4-

512 90 10
                                    

Ni-ki terus melakukan motornya tak tentu arah, pikirannya kosong akibat kejadian yang baru saja terjadi di rumah.

Semuanya begitu tiba-tiba, dan ni-ki tidak suka situasi seperti ini, begitu menyebalkan.

Tanpa sadar, dirinya hampir menabrak sebuah mobil yang tengah melaju, walaupun tidak menabrak mobil tersebut, Ni-ki malah menabrak pembatas jalan, kepalanya yang tidak mengenakan helm langsung terbentur ke aspal.

Kesadarannya menghilang, namun sebelum itu dirinya dapat merasakan jika dirinya di angkat oleh seseorang.

🐥🐥🐥

Ni-ki membuka matanya begitu merasakan terpaan matahari, tubuhnya terasa begitu remuk, terutama kepalanya yang begitu terasa pusing.

Mengerjap sejenak begitu melihat ruangan dia tempati begitu terasa asing, bukan rumah sakit, bukan juga Kamarnya.

Ruangan tersebut nampak begitu luas dan begitu mewah, dengan banyaknya furniture mahal yang di pajang di kamar tersebut.

"Shh, akh, kepala gw sakit banget" gumamnya sambil memegangi kepalanya, dirinya merasakan sesuatu yang kasar di kepalanya, dan dirinya baru sadar jika kepalanya di perban.

Tangannya pun tertancap sebuah infus yang membuat pegal.

Ni-ki mencoba turun dari kasur, mencabut infus dari tangannya dan berjalan menuju jendela untuk melihat tempat seperti apakah ini?

Mata ni-ki langsung terbelalak begitu melihat sebuah taman dengan air mancur di tengahnya, apa dirinya berada di lantai 3?

Cklek

Ni-ki menoleh begitu mendengar suara pintu di buka, dan menemukan lelaki yang nampak familiar, namun begitu asing.

"Owh, sudah bangun ya" ujar orang tersebut, namun langsung mengernyit begitu melihat infus yang terlepas dari tangan ni-ki.

"Yak, kenapa infusnya lepas, lihat tanganmu jadi berdarah" ni-ki menatap tangannya yang memang mengeluarkan darah.

Orang tersebut menghampiri ni-ki, ni-ki yang melihat itu langsung menghindar "jangan bergerak, biarku pasang kembali infusnya" ni-ki menghempaskan tangannya saat di pegang oleh orang tersebut "jangan menghindar ni-ki"

"Darimana Lo tau nama gw?" Tanya ni-ki, tangannya diam-diam mengambil sesuatu di belakangnya "apa kamu lupa sama Hyung ni-ki?"

"Gw nggak kenal ya babi"

"Mulutmu ni-ki" orang tersebut berusaha menggapai tangan ni-ki kembali, namun anak itu malah memukul orang tersebut dengan sapu yang entah kenapa ada di sana.

"AKH YAAK NI-KI" Ni-ki keluar dari kamar, beruntung pintu kamar-nya tidak di tutup kembali oleh orang tersebut.

Orang tersebut adalah Kim Sunoo, yang kini menjadi dokter muda dan membangun sebuah rumah sakit.

🐥🐥🐥

Ni-ki terus berlari di sebuah lorong, tak memperdulikan kepalanya yang terasa begitu pusing.

Bruk

Tubuhnya terjatuh begitu dirinya menabrak badan seseorang "ow, kita bertemu lagi, dan bertemu lagi dengan keadaan bertabrakan" ni-ki mendongak, dan menemukan orang yang menabraknya kemarin di taman.

Park Sunghoon.

"Lo"

"Kamu ngapain di sini, kan masih sakit, ayo ke kamar lagi, biar Sunoo obati kepala kamu, lihat darahnya keluar lagi" ni-ki menyentuh kepalanya, dan benar, ada darah yang keluar dari perban di kepalanya.

"OWH YAAAAK" Ni-ki di buat terkejut lantaran tubuhnya di gendong begitu mudah oleh Sunghoon "tubuh ni-ki masih ringan kayak dulu ya" ni-ki terdiam saat merasakan sesuatu di kepalanya.

"Ugh"

"Ni-ki nggak papa"

"Kepala gw sakit" keluh ni-ki sambil menenggelamkan kepalanya di dada bidang Sunghoon, Sunghoon hanya menerima semua itu, tak peduli jika nantinya darah menempel di bajunya.

'tubuhnya begitu ringan, sepertinya ini merupakan sesuatu yang buruk untuknya' Sunghoon membawa ni-ki untuk kembali ke kamar.

🐥🐥🐥

"Sunoo, kayaknya dia harus di cek lebih menyeluruh, tubuhnya terlalu ringan, bahkan tingginya sepertinya tidak sampai 165cm"

"Nanti bakal aku cek Hyung, aku juga khawatir jika itu efek dari obat yang di berikan oleh nenek lampir itu" Sunoo dan Sunghoon menatap ni-ki yang tertidur setelah di beri obat.

"Oh iya, di mana Jungwon?"

"Nggak tau, kan kamu yang kembarannya?"

"Kemana ya dia" Sunoo keluar dari kamar untuk mencari ke Baranya itu, sedangkan Sunghoon hanya diam sambil menatap ni-ki yang senantiasa menutup matanya, terlelap menelusuri alam mimpi.

"Apa iky masih ada?"

🐥🐥🐥

"Jungwon" Jungwon yang tengah membaca iPad langsung menoleh begitu sang kembaran memanggil dirinya.

"Kenapa? Ada apa?"

"Itu, obatnya udah jadi?"

"Belum, kenapa?"

"Kayaknya aku mau ngecek kondisi stamina ni-ki, tubuhnya terlalu kecil untuk anak seusianya, jika dia stanting bukankah saat dia berusia 5 tahun tubuhnya juga kecil? Tapi saat dia kecil pertumbuhannya normal, bahkan tinggi badannya juga masuk ke tinggi rata-rata anak seusianya, jadi" Jungwon mengangguk paham.

"Sebenarnya, obat penghilang ingatan itu juga ada efek sampingnya, dan itu adalah lambatnya pertumbuhan fisik" Sunoo menatap jungwon.

"Dan efek samping tersebut seharunya di tangani sejak awal, karena jika di tangani saat korbannya sudah lama itu sangat sulit"

🐥🐥🐥

Ni-ki duduk sambil menopang kepalanya dengan tangan, memikirkan banyak hal di kepalanya.

"Pergi nggak sih? Gw juga nggak kenal sama mereka? Tapi gw nggak tau ini di mana, gimana kalau gw nyasar? kalau kabur harus kemana? Ke umah orang tua pasti mereka bawa gw ke sini lagi" gumaman demi gumaman dia lafalkan.

Beribu pertanyaan masuk ke kepalanya.

Cklek

"Sudah bangun ni-ki?" Ni-ki kembali mengernyit saat orang asing kembali dia lihat.

"Ini, Hyung bawa makanan"

"Hyung?" Sedikit heran dengan kata Hyung yang baru pertamakali dia dengar.

"Oh, kamu belum kenal denganku, aku Jay Park, panggil Jay Hyung, Hyung itu bahasa Korea yang artinya kakak laki-laki"

"Lah, bukanya oppa ya?"

"Itu sebutan untuk adik perempuan ke kakak laki-laki"

"Oh"

"Ini, makanlah" Jay meletakan makanan di Nakas "kaku amat Lo"

"Berhenti berbicara, makan ini, dan perbaiki cara bicaramu ni-ki"

"Ngatur, tau dari mana Lo nama gw"

"Huh, bukankah mereka sudah mengatakannya?"

"..."

.
.
.
~🐥 TBC 🐥~

Meet Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang