Chapter 17

163 34 3
                                    

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
***

Hari ini Mastani dan Arjuna akan meninggalkan kerajaan Panchala, Drupadi pun sedikit sedih karena temannya sudah harus pergi

"Jangan sedih Panchali"ujar Mastani sambil mengelus rambut Drupadi(fyi Mastani sedikit lebih tinggi daripada Drupadi)

Dan Drupadi menganggukkan kepalanya
"Terimakasih karena sudah menjadi temanku serta menemaniku, pergilah dan sampailah dengan selamat"

"Ya, kalau begitu aku pergi dulu ya, salam Yang Mulia Raja"ujar Mastani sambil berbalik ke arah Raja Drupada, ia dan Arjuna juga memberikan salam kepada Drestadyumna

Setelah itu mereka pun naik ke kereta dan meninggalkan kerajaan Panchala

"Drestadyumna anakku, aku sangat berharap kau dapat memiliki putri kebanggaan Hastinapura itu"ujar Raja sambil menatap ke arah kereta yang perlahan menjauh

Drestadyumna pun menganggukkan kepalanya, sementara Drupadi yang mendengar itu hanya diam

Pikirannya justru melayang pada Arjuna nampak begitu gagah dan tampan, mengingat kembali saat Arjuna tersenyum padanya membuat pipi Drupadi pun sedikit memerah dan beruntungnya tidak ada yang mengetahui itu

Dari saat itu Mastani dan Drupadi pun semakin dekat mereka bahkan bukan berteman lagi tetapi sudah menjadi sahabat mereka sering berbagi cerita

Sampai akhirnya Mastani mengetahui bahwa Drupadi jatuh cinta pada kakaknya yaitu Arjuna

Mastani tentu saja mendukung perasaan sahabatnya, baginya Drupadi sangat cocok dengan kakaknya

Hari ini Mastani menerima sebuah surat dari Drupadi, yang mengatakan bahwa sebentar lagi ia akan mengadakan sayembara yang bertujuan untuk mencarikan nya seorang suami dan Drupadi berharap bahwa Arjuna juga ikut sebagai salah satu dari peserta sayembara

Mastani pun tersenyum tipis namun senyum itu tersirat kesedihan, Mastani pun menyimpan surat itu di atas mejanya, ia mulai memandang pada langit

"Andai saja aku juga bisa memiliki seorang suami"bisik Mastani

Namun Mastani segera membuang pikiran tersebut, ia pun hendak keluar dari kamar dan pergi menemui Arjuna dan memintanya untuk mengikuti sayembara

Lalu tiba-tiba pandangan Mastani menjadi buram, ia berusaha melihat dengan baik namun kepalanya terasa pusing

Rasa panas menjalar di seluruh tubuhnya membuat Mastani berteriak kesakitan, ia memegang ujung meja guna menahan keseimbangannya

Duryudana yang mendengar teriakkan Mastani sontak berlari dengan cepat menuju kamar Mastani

Tubuh Mastani sudah bergetar hebat, hidungnya mengeluarkan darah, kakinya tidak mampu menopang tubuhnya lagi

Mastani pun terjatuh, bersamaan dengan itu Duryudana pun sampai, sebelum kepala Mastani menyentuh lantai Duryudana dengan cepat menahan kepalanya

Duryudana langsung membawa Mastani ke pelukannya, ia berteriak dengan keras pada pelayan untuk memanggil seorang tabib

"Mastani.."lirih Duryudana, ia dengan lembut mengangkat tubuh Mastani dan membaringkannya di ranjang

Ruam-ruam biru pun muncul di tubuh Mastani, Mastani bahkan tidak lagi bernafas menggunakan hidungnya tetapi mulutnya, membuat nafasnya terdengar kasar

Duryudana yang melihat itu panik dengan gemetar ia pun menggegam tangan Mastani dan terus mencium-cium tangan Mastani

Semuanya pun datang ke kamar Mastani, ibu Kunti dan Ratu Gandari pun terkejut melihat kondisi Mastani yang sangat buruk

Para Pandawa pun begitu terpukul akibat hal ini, sedangkan Dursasana juga sama seperti Duryudana..ia gemeteran dengan mata yang membelak

Mastani Venenum WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang