Chapter 13

196 28 1
                                    

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
***

Arjuna menatap sebuah kain yang ia ikatkan pada busurnya, perlahan ia membuka kain tersebut dari busurnya

Kain itu di genggam oleh Arjuna, kemudian ia perlahan mulai menghirup harumnya kain tersebut

Aroma itu membawa pikiran Arjuna pada seorang gadis cantik, gadis yang menjadi adiknya tapi tidak pernah ia anggap sebagai adiknya

Baginya Mastani lebih cocok untuk menjadi kekasihnya, siapa yang tidak terpesona akan keindahannya?

Arjuna berbaring di tempat tidurnya dan mulai membayangkan wajah Mastani

Apakah Mastani tau bahwa di setiap ia terlelap, Arjuna selalu menciumnya? Tahukah Mastani setiap ia bermimpi maka Arjuna sedang mendekap nya?

'Semoga nanti kau akan tahu dan dengar bahwa aku begitu'batin Arjuna

Arjuna menggunakan salah satu tangannya untuk mengalas kepalanya, semakin ia membayangkan Mastani semakin Arjuna merasa mabuk kepayang akannya

"Wahai Mastani, cintailah aku"gumam Arjuna

Kemudian ia kembali duduk, Arjuna menghela nafas kasar
"Haruskah aku membaginya dengan saudaraku?"gumam Arjuna lagi

***

Sadewa yang berada di balkon kamarnya pun menatap menara-menara tinggi milik Hastinapura

Lalu pikirannya mulai tertuju pada Mastani, adik perempuannya atau haruskah Sadewa memanggilnya sebagai pujaan hatinya?

"Setiap ada Mastani..Entah mengapa jantung ku berdetak lebih kencang..seperti genderang mau perang. Dan setiap ada Mastani..mengapa darah ini mengalir lebih kencang dari ujung kaki ke ujung kepala"

Sadewa mengusap wajahnya kasar
'apa yang aku pikirkan'batinnya gusar, namun tidak dapat di pungkiri ia benar-benar tertarik dengan perempuan menawan itu

Ia perlahan mengeluarkan sebuah gelang kaki yang sangat indah dan terlebih lagi gelang itu sangat harum

Sadewa mengangkat gelang kaki itu dan memutar-mutar nya dengan satu jarinya

Tawa kecil terdengar dari mulut Sadewa, ia mengingat bagaimana ia mengambil gelang kaki ini

"Mastani, Mastani..kau benar-benar membuat ku gila, sampai-sampai aku harus mencuri gelang kaki mu ini"gumam Sadewa

"Sepertinya aku benar-benar sudah gila, hahahahaha...tapi tidak apa-apa aku menyukai perasaan gila ini..ini memacu adrenalin ku"lanjut Sadewa

Namun pikirannya kemudian tertuju pada saudara-saudaranya
"Apakah aku harus membaginya dengan mereka?"

***

Bima kini berada di taman yang terdapat danau indah di sana, pandangan Bima terus tertuju pada danau itu

Ketika ia mengedipkan matanya, di dalam air tersebut terlihat bayangan Mastani yang tersenyum padanya

"Aku mencintaimu kak Bima"suara Mastani menggema di telinga Bima

Namun Bima kembali mengedipkan matanya, dan bayangan Mastani pun menghilang
"Apa yang ku pikirkan"gumam Bima

Bima menghembuskan nafas dengan kasar, pikiran Bima mulai membayangkan bagaimana jika ia menikahi Mastani

Pastilah Mastani akan memasaknya makanan yang enak-enak, istri yang cantik dan pandai memasak, dan semuanya ada pada Mastani

Mastani Venenum WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang