11-

476 77 8
                                    

Sunoo melempar hasil tes kondisi ni-ki di atas meja yang kini di kelilingi oleh Heeseung beserta kelima adiknya.

"Apa ini?" Tanya Heeseung pada ni-ki "hasil tes darah, dan Rontgen di kepala ni-ki"

Heeseung mengangguk paham "tadi, aku sempat telpon dokter Yoona, kemarin saat ni-ki tak sadarkan diri, dia menggumamkan kata iky, sedangkan iky sendiri seharusnya tidak muncul selama ni-ki hilang ingatan" mereka mengangguk sambil menyimak penjelasan Sunoo.

"Dokter Yoona memberi penjelasan jika ni-ki bertemu dengan iky di alam bawah sadarnya, dan jika itu terus terjadi, ada kemungkinan ingatan ni-ki yang hilang akan kembali"

"Dan di hasil tes ini, ada beberapa hal yang benar-benar harus di awasi, pertama tes darah, setelah di tes, tubuh ni-ki memiliki daya imun yang rendah, yang itu artinya ni-ki bisa mudah sakit, dan itu merupakan efek samping dari obat yang di berikan oleh nenek lampir itu....

Lalu hasil Rontgen, setelah di cek, ternyata memang selama beberapa waktu ini, beberapa ingatan ni-ki mulai kembali sedikit demi sedikit, dan sepertinya itu hanya ingatan yang baik, atau bisa di bilang ingatan ni-ki dengan keluarga Nishimura"

"Sedikit demi sedikit ya, bukankah itu berarti dalam waktu dekat ini pasti ingatan ni-ki akan pulih total?" Tanya Jake, jika di ibaratkan, ingatan ni-ki merupakan sebuah bangunan yang ambruk, lalu mulai di bangun kembali sedikit demi sedikit.

"Iya, dan itu pasti akan berdampak negatif.."

🐥🐥🐥

Ni-ki membuka matanya dengan perlahan "apa itu?" Gumamnya ketika mengingat sesuatu saat dirinya tidak sadarkan diri.

Ni-ki diam memikirkan apa yang baru saja dirinya ingat, hatinya terasa begitu aneh.

"Mamah" gumamnya begitu wajah Arin terlintas di kepalanya.

Dirinya merindukan kedua orang tua angkatnya itu.

Cklek

Ni-ki menoleh ke arah pintu, dan mendapati Jay di sana "sudah bangun ternyata?" Jay menghampiri ni-ki dengan nampan di tenaganya.

Karena Jay satu-satunya orang yang ada di rumah, jadi kini Jay mengantarkan makan siang untuk adiknya itu.

Jay membantu ni-ki duduk "pusing?" Ni-ki menganggukkan kepalanya.

"Makan siang dulu, setelah itu minum obat ni-ki lagi, perbanyak biar Hyung ganti ya" ni-ki hanya mengangguk, lalu Jay mulai menyuapi ni-ki dengan bubur yang telah dia siapkan.

Baru 5 suap, namun ni-ki sudah menolak suapan berikutnya.

Dirinya merasa tidak enak di perutnya ketika bubur itu masuk ke lambungnya.

Jay lalu mengambil obat dan membukanya untuk dia beri ke ni-ki.

"Ini minum" ni-ki hanya menurut saja ketika Jay memberikan ni-ki 3 butir obat yang sudah di siapkan oleh Sunoo.

"Kemari-kan kaki ni-ki, biar Hyung ganti perbannya" ni-ki mengarahkan kakinya ke arah Jay.

Jay dengan telaten membuka perban di kaki ni-ki dan memasangkan kembali dengan perban yang baru.

Begitu juga dengan perban di kepala, kini kepala ni-ki sudah tidak perlu di perban secara memutar kembali.

Karena lukanya yang sudah mulai kering jadi hanya di pasang kain kasa dan plaster di area luka.

"Sudah, istirahatlah"

"Hyung, ni-ki mau keluar"

"Ni-ki masih sakit"

"Aaa~" Jay tersenyum kecil ketika adiknya itu mulai mau merengek kepada dirinya.

"Baiklah, tapi harus di gendong"

"What? Nggak, nggak mau, ni-ki bisa jalan sendiri"

"Kakinya di perban gitu mau jalan?" Ni-ki menatap kakinya, lalu mendengus saat sadar dirinya pasti susah jalan.

"Jadi nggak?"

"Ya udah deh" ni-ki akhirnya pasrah ketika Jay menggendongnya, dirinya suntuk di kamar tersebut dan ingin keluar.

🐥🐥🐥

Ni-ki nampak kagum dengan taman yang berada di belakang rumah megah tersebut.

Di sana, banyak kelinci yang di bebaskan kesana kemari.

Jay mendudukkan ni-ki di salah satu kursi yang di sediakan di sana.

Lalu Jay ikut duduk di kursi depan ni-ki, di tengah dua kursi tersebut ada meja kecil.

Tempat itu biasa di gunakan oleh Jake dan Sunoo untuk bersantai sambil minum teh.

Jay tersenyum kecil begitu melihat ni-ki menatap berbinar ke dah kelinci yang berlari ke sana kemari, ada beberapa kupu-kupu yang berterbangan.

Di sana begitu banyak bunga yang tumbuh dengan suburnya.

"Hyung" Jay menoleh saat ni-ki memanggilnya "kenapa hm?"

"Ni-ki mau ketemu mama sama ayah" cicitnya lirih, dia takut jika Jay akan marah.

Namun ternyata tidak, Jay mengelus suari ni-ki dengan perlahan "mau bertemu dengan mamah?" Ni-ki mengangguk "tunggu sembuh dulu, nanti Hyung bawa ni-ki ke mereka"

"Beneran?" Tanya ni-ki semangat "ya, tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Ni-ki harus ikut kita ke Korea" mendengar itu ni-ki langsung tidak bersemangat.

"Nggak mau"

"Why?"

"Itu sama aja ni-ki ketemu mereka yang terakhir kalinya"

"Ni-ki, Korea itu tempat ni-ki lahir, jepang tempat ni-ki tumbuh sampai ni-ki berumur 4 tahun, ni-ki yakin tidak mau ke Korea?"

"Nggak"

"Di sana juga tempat orang tua kandung ni-ki di makamkan loh"

"..."

"Ni-ki tau kan ayah ni-ki meninggal karena serangan jantung" ni-ki mengangguk.

"Dia meninggal akibat terkejut dengan kabar ni-ki hilang, saking kagetnya sampai ayah ni-ki kena serangan jantung" ni-ki terdiam mendengar itu.

"Ni-ki kalau ke makam ayah ni-ki, ayah ni-ki pasti seneng banget, begitu juga ibu ni-ki"

"Tapi.."

"Hyung tau, ni-ki berat tinggalin Indonesia kan? Kenapa ni-ki nggak mau tinggalin Indonesia?"

"Ini tempat ni-ki tumbuh dewasa, berat kalau harus pergi, nanti juga ni-ki pasti nggak bisa ketemu sama mama dan ayah kan?"

"Kata siapa, kita pasti mau kok ke Indonesia kalau ni-ki kangen mereka, hanya saja jangan 2 hari sekali" ni-ki diam sambil memikirkan perkataan Jay.

"Hyung beneran mau ke Indonesia kalau ni-ki kangen mereka?"

"Iya, Hyung janji, asal jangan dalam waktu berdekatan"

"Bagaimana, mau?"

"..."

"Mau...."

.
.
.
~🐥TBC🐥~

Meet Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang