ni-ki tau mereka siapa" ni-ki menggelengkan kepalanya "mereka memang tidak memiliki ikatan darah denganmu tapi, merekalah yang bertanggung jawab atas hidup ni-ki"
"Maksudnya?"
"Mereka keluarga ni-ki, ni-ki harus ikut mereka"
"Kenapa harus? Mereka bukan keluarga kandung ni-ki, jadi mereka juga nggak ada hak atas ni-ki dong?"
"Ni-ki dengar ayah–"
"Ayah, ni-ki bahkan nggak kenal mereka, kalau mereka yang bertanggungjawab atas ni-ki, kenapa ni-ki bisa sampai ke panti asuhan, ni-ki hiks ni-ki nggak mau pergi dari ayah"
"Ni-ki, mereka bisa bawa ni-ki buat ketemu sama orang tua kandung ni-ki" ni-ki menggelengkan kepalanya "ni-ki harus ikut mereka."
Ni-ki lagi-lagi menggelengkan kepalanya "ni-ki, nggak mau pergi dari kalian" Raden hanya diam saja melihat putra angkatnya menangis di depannya.
Ni-ki merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang "ni-ki harus kembali sama mereka, ni-ki harus dengarkan mereka, mereka pasti punya alasan kenapa ni-ki bisa sampai di panti asuhan" ujar Arim sambil memeluk putranya itu.
"Nggak mau, hiks, mamah, ni-ki nggak mau hiks, ni-ki mau di sini aja" ni-ki balas memeluk mamahnya.
Raden menatap seorang pria yang melihat mereka, lalu Raden membuat gestur yang mengisyaratkan agar mereka bisa membawa ni-ki, walau kondisi anak tersebut yang masih tidak mau, tapi mau bagaimana lagi.
Jay Park, lelaki yang memantau percakapan mereka bertiga, Jay nampak menyuruh seseorang, dan Krang tersebut langsung menghampiri mereka bertiga, dan langsung menarik ni-ki.
"Mamah hiks" Arin hanya diam, begitupun dengan raden, mereka hanya diam, tidak bisa berbuat apapun.
"Kalian.... SIALAAAN"
BUGH
satu pukulan mendarat di pipi orang yang menariknya, ni-ki langsung berlari keluar dari rumah, namun saat dirinya ingin melewati pintu keluar, dirinya di tarik oleh seseorang.
"Ni-ki tidak kenal dengan Hyung?" Ni-ki terdiam sejenak, namun setelah tersadar dari keterdiaman-nya, ni-ki langsung saja menggigit tangan orang tersebut, lalu berlari keluar.
Menaiki motornya yang tadi sudah di ambil oleh Raden dan langsung melesat pergi dari rumah.
"Sial, KEJAR DIA" teriak Heeseung, orang yang datang bersama Jay, dan orang yang di suruh pun langsung menuruti perintah tuannya.
"Tuan, maafkan dia ka-kami..."
"Tidak apa, kita tau dia pasti susah untuk menerima ini"
"Terimakasih sudah menjaganya, maaf kami harus mengambilnya" Jay dan Heeseung membungkuk sebagai tanda hormat kepada Raden dan Arin "tidak masalah, kalianlah yang lebih berhak atas ni-ki..."
.
.
.
~🐥 TBC 🐥~
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again
Teen FictionS3 of 'Happiness Ni-ki' Setelah hilang selama 9 tahun, akhirnya 6 bersaudara beda darah itu kembali bertemu dengan adik bungsuh mereka. Namun, adik kecil yang mereka cari-cari tidak mengingat mereka sama sekali, agar bisa mendekatkan diri dengan sa...