6-

498 79 6
                                    

Heeseung terus mengelus Surai ni-ki, matahari pagi telah muncul sebagai tanda jika semua orang harus membuka matanya.

Sedikit meringis saat melihat perban di kepala ni-ki, seharusnya hari itu Heeseung langsung menarik ni-ki agar tidak kecelakaan.

"Ni-ki bangun" Heeseung mulai membangunkan ni-ki karena pasti sebentar lagi Jay akan datang mengantarkan sarapan untuk ni-ki.

Menepuk-nepuk pipi ni-ki agar remaja tersebut bisa bangun dari tidurnya.

"Ni-ki"

"Eungh nanti mah, ni-ki masing ngantuk" ni-ki berbalik agar tidak di ganggu Heeseung, Heeseung hanya mampu tersenyum miris, adiknya bahkan sudah tidak menyebutnya saat di bangunkan.

"Ni-ki bangun" tak berapa lama mata anak itu langsung terbuka lebar begitu mendengar suara yang bukan milik mamahnya.

"Weh buset om" ni-ki langsung terduduk begitu melihat wajah Heeseung, Heeseung-pun ikut terkejut saat ni-ki terkejut.

"Kamu buat Hyung terkejut ni-ki"

"Ih, harusnya ni-ki yang bilang gitu" Heeseung menggelengkan kepalanya ringan.

"Oh astaga, kenapa infusnya keluar darah" ni-ki yang mendengar itu langsung melihat selang infus-nya, dan benar, darah keluar dari selang tersebut.

"Tunggu di sini, hyung panggil Sunoo Hyung" Heeseung langsung turun dari kasur dan pergi dari kamar untuk memanggil adiknya yang kini menjadi dokter.

🐥🐥🐥

"Huh, lain kali hati-hati saat gerakkan tangannya ya, ini bisa membuat darah keluar dari infus, mengerti?" Ni-ki mengangguk paham.

"Ni-ki belum sarapan kan Hyung?"

"Belum, kenapa?"

"Nggak papa, nanti jangan lupa obatnya di kasih ya Hyung, setelah itu ketemu sama Sunoo di ruangan kerja milik Hyung"

"Iya"

Sunoo lalu keluar dari kamar ni-ki "Hyung seka ya, setelah itu Hyung ambilin makanan buat kamu" ni-ki mengangguk saja.

Heeseung mengambil baskom dan air hangat, tak lupa dengan handuk kecil.

"Badan ni-ki kurus banget, jarang makan ya?"

"Kata mama ni-ki udah lebih gemukan, lah ini di bilang kurus gimana sih" Heeseung terkekeh kecil.

"Ni-ki kalau ke Korea mau?"

"Ngapain?"

"Itu tempat lahir ni-ki"

"Masa sih?"

"Iya, di sana makam orang tua ni-ki berada"

"Makam? Orang tua ni-ki udah meninggal"

"Iya, ibu ni-ki meninggal akibat pendarahan setelah melahirkan ni-ki, sementara ayah ni-ki meninggal akibat serangan jantung saat di penjara" ujar Heeseung dengan kata yang di akhiri di dalam hati.

Tidak mungkin dirinya menceritakan jika ayah ni-ki di penjara, dan mengatakan jika ni-ki bahkan punya orang tua angkat lain, apa nggak bingung anaknya.

"Pantes ni-ki lancar bahasa Korea ya"

"Ni-ki lancar bahasa Korea"

"Iya, dulu nggak tau kenapa, ni-ki sadar udah di kamar orang, ternyata itu kamar panti, orang panti nggak ada yang bisa bicara sama ni-ki karena ni-ki cuman bisa bahasa Korea"

"Sekarang udah bisa bahasa Indonesia?"

"Hyung, mikir dong, kalau ni-ki nggak bisa bahasa Indonesia sekarang kita nggak bisa ngobrol loh Hyung"

"Oh iya, lupa"

"Dih"

"Udah, ini pakaiannya" Heeseung memasukan lengan baju ni-ki dengan susah payah.

"Ew, kenapa bajunya warna biru cerah gini sih Hyung" protes ni-ki begitu Heeseung memakaikan ni-ki kaos putih yang di tutupi dengan Hoodie biru cerah dan Heeseung memasangkan celana pendek yang membuat ni-ki nampak seperti anak kecil.

"Semua baju yang Hyung beli kayak gitu semua, udah tunggu di sini, Hyung ambilin makan" Heeseung pergi dari kamar untuk mengambil sarapan untuk ni-ki.

🐥🐥🐥

Setelah selesai menyuapi ni-ki, kini Heeseung berada di ruang kerjanya, sedikit memakan waktu karena ni-ki ya g tidak mau di suapi dan Heeseung yang terus memaksa untuk menyuapi ni-ki.

"Jadi kenapa noo?"

"Hyung yakin mau mengembalikan ingatan ni-ki?"

"Iya... Bukankah itu lebih baik agar ni-ki bisa lebih dekat dengan kita?"

"Hyung, jika ni-ki mengingat masa kecilnya, itu berarti dia juga akan mengingat trauma dimana dia melihat orang di bunuh di depan matanya, ada kemungkinan kepribadian gandanya akan kembali, dan dia perlu menjalani terapi kembali"

"..."

"Hyung, menurutku, lebih baik jika ni-ki dekat dengan kita secara perlahan saja, aku rasa itu lebih baik Hyung"

"Sepertinya kamu benar, banyak hal yang dia ingat di masa kecil, termasuk tentang siapa keluarga aslinya"

"Itulah kenapa aku bilang ke Hyung, banyak hal yang seharunya tidak ni-ki ingat"

🐥🐥🐥

"Bosen banget anj" ni-ki menatap jendela kamar tersebut, rasa ingin bermain di luar di rasakan oleh ni-ki.

Ni-ki memilih turun dari kasur dan mengintip dari jendela dimanakah tempatnya berada.

"Ini kalau lompat dari sini mati kagak ya" gumamnya sambil mencoba membuka jendela kamarnya itu.

"Tinggi banget"

🐥🐥🐥

Heeseung masih berada di ruangan Sunoo "Hyung itu jidatnya kenapa?" Heeseung memegang jidatnya, dan ternyata terasa sakit.

"Di pukul ni-ki"

"Kok bisa?"

Flashback

"Jadi..." Ni-ki diam sambil menunggu Heeseung menceritakan masa lalunya.

"Jadi, pada jaman dahulu"

Bugh

"Akh" ni-ki memilih berbalik dan menutup matanya, Heeseung mengelus kepalanya yang di pukul oleh ni-ki, badanya kecil, cuman tenaganya nggak main-main.

Hees terkekeh pelan, lalu memeluk tubuh ni-ki "nanti pasti Hyung cerita ke ni-ki, Hyung janji"

"Bodoamat"

...

"Pfft, lagian Hyung ngapain sih"

"Ya kan cuman bercanda noo, tuh bocah nggak tau di kasih makan apa, badan doang kecil, tenaganya kek gitu"

Sunoo menggelengkan kepalanya singkat "di sini cuman ada kamu, jaga ni-ki dulu, Hyung harus pergi"

"Iya" Heeseung memilih pergi ke kantor.

🐥🐥🐥

Sunoo kini tengah membantu ni-ki membuka infusnya, setelah hampir 2 hari di infus, akhirnya hari ini infusnya bisa di lepas, hanya perbanyak yang belum boleh dibuka.

Ni-ki kini sudah tau semua orang yang di rumah tersebut, tapi entahlah mungkin ada yang belum dia tau.

"Udah, masih pegal?"

"Masih lah"

"Nanti juga sembuh"

"Dih, ini perbanyak kapan di lepas?"

"Tunggu lukanya kering"

"Luka kalau di perban pasti lama keringnya, buka aja ya"

"Nggak boleh, darahnya masih suka keluar, tunggu beberapa hari lagi baru bisa di buka"

"CK"

"Lusa kita akan ke kore, jadi siap-siap"

"WHAT"

.
.
.
~🐥 TBC 🐥~

Meet Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang