Chapter 14

187 28 4
                                    

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
***

Angin berhembus begitu kencang membuat Mastani yang sedang berdiri di balokn kamarnya dapat merasakannya

Bahkan selendangnya pun ikut terbawa angin, selendang merah itu kemudian menutupi wajah Duryudana

Mastani berbalik dan melihat kakaknya yang di tutupi dengan selendangnya

Dengan langkah kaki yang terburu-buru, Mastani sampai di depan Duryudana yang masih terdiam

Tangan yang berhiaskan hena itu mulai menarik selendang itu dari wajah kakaknya

"Maafkan aku"ujar Mastani sambil mengatupkan kedua tangannya

Sejenak angin meniup pelan, Duryudana menatap wajah Mastani dengan tatapan kagum
"Kau cantik sekali"puji Duryudana

Senyum Mastani pun terbit
"Terimakasih, aku memang cantik dari dulu"

Duryudana pun tersenyum tipis, ia mengambil selendang Mastani dan kemudian memakai kembali pada Mastani

"Hari ini sedikit berangin, seharusnya kau di kamar saja"ujar Duryudana

"Tapi aku bosan kak"

"Kalau begitu biarkan aku menemanimu agar kau tidak bosan"

"Benarkah!?" Dan Duryudana pun menganggukkan kepalanya, dengan semangat Mastani pun langsung menggandeng tangan Duryudana dan berjalan ke arah kamarnya

Duduklah Mastani dengan Duryudana sambil berhadapan, kini bermain dadu.

"Tentukan hukuman!"ujar Duryudana

"Hmm.. bagaimana jika yang kalah harus menuruti segala keinginan pemenang?"usul Mastani dan Duryudana pun menganggukkan kepalanya

"Baiklah, ayo kita mulai" dadu pun di buang di atas papan permainan

Setelah melewati beberapa kali permainan, akhirnya Mastani lah yang memenangkan permainan dadu tersebut

Mastani pun menatap remeh pada Duryudana sambil melipat kedua tangannya
"Lihatlah, siapa yang tadi dengan bangganya ingin mengalahkan ku, ayo sekarang kakak harus menuruti segala keinginanku"Duryudana pun hanya tertawa kecil dan menganggukkan kepalanya

"Aku ingin kakak memanggilku sebagai Ratu, kakak harus memenuhi segala keinginanku mulai sekarang karena aku adalah Ratunya kakak"

"Sesuai dengan keinginan anda Yang Mulia Ratu"ucap Duryudana sambil menundukkan kepalanya membuat Mastani tertawa senang

"Kalau begitu tolong pijat kaki ku"pinta Mastani sambil duduk dan menjulurkan kakinya di hadapan Duryudana

Duryudana dengan patuh pun sedikit menyibakkan saree Mastani dan kemudian mengosok minyak di kaki Mastani

Tangan Duryudana pun perlahan mulai memijat kaki Mastani, dan Mastani pun menikmatinya sambil memakan beberapa buah yang di sediakan di kamarnya

Lihatlah Duryudana yang sombong dan angkuh itu kini sedang memijat kaki adik perempuannya, orang-orang di luar sana tentunya tidak akan percaya jika Duryudana melakukan hal seperti itu

Namun bagi Duryudana hal ini bukanlah apa-apa, baginya keinginan sang pujaan hati harus di penuhi

Beberapa saat kemudian karena saking menikmati pijatan kakaknya, Mastani pun tertidur pulas

Duryudana menyadari akan hal itu, ia hanya menggeleng kepalanya
"Seorang Ratu harusnya tidak boleh tertidur seperti ini"

Dia pun memutuskan untuk merapikan saree Mastani, lalu pandangan Duryudana jatuh pada wajah Mastani

Mastani Venenum WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang