Chapter 11

215 26 3
                                    

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
***

Senyum manis itu terpancar dan tidak pernah luntur dari wajah Mastani

Mengingat-ingat hal manis yang telah terjadi membuat pipinya bersemu merah

"Aku sudah gila"sesal Mastani menarik sedikit rambutnya, namun kemudian ia kembali tersenyum

"Apakah ini yang di namakan jatuh cinta?"

Wajahnya semakin memerah membuat Mastani menyembunyikan wajahnya di balik bantal

"Aaaa...apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana bisa aku seperti ini"

"Bisa-bisanya aku memikirkan Radheya"

Dengan senyuman yang tidak pernah luntur, Mastani pun kembali terlentang di kasurnya

Ia menatap langit-langit kerajaan, dalam benaknya ia penasaran apakah Karna juga merasakan hal yang sama dengannya?

Mastani pun memilih bangun dari tidurnya, ia pergi menuju jendela kamarnya dan menatap langit malam yang indah

Kebiasaannya sejak dahulu tidak pernah berubah, selalu menatap langit malam

Pikirannya pun mulai membawanya pada suatu pertanyaan

Siapakah ibuku?

Itulah yang kini membayangi pikiran Mastani, sedari kecil dia tidak pernah tau siapa ibunya

"Ibu aku sepertinya sedang jatuh cinta"bisik Mastani pada gelapnya malam, seolah-olah dimana pun ibunya berada, ibunya tetap mendengar suaranya

'kalau saja ibu ada ia pasti akan memberikan ku saran ketika aku sedang jatuh cinta'batin Mastani

Dewi Parwati yang melihat kesedihan Mastani pun hanya tersenyum sedih, namun Mahadewa menenangkannya

"Suatu saat dia akan kembali pada kita Gauri"ujar Mahadewa

Dewi Parwati yang sedang bersandar di bahunya Mahadewa pun mengangkat kepalanya dan menatap Mahadewa
"Aku pun berharap seperti itu..tetapi kutukan itu?"

"Tidak usah cemas Gauri, dia adalah putri dari Shiva dan Shakti, dia tidak lemah dan akan kuat seperti saudara laki-lakinya"balas Mahadewa membuat Dewi Parwati pun tenang

Mahadewa pun tersenyum, seperti mengeluarkan sedikit kekuatannya

Mastani yang merasakan lembutnya angin menyentuhnya, malam pun semakin indah, banyak bintang bertaburan di langit, malam ini tidak ada awan yang menutupi langit

Hal itu membuat senyum manis Mastani pun terbit kembali, dan kedua orangtuanya yang melihat dari atas pun ikut tersenyum

***

Para Pandawa kini sedang duduk dan berunding akan sesuatu

"Aku tidak yakin ibu akan menyetujui hal ini"ujar Sadewa

"Mau bagaiman lagi, hal ini sudah terjadi"ujar Nakula sambil merangkul bahu Sadewa

"Sebagai laki-laki kita harus mengakui perasaan kita"ucap Arjuna dengan tegas

"Tetapi bagian jika Mastani menolaknya?"ujar Bima yang sedikit khawatir

"Sebaiknya kita tidak gegabah Arjuna, untuk mendapatkan sesuatu kita butuh perjuangan dan untuk mengambil hatinya kita haruslah berusaha"ucap Yudhistira sambil menatap ke arah yang lain

"Apapun rintangannya aku yakin kita bisa melewatinya"ujar Arjuna sambil menatap saudaranya

Pembahasan mereka terhenti dengan perkataan pelayan yang mengatakan jika Mastani ingin bertemu mereka

Mastani Venenum WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang